Lscenario

172 25 1
                                    

Hari ini jennie mendapat bagian rekaman paling awal untuk album pertama nya. Jennie tentu saja sangat antusias untuk itu, tapi ada hal lain yang membuatnya sedikit murung.

"Unnie- kau sedari tadi diam terus; ada yang mengganggu fikiran mu??" Tanya rose yang menemani jennie rekaman. Karena hanya rose yang tidak mempunyai jadwal hari ini.

"Hanbin marah padaku chaeng-"

Rose menatap bingung jennie yabg terlihat murung.

"Mau cerita?" -rose mengelus pundak jennie. Jennie hanya menggeleng "aku bahkan bingung harus cerita dari mana"

Jennie menatap sendu rose.

"Ayo turun girls- kita sudah sampai" ucap sang manager.

Perasaan jennie semakin tidak karuan.ia takut bertemu hanbin. Entah apa yang jennie lakukan sampai membuat hanbin mendiami nya begini. Perasaan kemarin lusa masih biasa aja. Entah angin dari mana- semalam hanbin hilang tanpa kabar. Sekali nya membalas pesan jennie- itu terlihat dan terdengar sekali kalau dia sedang marah.

Manager membuka ruangan dengan pintu bercat coklat tua. Jennie dan rose masuk- jennie sempat melirik lelaki dengan plester kuning dipipinya- pria itu tampak tenang dan sedikit garang.

Tipikal kim hanbin sekali.

Raesung yang menyapa mereka terlebih dahulu.

"Chaeng noona ikut? Bukan kah jadwal mu masih lusa?"

Rose mengangguk "aku tidak ada jadwal hari ini_ jadi aku memilih menemani seseorang yang sedang takut bertemu singa jantan itu"

Jennie mendelik. Rose hanya menyengir saja.

Singa jantan?

"Sudah lah rae-- kau tak perlu tau__ umur mu masih belum cukup untuk memahami hal seperti ini" sahut teddy.

"Begitu ya? Buktinya aku bisa membuat lagu-lgu romantis" ujar raesung meledek.

"Jennie-yaa kau sudah siap?? Ayo kamu masuk sana ke ruang record". Ujar teddy.

Jennie mengangguk lalu berjalan ke recording room dimana ia melewati tempat hanbin duduk.

Hanbin tentu mendengar suara jennie yang menghela nafas nya.

Maaf  begitulah kira-kira isi hati hanbin.

Ceklekk

"Hanbin-aah_&" seseorang menyela masuk ke ruangan itu. Raesung mentap  gadis itu tak suka.

"Noona maaf- tapi kami sedang ada rekaman untuk jennie noona. Urusan mu dan hanbin hyung bisa nanti saja kan?" Ujar raesung masih sedikit sopan.

Seolah angin lalu. Lee Hayi asal menarik tangan hanbin keluar. Jennie yang melihat itu terkejut- terpaku ditempat.

Apa apaan ini!!

"Aku sedang ada rekaman.. bisa nanti kan?"
Ujar hanbin mencoba melepaskan genggaman nya.

"Tidak bisa. Ada hal yang ingin aku tunjukan"

Hanbin menghela nafas.

*****

Dia bahkan tidak menolak ketika gadis itu menarik tangan nya.

Atau dia- menjadikan ku kekasih nya hanya karena dia takut kehilangan sahabat sepertiku? Aish- banyak sekali yang aku pikirkan. Rasanya bercabang kemana-mana.

Lagian kemana sih si ular itu membawa hanbin. Hatiku tentu saja sesak rasanya.

Ini yang aku takutkan. Ketika kita sedang tidak baik-baik saja; seseorang masuk dan menjadi alasan hanbin tersenyum.

"Jenni-yaaa- bisa mulai sekarang? Kau sudah siap??" Suara teddy mengintrupsi nya. Aku mengangguk. Bagiku sekarang adalah rekaman dengan baik agar cepat selesai dan bisa keluar dari tempat ini.  Aku sedikit muak sekarang.

Aku beberapa kali melakukan sedikit kesalahan. Hingga pada sesi terakhir rekaman ku sempurna. Kali ini aku membawa lagu  genre ballad. Astaga- bahkan lagu nya begitu terdengar mellow sekarang seperti hati ku.

"Ayo kita pulang" ajak ku pada manager dan rose.

Teddy oppa dan raesung menatap ku bingung. Tidak biasanya. Aku yakin mereka berfikir seperti itu.

"Ada yang kau sembunyikan jane??" Ucap teddy oppa terdengar selidik

"___ ralat;; lebih tepat nya kalian. Kau dan hanbin"

Ckk- kenapa sih oppa kelewat peka pada ku?

"Aku tidak apa. Hanya sedikit tidak enak badan"

Teddy oppa mengangguk. "Ya sudah pulang istirahat lah- kau perlu memulihkan badan mu "-

"--- juga hati mu"lanjutnya. Aku mengangguk.

Rose mengambil tas nya di meja pojok. Lalu melingkarkan tangan nya di lengan ku.

"Ayo unnie.. oppa ; rae kami pulang dulu"

Semoga saja aku tidak bertemu si tigerbin ku.

*
*
*
*
*
*

"Hyung- loh ? Sudah selesai?"

"Kau dari mana saja? Rekaman selesai 10 menit yang lalu"  ucap teddy yang masih mengotak-atik hasil rekaman jennie tadi.

"Jennie- sudah pulang?"

Teddy menatap heran hanbin

"Kau fikir dia akan menginap disini?" Sahut teddy yang malah bertanya balik.

Atensi nya masih terpaku pada kim hanbin yang sedang mengusap wajahnya kasar.

"Kau berkencan dengan jennie? Dan kau sedang mengabaikan nya?"

Hanbin menatap kosong gelas di meja depan ia duduk.

Mengangguk lesu

"Bodoh- sudah tau ada pacar mu sendiri. Kenapa kau tidak menolak ajakan lee hayi tadi?"

"Aku hanya kaget saat ditarik begitu" sela nya.

Teddy terkekeh. Sejak kapan sih hanbin jadi bodoh begini.

"Carilah alasan yang tepat. Rumor nya kau menyukai hayi. Benar? Tapi kau mengencani sahabat mu sendiri. Kau juga tidak bisa membagi waktu- dan membedakan Antara teman dan kekasih" selidik teddy.

"Itu hanya rumor hyung. Menyukai bukan berarti menaruh hati pada hayi. Aku sekedar mengagumi suaranya. Bukan orang nya"

Teddy mengangguk

"Ya ya- setidak nya datangi jennie- aku tidak tahu apa masalah kalian. Dan siapa yang salah disini. Kau tahu- perempuan itu tidak ada yang salah. Jadi mau salah atau tidak; pria yang harus maju dan meminta maaf.. kaum wanita itu tergolong makhluk yang sulit minta maaf"

" Ya!! Apa maksud mu huh? Kau berfikir wanita seperti itu??!!.  Ya!!-- Aku juga perempuan. Kau kira aku hantu? Huh!!"

Teddy menyengir. Ia lupa kalau ada orang lain diruangan itu. Kim hansun. Seorang produser Akmu.

💦💦💦💦
TBC

Love Scenario (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang