LScenario

118 16 0
                                    


Mata ke empat pria itu membulatkan matanya dengan apa yang baru saja ia dengar lewat speaker yang terpasang di badan jennie

Duarrr!!!!!??

****
Bersamaan dengan lenguhan nafas jennie yang semakin habis, bersamaan juga dengan mata berkaca-kaca dengan kilatan menahan marah serta Puas. Tapi itu semua lenyap ketika  tangan nya menyentuh bagian bahu kanan nya dan melihat sebuah darah segar disana.

"Hyu-- Hyunjin"

Terdengar juga suara Glock terjatuh  yang jennie yakini itu dari arah suruhan tuan Oh yang terakhir yang memang belum sempat jennie hajar.

Jennie menatap tajam kedua orang itu tajam.

"K-kalian membunuh anak kalian sendiri? huh? INI HYUNJIN BODOH. KENAPA KALIAN DIAM HAH? APA KALIAN BENAR BENAR TIDAK PUNYA HATI SAMA SEKALI. BAHKAN PADA ANAK KALIAN SENDIRI!!!"  -pekik jennie tajam.

Yang jennie lihat sekarang adalah. Dua orang itu menatap tajam jennie, tapi tatapan tajam itu menyiratkan kekecewaan dan penyesalan.

"Hyunjin-aah... Tolong jangan pejamkan matamu huh?? Kau kuat. Noona janji akan bawa kau kemanapun kau mau, noona akan kabulkan apapun yang kau mau"

Hyunjin tersenyum miris menatap jennie
"Noona kuat. Noona juga harus bertahan. Noona sajar bisa menghajar se-mbilan orang suruhan ayah be-jat ku" -lirih hyunjin.

Jennie melepas kaos nya yang hanya menyisakan tangtop hitam nya, guna menahan darah di bahu hyunjin.

"jika kalian menyesal- setidaknya panggilkan ambulance untuk adik ku" -desis tajam jennie.

Tangan wanita shin menahan pergerakan pria Oh ketika hendak menuruti ucapan jennie untuk memanggilkan ambulance.

"biarkan dia"

Sorot mata kucing jennie semakin tajam. Tidak habis fikir. Tuan oh langsung menatap istrinya bingung. Setega itukah?

"Kita habisi saja mereka disini. Ini sudah kepalang tanggung. Aku tidak mau melihat gadis murahan seperti nya hidup di dunia ini"

"Begitukah? Kalau begitu lakukan sekarang"

Tangan wanita shin mengangkat ke atas memberi tanda orang dibelakang jennie agar segera melakukan tugasnya. Apalagi? Melumpuhkan jennie









"Astagaaa! Bob- bisa lebih cepat tidak sih?!!!"

"Sabar bin. Ini sudah diatas rata-rata"

"Hyung itu gang nya!!! Tapi banyak sekali penjaga"

"Salah satu harus mencari perhatian. Chanu- kau berpura-pura lah menanyai alamat pada mereka. Kupikir mereka orang-orang yang sedikit bodoh. Lalu kami bertiga akan masuk lewat pintu belakang"

Chanwoo mengangguk.

"Lakukan yang terbaik chanu-yaa"

Chanu mengangguk mantap. Dan mulai turun.

"Permisi tuan"

3 pria bermasker dengan setelan jas hitam itu menoleh tajam ke arah chanwoo.

Sabar-sabar. Mereka ibarat kucing kok lisa noona. Imut. Tidak seram.

"Ada apa?"

"Begini tuan. Apa anda tahu hunian baru di daerah sini? Aku baru saja datang dari jeju. Ingin mencari tempat sewa"

3 orang itu menatap curiga chanwoo

"Tuan maaf sebelum nya. Saya orang baik-baik. Saya hanya mencari hunian dekat dengan tempat saya kuliah. Apa kalian bisa membantu saya?"

3 orang itu malah saling menatap

"Aku jauh-jauh dari jeju karena ingin berkuliah disini. Saya lupa harusnya saya mencari hunian dulu baru mencari fakultas. Ini- saya malah tertukar. Mencari fakultas dulu baru hunian. Kumohon. Disini yang kutemukan hanya kalian. Aku tidak punya saudara atau belum menemukan teman disini" ucap chanu memelas

Astaga mual sekali bualan si jug chanwoo -bobby

"Baiklah"

"Ayo saya antar. Kebetulan disana ada hunian yang sepertinya nyaman dan pas untuk anak ingusan sepertimu"

"Hanya 1 orang saja?. Disini tidak ada orang jahat kan tuan?"

"Tidak ada! Ayo cepat"

"Ah iya iya"

"T-tapi tuan. Saya mu kasih tips. Maksud nya biar rata. Saya tidak mau pilih kasih"

"Tidak apa.nanti ku ganti uangnya" -hanbin, bobby, june

Assa....

Mereka bertiga akhirnya mengangguk
"Baiklah"

Dasar pria matre -june







*****

Dorrrr!!!

"JENNIE!!!"

terlambat

Jennie terkapar dengan perut sebelah kanan yang sudah berdarah.

June reflek menembakan eagle nya ke arah pria yang menembak jennie.

"Bin-bawa jennie cepat!!!"

"Jun- bawa hyunjin.biar aku yang mengurus mereka" -june dan hanbin menurut pada bobby.


Bobby menatap datar pria-dan wanita didepan nya

"Aku sudah tidak ada ampun untuk kalian. Maka enyahlah"

Dorr

Dorrr

Bersamaan dengan polisi yang datang. Yang sudah dipastikan ini adalah dari jung chanwoo.

"Terimakasih anda sudah melumpuhkan buronan kami tuan muda"

Bobby mengangguk lalu segera pergi menyusul hanbin bobby dan chanwoo yang membawa jennie dan hyunjin.

Meninggalkan para polisi yang sudah meringkus semua pelaku disana, termasuk paman-bibi juga sebagai ayah dan ibu hyunjin.

"Bin- gimana jennie sama hyunjin" -tanya bobby yang sudah menutup pintu mobil menatap ke kursi belakang dimana ada hanbin jennie dan hyunjin, disamping bobby sebagai kemudi ada june.

Hanbin menatap nanar jennie yang terkulai lemas menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Memeluk erat gadis nya.merapalkan ucapan nya agar jennie dan hyunjin tidak memejamkan matanya. Jennie dan hyunjin sama-sama menggigil., Apalagi jennie yang hanya memakai tanktop, karena kaos nya digunakan untuk menahan darah hyunjin dibahu kanan nya .
sebenarnya sedikit sulit tangan hanbin, antara menahan Badan jennie dan menekan bahu hyunjin agar tidak banyak keluar darah,apalagi jennie dan hyunjin mulai  memucat dan suhu badan  terasa dingin. Mereka benar-benar kehabisan darah.

"Ak-ku tidak apa"

"Bertahan lah. Kita akan sampai di rumah sakit"

Jennie dan hyunjin mengangguk lemah.tangan kiri jennie yang bebas menggenggam tangan kanan hyunjin yabg ada disampingnya, berusaha menyalurkan  kekuatan pada adik nya.

Hyunjin menggenggam erat balik.

"Kumohon kalian bertahan lah"

"Chan-"

"Dia menyusul, karna membawa motor jennie"

"MOTOR!!!???" Pekik bobby dan hanbin

june mengangguk. Hanbin menoleh kegadis yang bersandar di bahunya dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan hyunjin.

"Maaf" -gumam nya
Hanbin menggeleng "bertahanlah kumohon. Kalian harus bertahan"









.

.
.
.
.
.
.
.
.
.






*******





TBC


Love Scenario (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang