Lscenario

198 26 4
                                    


Hanbin menahan tawa ketika mendapat sebuah ocehan tidak jelas dari bobby yang terus-terusan mengeluh pada hanbin.

"Ya sudah sih tidak apa-apa"

Mata bobby melotot pada hanbin.

Yang benar saja??? Hayi- meneror nya berkali kali dengan telfon, sms, kakaotalk apapun itu hanya untuk mendapat informasi tentang hanbin dan jennie.  Dan gara-gara itu- jisoo sempat salah paham dan mendiami nya dua hari. Namun untung saja bobby bisa menjelaskan nya- tentu saja dengan bantuan Lisa si cerdik yang terhormat juga sedikit- menyebalkan haha.

Drrt...drrt

Bobby menunjuk ponsel nya yang tergeletak di meja depan sofa yang ia dan hanbin duduki. Mata hanbin memicing- ponsel bobby terus terusan bergetar.

"Kau lihat huh!!! Sana kau saja yang angkat. Baru kali ini aku membenci benda ini"

Seseorang mengambil ponsel bobby dan mematikan ponsel itu. Mencabut kartu seluler bobby.

Hanbin dan bobby melongo mendapati jennie yang dengan santai nya duduk di samping hanbin sambil memainkan ponsel nya.

Merasa di perhatikan; jennie melirik bobby dan hanbin bergantian. Bergidik ngeri ketika mereka berdua menatap jennie tanpa berkedip.

"Kenapa sih? Aku tahu- aku cantik. Tapi ya jangan dilihatin terus dong. Aku tidak mau ya kalau nanti jisoo unnie salah faham pada ku" ujar nya sambil mengibaskan rambut panjang nya seperti artis iklan shampoo di tv

Hanbin langsung menatap datar kekasih nya ini.

"Ckk- nanti kalau jisoo telfon bagaimana jen??"

Jennie memutar bola matanya malas. Melempar sebuah kartu perdana pada bobby.

"Baik sekali kau mau repot-repot membelikan ku ini" ujar bobby.

"Bukan dariku- dari jisoo unnie"

Bobby mengerjap lucu. Lalu segera memasang card itu di hp nya.

"Tapi bin– bukannya hayi masih dibawah naungan mu yah? Kau kan juga produser nya??"

"Memang iya- lalu masalah nya apa??"

Jennie merasa gemas sendiri. Lagian kenapa sih; oppa bergigi kelincinya itu harus melempar pertanyaan itu- ditambah dengan respon hanbin yang kelewat polos.

"Ckk tentu saja hayi akan betah lama-lama dengan mu. Hihhh begitu saja masa tidak mengerti- "

"Ckk tidak akan- aku tidak suka mencampuri urusan pribadi saat aku sedang bekerja melakukan tugas. Pekerjaan tetap pekerjaan lain dengan hal itu"_

Jennie menyipit memandang hanbin-

"__ kau yakin? Kau kan selalu memuji jika hayi sedang bernyanyi- bahkan kau sangat lebay- hayi baru mengeluarkan suara A saja kau sudah mesem-mesem"  celetuk bobby. Sontak membuat jennie mendelik seketika.

"YAKKKKK!!!! aaaaaaaaaa aku tidak mau tau! Kalau hayi sedang rekaman di studio mu; aku harus ikut!!"  Pekik jennie

"Aduh aduh yak!! Jane! Astaga kau kesal dengan hanbin- kenapa jadi anarkis pada ku sih!!"

Bobby mengaduh kesakitan ketika rambutnya di Jambak oleh jennie dengan sekuat tenaga.

Hanbin memijit pangkal hidung nya- merasa pusing dengan kelakuan jennie dan bobby jika  sudah bertemu- untung saja tidak ada lisa dan june.

"Hanbin-aah... Aku ikut yahh- kapan kau ke studio? Jam berapa? Sekarang? Besok? Atau-"

"Tidak!"

Mata jennie melotot. Melirik bobby yang masih mengusap usap kepalanya yang menjadi korban ke anarkis-an nya itu- sedikit merasa kasihan sih

Jennie memandang wajah hanbin dengan memelas.

"Sayang- aku ikut yah..." Ucap nya memohon kedua tangan menempel dan ia angkat di depan dadanya- memohon agar hanbin mengijinkan nya untuk ikut. Tentu saja hanbin jadi tak tega. Sebenarnya- hanbin juga akan lebih senang jika jennie ikut menemaninya- ia hanya sedikit mengerjai nya saja.

"Berikan dulu hadiah ku"  ucap hanbin sembari menunjuk bibir nya. Jennie menatap ragu. Tapi ia lebih ragu lagi jika tidak ikut hanbin ke studio nya- bisa bisa si ular itu akan mendekati KEKASIH nya ini.

"Tapi- kamu akan mengijinkan aku ikut kan??" Tanya jennie curiga

Hanbin mengangguk.

Cup

Satu kecupan berhasil mendarat di bibir manis dan tebal milik pria kim itu.

Bobby melotot.  Selama mengenal jennie dan hanbin yang 'katanya' mempunyai hubungan sebatas sahabat; bisa melakukan hal itu- didepan matanya.

"Korban friend zone??"

"Siapa?" Tanya hanbin. Bobby menunjuk hanbin dan jennie. Membuat kedua orang itu terkekeh.

"Apanya yang friend zone?? Dia pacarku sekarang"

Bobby melotot mendengar penuturan hanbin. Tersenyum lebar

"Naahhh!! Begitu kan lebih baik. Hehe. Ya sudah aku harus pulang. Aku tidak menginap yah- sekarang kalian bukan sahabat lagi- berhati hatilah kalian haha"

Jennie dan hanbin menggeleng-gelengkan kepala nya. Terkekeh kecil.

















"Jane"

Jennie menoleh dan menatap hanbin yang tersenyum manis- membuatnya tertular ikut tersenyum lucu.

Tapi- jennie mendadak gugup ketika tatapan yang hanbin berikan itu lebih ke tatapan intens. Pandangan hanbin turun ke arah bibir ranum jennie.

"Se-sedang apa k-kau??"

Hanbin kembali menatap jennie intens "sudah lama ya(?)- aku tidak menatap mu seperti ini-"
Ucap nya lirih.

Glekkk

Jennie bersusah payah menelan ludah nya sendiri.

"S-sedang apa sih?!"  Jennie bergerak gelisah. "Mengagumi mu sayang"

Hanbin semakin mendekatkan wajahnya hingga tidak ada jarak satu centimeter pun.yang jennie rasakan saat ini adalah

Bibir kim hanbin yang manis dan kenyal- juga- sesuatu yang hanbin lakukan. Itu sangat lembut. Jennie mulai menutup matanya. Menikmati setiap kecupan dan sentuhan kecil yang hanbin berikan saat ini.

Satu hal yang baru saja jennie nobatkan jadi miliknya juga bibir hanbin yang menjadi candunya-.

Dia bertekad hanbin milik ku. Aku akan mengusik siapapun yang mengambil milik ku.  Aku tidak akan memberikan ini pada siapapun.

"I love you J-"

Jennie tersenyum- "i love you too-"

Hanbin menarik jennie ke pelukan nya. Hangat- itu yang jennie rasakan juga rasa nyaman yang menjalar pada dirinya.




💦💦💦💦
TBC

Love Scenario (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang