Selama diperjalanan,tidak ada yang berbicara.Daffa sibuk menyetir dan Belva hanya menatap jalanan dari jendela.
Tiba tiba saja,mobil Daffa berhenti di kedai yang merupakan tempat langganan Daffa dan Kevin.
Menurutnya tempat ini sederhana,harganya juga pas untuk kalangan anak sekolah,ditambah makanan nya yang enak.
"Ngapain ke sini daff?" tanya Belva yang tiba tiba saja Daffa mematikan mesin mobilnya.
"Gue laper." jawab Daffa dengan dingin.
Belva membuang nafasnya kasar ketika Daffa keluar dari mobil dengan dingin.Belva memutuskan untuk keluar dari mobil dan ikut duduk berhadapan dengan Daffa yang sedang memesan makanan.
"Lo mau apa?" tanya Daffa.
Belva menoleh sekilas ke arah daffa.Jujur saja saat ini perasaan nya tidak enak,ditambah Daffa yang bersikap dingin.
"Gue ga lap-"
Kruyuk kruyuk - suara perut Belva.
Daffa menghela nafasnya. "Nasi goreng spesial 2 sedeng,es teh 2." Ucap Daffa pada pelayan kedai itu.
"Baik mas,ditunggu ya." Daffa mengangguk.
"Ngapain si pake bunyi segala,malu maluin banget anjir." batin Belva sambil meremas rok sekolahnya.
Daffa menatap Belva yang sedang mengigit bibir bawahnya.
"Gue galau bel.Gue emang niat mutusin Niken,tapi bukan kaya gini.Gue diputusin tanpa alasan yang jelas bel." lirih Daffa sambil menunduk kan kepalanya.
Entah suara Daffa yang seperti itu membuat Belva sedikit merasa bersalah tadi sudah menyalahkan Daffa.
"Gue udah coba tanya,tapi dia gamau cerita.Gue brengsek ya bel?" Tanya Daffa sambil menatap Belva yang juga menatap Daffa.
Belva menggeleng kecil.Menopang pipi Daffa. "Lo ga brengsek daff,Lo cowok baik kok.Gausah sedih ya? Mungkin Niken belum bisa jelasin alasannya ke elo sekarang,tapi Lo harus percaya.Apapun alasannya,pasti Niken udah mikirin baik baik." Daffa menunduk sambil memegang tangan Belva yang berada di pipi nya.
"Cuma elo yang selama ini ngertiin gue bel,dari kecil Lo selalu ada buat gue bahkan elo ga malu sama gue." ucap Daffa.
"Gue sahabat Lo daff,ga mungkin sahabat ninggalin sahabatnya kan?"
"Gue sayang Lo bel,gue sayang Lo"
Belva tersenyum kecil.Baginya Daffa sudah seperti kakaknya sendiri.Bahkan ia merasa beruntung mempunyai sahabat seperti Daffa yang selalu menemani nya.
Bahkan disaat keadaan apapun,termasuk disaat Daffa kecil yang suka dibully oleh teman temannya.
Dulu,Daffa kecil gendut,hitam,dan dekil bahkan dia belum bisa menaiki sepeda.
Flasback on-
"Hahaha dasar gendut! Naik sepeda aja ga bisa!" ejek Dimas,salah satu teman sekelas Daffa.
Daffa yang habis terjatuh itu bangun,memasang muka garangnya yang justru membuat teman temannya tertawa mengejek.
"Dasar gendut!"
"Haha naik sepeda aja ga bisa!"
"Gimana mau dapet nilai bagus besok kalo disekolah badannya aja gendut ga bisa lari haha"
"Gendut gendut gendut haha"
Daffa yang mendengar hanya bisa mengepal kan tangannya emosi.Bukan tidak bisa membalas,posisinya Daffa sendirian dan mereka ber empat.
Namun tiba tiba saja,Belva datang sambil membawa kemoceng.
"Kalian ngapain sahabat aku?!" tanya Belva garang
Vino,salah satu diantara mereka dengan berkecak pinggang mendekat ke arah Belva.
"Bukan urusan kamu kita habis ngapain sahabat gendut kamu!" jawab vino sambil tertawa.
Belva sedikit menoleh ke arah Daffa yang sudah menggelengkan kepalanya agar tidak mencari keributan dengan mereka.
Tetapi Belva tidak menggubrisnya,Belva tanpa takut mendorong tubuh vino dengan kencang sehingga vino terjatuh.
"Jangan pernah ganggu sahabat aku lagi! Kalo aku tau kamu masih ganggu sahabat aku,aku bakal lempar kalian ke sungai biar kalian dimakan sama buaya!" seru Belva dengan mengangkat kemoceng seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya.
Dimas,Leo,dan Iyan menolong vino agar bangun.Belva hanya menatap mereka dengan tajam.
"Awas ya,urusan kita belum selesai.Aku bakal bawa ayah aku kesini buat marahin kalian!" ancam vino
Belva berkecak pinggang. "Aku ga takut sama ayah kamu aku ga takut bawa aja kesini!" ucap Belva yang membuat mereka pergi dengan kesal.
Namun ketika mereka pergi,dengan sengaja,Iyan mendorong Daffa hingga jatuh.
Belva yang melihat langsung ingin mengejar namun tangannya dicekal oleh Daffa.
"Daffa ngapain si tarik tangan Belva? Belva mau bales mereka udah buat Daffa jatuh!" pekik Belva
Daffa menggeleng. "Daffa gapapa Belva.Belva bantuin Daffa aja ya bawain sepeda Daffa,kita pulang." lirih Daffa.
Belva menatap Daffa kesal. "Daffa harusnya bales mereka,mereka udah jahat sama Daffa kenapa Daffa diem ia si?! " Omel Belva yang membuat Daffa terkekeh.
"Daffa ngapain ketawa?! Belva serius!"
Daffa menghentikan jalannya,menatap Belva yang sedang membantu mendorong sepedanya di belakang dan ikut berhenti.
"Kalo Daffa bales mereka,Belva nanti akan benci Daffa.Karena Daffa tau,Belva bukan orang yang suka balas dendam.Daffa mau jadi sahabat Belva yang ga akan membalas kejahatan dengan kejahatan.Belva ngerti kan?" ucap Daffa yang membuat Belva mengangguk mengerti.
"Daffa janji kan bakal selalu ada buat Belva kaya Belva yang selalu ada buat Daffa?" tanya Belva polos
"Daffa janji,Daffa bakal selalu ada buat Belva." jawabnya.
Flasback off-

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Belva Candita Hameldan,anak kedua dari keluarga Hameldan,Arya Putra Hameldan dan Fani Oktavia Hameldan.Memiliki satu Abang laki laki,dia adalah Bentang Pratama Hamelda. Belva juga mempunyai seorang sahabat,dia laki laki.Dia...