11

101 10 0
                                    

"Hai,Lo Belva kan?" sapa Alex

Belva yang sedang berjalan di koridor pun berhenti berjalan dan menoleh ke arah sebelah kanannya.

Belva masih ingat betul dengan laki laki di hadapannya ini. Alex,laki laki yang membantu nya agar tidak terlambat masuk sekolah.

"Oh hai,Lo pasti Alex?" sapa Belva balik.

Alex terkekeh dan mempersilakan Belva agar tetap berjalan menuju kelasnya.

"Lo masuk kelas mana Lex?" Tanya Belva

"Gue 12 IPS 3." jawab Alex

"Ah! Sorry ya. Gue terkesan ga sopan banget manggil nama Lo." ujar Belva tak enak hati.

"Hahaha Lo lucu.." Ucap Alex yang membuat Belva salah tingkah.

Belva menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yaudah kak,kalo gitu gu-gue masuk kelas dulu ya." ucapnya

Alex dengan sepontan mengacak acak rambut Belva dan membuat beberapa siswa yang melihat berteriak histeris.

"Ih kakak apa apaan si? Gue malu!" ucapnya sambil memajukan bibirnya.

Alex tersenyum,"belajar yang bener, istirahat gue kesini."

Mata Belva membulat,pasti saat ini pipi nya sudah semerah tomat.

"Ya ampun itu pacar Belva? Sweet banget ya!"

"Dih sok bucin. Yang ada jijik gue liat nya!".

"Ceweknya cantik cowoknya cakep,cocok deh."

"Enak ya bisa deket sama cowo yang ganteng,tinggal pilih mana yang mau dijadiin pacar."

"Pacarnya kak Belva?"

"Ganteng ya duh baper."

Itu lah beberapa komentar yang dapat Belva dengar. Belva hanya menghela nafasnya,ia tidak suka kehidupan nya menjadi asupan para netizen.

"BELVAA!!!! ITU PACAR LO???!!" teriak Kania membuat Belva menutup telinganya.

Bagaimana tidak? Baru saja berjalan selangkah masuk kedalam kelas,suara cempreng Kania sudah memenuhi kelas dan membuat beberapa temannya melihat ke arah nya.

"Gausah teriak teriak mbak." Ujar Belva mendengus.

"Sumpah ga nyangka gue seorang Belva Candita bisa deket sama cowo buset." lebay kania

"Lo pikir gue sakit?" tanyanya dengan kesal

Kania hanya menyengir tanpa dosa. "Ya ga si,secara Lo selama ini anti cowok bahkan Lo cuma deket sama si Daffa noh sampe bosen gue liatnya." ucap Kania

"Lagian gue sama Daffa udah dari jaman orok kali,udah ah gue mau baca novel." putusnya

"Ih temenin gue dulu ke kantin ya? Yaa?" minta Kania dengan puppy eyes yang membuat Belva jengah.

Belva membuang nafasnya kasar dan menutup kembali novelnya. "Yaudah buruan."

Kania langsung bersorak senang. Inilah keuntungan bersahabat dengan Belva,ia tidak pernah merasakan sakit atau bahkan merasa kecewa atas apa yang selama ini mereka lakukan.

Mereka selalu melakukan bersama sama,saat bertengkar pun mereka masih bisa mengobrol lalu melupakan masalah nya tanpa membahas.

Hanya sekedar ucapan maaf dan terimakasih sudah membuat persahabatan mereka baik.

-FZ-

"Gue denger Lo deket sama most wanted SMA Lex?" tanya Tyo, sahabat Alex.

Alex mematikan rokoknya dan membuang nya asal.

"Gue cuma anggep dia kaya adik gue sendiri. Lo pasti ngerti." jawab Alex

Tyo begitu memahami Alex, walaupun mereka bersahabat baru saat ini mereka bisa satu sekolah.

Tyo dan Alex sudah bersahabat sejak kecil karena rumah mereka bersebelahan dan juga orang tua mereka rekan kerja.

"Gimana keadaan Cantika? Baikan?" tanya Tyo.

Alex gaya tersenyum kecil dan mendudukkan kepalanya.

-FZ-

"Kamu lagi kamu lagi,sampai saya bosan melihat kamu berada di ruangan ini!" seru pak Bambang,guru BK yang mengatasi anak anak bermasalah disekolah.

"Kali ini apa yang kamu lakukan? Telat lagi? Kesiangan? Bantuin sopir angkot?" tanya pak Bambang

Pagi ini Daffa terlambat sekolah untuk kesekian kalinya. Semalaman iya begadang karena adanya turnamen fire fire bersama para temannya hingga subuh ia baru bisa tidur.

"Hari ini saya telat karena menolong anak kucing yang mau menyebrang pak." jawab Daffa asal

Pak Bambang menggeleng kan kepalanya,ia sudah bosan mendengar apapun alasan dari Daffa

"Bersihkan toilet kelas 1 sampai kelas 3 ditambah toilet guru. Saya tidak mau tau dan jalani hukuman mu dengan baik!" putus pak Bambang.

Daffa mengerjapkan matanya tidak terima. "Tapi kan pak menolong sesama hidup itu harus,saya tidak salah." bela Daffa

"Lakukan hukuman kamu atau saya tambah." ancam pak Bambang

Mau tak mau Daffa harus mengiyakan,jika tidak pak Bambang akan menghubungi ayah atau ibunya.

Daffa berjalan keluar dari ruang BK dengan perasaan penuh kesal.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang