Sore ini Daffa berniat untuk kerumah Belva yang berada di sebelah rumahnya.Bisa saja Daffa masuk lewat balkon kamar milik Belva,namun kali ini Daffa akan kerumah Belva layaknya tamu.
"Ganteng banget gue." ujarnya sambil.merapikan rambutnya dengan menggunakan sela sela jarinya.
Daffa keluar dari kamarnya melangkah kan kakinya menuju Danis,ibu Daffa.
"Mamih,anakmu yang tampan bagaikan raja raja pergi dulu mami." teriak Daffa yang membuat Danis menggeleng kan kepalanya.
"Abang mau kemana sore sore gini udah rapi?" tanya Danis.
"Mau kerumah calon mantu Mamih lah." jawab Daffa asal
Danis menyerit bingung. "Niken?" tanyanya
"No mami no!" jawab Daffa
"Terus siapa? Abang mau jadi fakboi kaya diluaran sana iya?"
Daffa tertawa kecil merangkul ibunya layaknya teman.Kurangajar bukan? Namun inilah sifat Daffa.
"Belva Candita.Calon mantu Mamih." bisik Daffa yang dengan reflek mendapat cubitan dari ibunya.
"Mamih kok nyubit Abang?!" protes Daffa
"Lagian kamu aneh aneh aja! Gausah ngaco.Mamih ga mau ya kalo sampe Belva cerita ke Mamih kamu buat dia nangis." ucap Danis penuh peringatan.
"Iya astaga Mamih.Abang ga buat Belva nangis yaelah.Tenang sama Abang ini mih,anak paling tampan." Danis hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat anak sulungnya.
Memang, keluarga Daffa sudah menganggap Belva seperti keluarga nya sendiri.Bahkan Danis,ibu Daffa menganggapnya sebagai anak perempuan nya.
Pasalnya,ibu Daffa hanya memiliki dua orang anak laki laki yaitu Daffa dan adiknya,Hito.
Setelah sedikit ada perdebatan dengan ibunya,daffa pun langsung menuju rumah Belva.
Masuk melewati pagar rumah Belva dan mengetok pintu rumah Belva.
"Siap-"
"Oh nak Daffa.Ayo masok daf." ucap ramah Fani,ibu Belva.
"Iya Tante,Daffa masuk ya Tante."
"Masuk aja daff,udah lama kamu ga pernah main kesini." ujar Fani.
Daffa hanya tersenyum kecil. Tante mana tau kalo gue masuknya lewat balkon bukan pintu.
"Belva ada Tante?" tanya Daffa
"Ada kok,dikamarnya biasa." jawab Fani
"Ndrakor lagi ya tan?" Fani mengangguk dengan malas.
"Biar Daffa basmi Tan!" Fani terkekeh.
Fani senang dengan keberadaan Daffa.Pasalnya,Fani tidak merasakan kesepian.
Selama ini Fani memiliki dua orang anak yang selalu sibuk dengan dunianya.Anak pertamanya yang sudah mulai sibuk dengan tugas tugas perkuliahan nya,sedangkan anak keduanya? Belva selalu saja memilih dikamarnya dan bermarathon Drakor.
Walaupun Belva sering membantu ibunya,selalu menceritakan apa yang terjadi dengannya tapi tetap saja,Fani merasakan kesepian.
"Daffa ke kamar Belva dulu ya Tante." ucap Daffa
"Iya daff,nanti turun kebawah ya.Tante baru bikin brownies soalnya." ingat Fani
"Siap Tante." Daffa melangkahkan kakinya menuju kamar Belva.
Pintu berwarna putih bertuliskan Belva room's itu dibuka oleh Daffa.
Daffa menyilang kan tangannya didada saat melihat Belva yang sedang tengkurap menatap laptop yang sangat Daffa tau jika Belva sedang menonton Drakor.
Daffa menutup pintu kamarnya dan berjalan mendekat ke arah Belva yang tengah berada diatas kasurnya.
Seperti biasa,Belva tidak pernah menyadari kehadiran Daffa setiap Belva sedang menonton Drakor.
Dengan jahilnya,Daffa menutup laptopnya dan membuat sang empunya menatapnya kesal.
"Daffa?! Lo ngapain si?!" tanya Belva sebal
"Ya Lo liat gue ngapain." jawab Daffa santai.
"Lo emang selalu ganggu gue! Kalo Lo main game aja gue ga pernah ganggu tapi Lo selalu ganggu acara nonton gue!" seru Belva yang membuat Daffa tersentak kaget.Belva tidak pernah marah sampai seperti ini.Apa sekarang dirinya sudah kelewatan? Ah tidak biasanya juga seperti itu.
"Lo ngapain si ganggu gue?! " Galak Belva
Daffa hanya bisa memundurkan badannya ketika Belva berdir tepat dihadapan nya dengan wajah marahnya.
"Gue kesel sama Lo!" seru Belva sambil memukul berulang kali dada Daffa
"Iya iya gue minta maaf anjir,ini sakit." Rintih Daffa.Jujur saja,pukulan Belva memang terasa sakit.
"Bodo amat!" ucap Belva sambil menghentak hentakan kakinya.
Daffa terkekeh kecil mengacak acak rambut Belva.
"Apa si daff? Lo mau ngapain kesini?" Tanya Belva
Daffa memilih duduk di atas kasur king size milik Belva.Mengambil cemilan yang ada diatas kasur itu.
Belva nampak acuh dengan sikap Daffa,toh sudah biasa Daffa masuk kedalam kamarnya seperti ini.
"Lo tau kan hubungan gue sama Niken udah kaya pacaran sama bocah." ujar Daffa
"Ya terus?" tanya Belva cuek.
"Gue pengin putus." ucap Daffa yang membuat Belva melempar nya dengan bantal.
"Lo kerasukan apa si? Lo ga mikir Niken sayang sama lo? Gimana perasaan Niken kalo tau Lo putusin?" omel Belva.
Daffa menghela nafasnya. "Lo ga ngerti gimana bosennya gue."
"Gue harus pacaran diem diem,berasa nyulik anak orang gue." tambah Daffa.
Belva duduk menyilang tepat didepan sahabat nya itu.
"Lo kan tau,Niken bokapnya tentara.Lah ya Lo harusnya tau resikonya kaya apa.Gausah jadi cowo brengsek yang cuma karena jenuh Lo jadiin alesan buat putus." Ucap Belva
Belva menatap sahabatnya yang nampak tidak mendengar kan ucapannya.
"Lo denger ga si apa yang gue bilang? Gedeg banget gue punya sahabat kek elu! Tau ah terserah Lo!" gerutu Belva
Jangan lupa follow Instagram @itspinta__
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Belva Candita Hameldan,anak kedua dari keluarga Hameldan,Arya Putra Hameldan dan Fani Oktavia Hameldan.Memiliki satu Abang laki laki,dia adalah Bentang Pratama Hamelda. Belva juga mempunyai seorang sahabat,dia laki laki.Dia...