5

173 13 0
                                    

Maaf banget ya aku jadi jarang update karena sibuk,tapi aku bakal usahain update setiap hari sekali,oke?



"LO BERANGKAT SAMA SIAPA ANJIR?!!" Teriak Kania yang membuat Belva menutup telinganya.Bahkan beberapa siswa yang ada dikelas ikut melihat ke arah mereka berdua.

"Gausah teriak teriak kenapa si kan?"tanya Belva sambil mengusap usap telinganya.

Kania hanya menyengir tanpa dosa.

"Lo tau ga si jadi bahan trending topik disatu sekolah? Lo kan biasa bareng Daffa tapi tau tau udah ganti,cogan pula." Ucap Kania.

Belva hanya memutar bola matanya malas.Toh itu sudah sering terjadi,untuk apa Belva memperdulikan nya?

"Terus gue peduli gitu?" Kania menggerutu kesal.Sahabatnya ini memang keras kepala.

"Lo sekali kali mikir ke hidup Lo,jangan terlalu buat bodo amat." ujar Kania.

Belva menghela nafasnya.Mengubah maniak matanya menjadi menatap Kania. "Kania,hidup itu harus belajar untuk bodo amat.Jangan terlalu merespon omongan orang lain yang nyatanya ga buat hidup Lo itu bahagia.Ngerti?" Belva langsung meninggalkan Kania yang masih tetap diam.

Belva merasa jengah,untuk apa ia merespon ucapan orang lain? Bahkan orang lain berhak mengomentari hidupnya dan dirinya berhak untuk tidak merespon komentar orang lain bukan?

Sesekali hidup itu harus bodo amat,biar ga terlalu peduli sama omongan orang lain.

Belva memilih pergi ke roftoop untuk menenangkan pikirannya.

Saat memasuki roftoop ,mata Belva menatap cowok yang sedang merokok.Ia sangat tau betul sosok siapa itu.

Dengan langkah cepat,Belva menepis sebatang rokok yang hampir saja cowo itu hisap.

"Bisa ga si kalo ada masalah gausah dilampiasin ke barang kotor kaya gini?" omel Belva yang langsung menginjak putung rokok itu agar mati.

Daffa membuang wajahnya.

Belva membuang kasar nafasnya.Ia duduk disebelah Daffa.

Memang,roftoop merupakan tempat mereka dan teman temannya untuk membolos karena lokasi yang sulit dijangkau guru.

Bahkan disini,Daffa mengubahnya sebagai tempat istirahat yang ada meja bahkan kursi sofa.

"Pacar Lo?" Tanya Daffa yang membuat Belva bingung.

"Mak-"

"Cowo yang anter Lo."

Belva beroh ria. "Bukan."

"Bukan?" Beo Daffa.Belva mengangguk.

"Dia anak baru,gue ga sengaja ketemu dia dan dia ngajak bareng.Yaudah gue iyain daripada telat." ujar Belva.

Daffa mengubah posisi duduknya menjadi menyamping.Menghadap Belva yang masih menatap ke arah depan.

"Sorry bel.Maafin gue,tadi gue terlalu emosi." ucap Daffa.

Belva tersenyum ke arah Daffa. "Gue ngerti.Maafin gue yang terlalu ikut campur urusan Lo daff."

"Gak masalah Ndut." dengan cepat Belva mencubit pinggang Daffa.

"Gue ga gendut daff!"

"Tapi Lo gendut."

Belva menepis tangan Daffa yang mencubit pipinya.

Daffa hanya tertawa.Sebenarnya Belva tidak gendut dan tidak kurus.Badannya bisa dibilang body goals diumurnya yang masih remaja ini.

Badan berisi dan membuat beberapa cowok disekolah ya mencoba menggoda Belva,namun Belva menolak mereka.

Bisa saja Daffa menerkam sahabatnya yang terkadang membuatnya bernafsu,tapi ia tidak ingin merusak cewek sebelum waktunya.

"Lo ga masuk Ndut?"  Tanya Daffa

"Bolos gue,males pelajaran Bu Ida
" jawab Belva.

Bu Ida adalah guru bahasa Indonesia.Guru berusia 55 tahun yang saat mengajar benar benar membosankan.

"Lo ga ada kelas?" Tanya Belva

"Jamkos gue sampe jam ke 5." jawabnya yang membuat Belva mengerut kan bibirnya kedepan.

"Gausah manyun kali,gue cipok baru tau rasa." Goda Daffa.

Plak

"Sakit bel! Lo pikir gue bantal apa
" pekik Daffa saat Belva memukul lengannya.

"Lo mesum!"

"Cowok wajar mesum,kalo ga bukan cowo namanya."

"Tetep aja Lo mesum daff!"

Daffa hanya tertawa kecil mendengar ucapan Belva yang menurutnya lucu.Bahkan banyak cewek yang rela menjual mahkotanya bahkan memberikan cuma cuma hanya karena ingin merasakan nikmat.

Tapi berbeda dengan Belva,sahabatnya.Dia memang cewek berbeda dari mantan mantannya.

"Ndut."

"Hm."

"Gue sayang Lo."

Belva tersenyum. "Gue juga sayang Lo Daffa.Sebagai sahabat gue."

Daffa memegang tangan Belva.

"Gue beneran sayang Lo bel,bukan sebagai sahabat tapi lebih." Ucapan Daffa membuat Belva merasakan jantungnya berdegup lebih kencang.

"Gausah ngaco deh daff." Ujar Belva sambil membuang rasa gugupnya.

"Gue beneran serius bel, gue sayang Lo." ucap Daffa sambil mendekat kan wajahnya pada wajah Belva.

Belva dapat merasakan deruan nafas Daffa.

Entah siapa yang memulai.Daffa mengecup bibir Belva.Bahkan Belva memejamkan matanya.

Daffa dapat merasakan bibir manis rasa strawberry itu dan bibir kenyal Belva.

Lalu,Daffa melepas ciumannya.Belva membuka matanya menatap Daffa yang sudah tersenyum manis kepadanya.

Belva memegang bibirnya dengan telapak tangannya. "First kiss gue."

"Bibir Lo manis,gue suka." Bisik Daffa yang membuat Belva salah tingkah.

Pasti itu lipblam yang ia pakai.Belva sangat menyukai lipblam yang ada rasa agar tidak pahit dibibir.

"Gu-gue balik kelas duluan daff." Pamitnya dengan gugup pada Daffa.

"Katanya mbolos,gimana si."

Belva langsung menggeleng. "Takut kena omel.Gue duluan daff." pamitnya sambil meninggalkan Daffa sendirian.

Daffa hanya terkekeh melihat wajah Belva yang gugup itu.Jujur saja,ciuman itu reflek Daffa lakukan.

Bahkan pertama kalinya Daffa dapat merasakan bibir yang manis bahkan kenyal seperti bibir Belva.

Daffa yakin,bibir itu akan membuatnya candu mengalahkan semua mantan mantannya.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang