6

155 14 1
                                    

"Kak,kita putus ya?" ucap gadis berumur 15 tahun itu tepat didepak Daffa.

Entah keberanian darimana gadis itu meminta hubungannya berakhir yang membuat Daffa kaget.

"Aku ada salah sama kamu?" tanya Daffa.Gadis itu menggeleng kan kepalanya.

"Terus kenapa kamu minta putus? Aku sayang sama kamu ken,aku sabar nungguin kamu walaupun ayah kamu larang kamu buat pacaran." ujar Daffa.

Yap,gadis itu adalah Niken Aulia Putri.Pacar yang sudah 5 bulan menjalin kasih dengan Daffa.

Niken menatap mata Daffa yang sudah terlihat kaget.

"Kita emang harus putus kak.Kita udah ga cocok dan kakak itu brengsek!" ucapnya dengan penuh keberanian.

Daffa diam ditempatnya mendengar,apa maksud Niken mengatainya brengsek? Apa dia melihatnya?

"Kamu ngomong apa si?" tanya Daffa

"Aku benci kakak! Aku mau kita putus kak!" Niken sambil pergi menjauh dari Daffa yang masih diam.

Niken sendiri sangat hancur harus mengakhiri hubungannya.Dia berhenti sejenak, menoleh ke arah Daffa yang masih diam.

"Maafin aku kak,ini cuma dare.Tapi aku harus lakuin ini." benaknya sambil menghapus air matanya yang turun kemudian berlari dari halaman belakang sekolah.

Daffa masih diam menatap kepergian kekasihnya,eh mantannya yang baru saja mengakhiri hubungannya.

"Gue salah apa? Dia liat gue cium Belva? Kalo iya dia pasti tanya dulu." gumamnya.

"Argh!" Daffa mengusap rambutnya dengan kasar.

Daffa masih mencintai Niken walaupun ia memang berniat mengakhiri hubungannya.Tapi tidak dengan cara seperti ini.

Jika dulu Daffa mendekati Niken dengan cara baik,mereka juga harus mengakhiri nya dengan baik juga bukan secara sepihak.

-FZ-

Belva sedang berjalan ke arah kopsis sekolah untuk membeli bolpoin karena isinya sudah habis.

Saat berjalan,dia tidak sengaja bertabrakan dengan Niken.

"Eh sorry sorry gue ga sengaja." Ujar Belva

Niken hanya menatap Belva sekilas lalu memilih berjalan meninggalkan belva.

Namun dengan cekatan,Belva mencekal tangan Niken.Ia paham,mata Niken sembab seperti baru saja menangis.

"Lo Niken kan?" tanya belva

Niken hanya mengangguk.

"Lo habis nangis? Lo ada masalah sama Daffa?" Tanya Belva lagi.

"Ga-engga kak.Aku gakpapa.Aku permisi ya kak." pamit Niken.

Belva melepas cekalan tangannya.Ia merasa ada sesuatu yang Niken sembunyikan,tapi apa? Ia harus menanyai kepada Daffa.Pasti ini ulah Daffa.

"Sampe lupa kan gue harus ke kopsis." pekiknya

Belva berjalan cepat untuk langsung ke kopsis,karena jika ia sangat lama pasti guru yang sedang mengajarnya akan menghukum nya.

-FZ-

Selepas pulang sekolah,Belva langsung menghampiri kelas Daffa yang ada disebelah kelas Belva.

"Daff." Panggil Belva kepada Daffa yang sedang Mabar game dengan Kevin.

"Daff." Panggil Belva lagi yang masih belum ada jawaban dari Daffa.

"Daffa!" Seru belva.

"Apa si Ndut?" Suara Daffa yang membuat Belva sedikit kesal.

"Gue mau ngomong sama Lo." Ujar Belva

"Ya tinggal ngomong apa susahnya si." jawab Daffa.

"Berdua bukan bertiga." sindir Belva sambil melirik ke arah Kevin.

Kevin yang merasa tersindir pun terkekeh.

"Okey okey,gue balik mbak." Ucap Kevin sambil mematikan ponselnya dan memasukannya kedalam saku celana.

"Woy anjir ini kalah bego Lo malah keluar!" Saut Daffa yang membuat Kevin tertawa.

"Gue balik lah daft,kasian pacar gue nunggu.Gue duluan bel." pamit Kevin.

Tinggal mereka berdua yang ada didalam kelas.Belva duduk disebelah Daffa yang masih fokus dengan gamenya.

"Daff" Panggil belva

"Hmm."

"Gue serius ih mau ngomong"

"Tinggal lah gue dengerin."

Belva menghela nafasnya melihat sahabatnya yang terus fokus dengan gamenya.

"Lo apain Niken daff?" Tanya Belva.

Daffa memilih diam.

"Gue tadi ga sengaja liat dia abis nangis.Pasti gara gara Lo kan?" tanya Belva lagi.

"Dia mutusin gue." Jawab Daffa

Belva kaget. "Gak kebalik? Bukan Lo yang mutusin?"

"Gue ga mutusin dia Ndut,dia yang ngajak ketemu gue dia yang mutusin tanpa alasan yang jelas." jelas Daffa

"Tapi kan harusnya Lo bisa bujuk dia,Lo ga liat dia sedih gitu?"

Daffa keluar dari gamenya,memasukan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

"Harusnya dia ga sedih,karena dia yang mutusin."

"Tapi daff,gue liat dia tuh nangis."

Daffa membuang nafasnya dengan kasar.

"Terserah Lo bel,gue ga butuh pembelaan Lo.Kalo iya lo anggep gue yang mutusin dia itu terserah Lo dan hak Lo." ucap Daffa yang membuat Belva diam.

"Gue pulang.Lo dijemput?" Belva masih diam.

Daffa menghela nafasnya.Menarik tangan Belva agar pulang bersamanya

Belva hanya menuruti kemauan Daffa, mengikuti arah tarikan tangan ya.

Jujur,Belva tidak bermaksud seperti itu.Belva tau,mana mungkin jika cewek memutuskan hubungan tapi dia sendiri yang menangis?








Yey aku update.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang