Chapter 9
Saat Naruto mematikan telpon nya tiba-tiba saja terdengar lah suara tembakan dari arah sebelah kanannya, sontak Naruto pun langsung berlindung dan masuk ke dalam tempat Red Death lainnya.
" Oke sekarang kita sepertinya terjebak, kita harus secepatnya menuju ke zona hijau, Luiz perkirakan berapa orang di luar sana " ujar Naruto dengan diakhiri perintah pada Luiz.
Mereka pun langsung memasang posisi siaga, seperti perintah Naruto tadi, Luiz langsung melihat keadaan diluar. Dan terlihatlah 25 orang bersenjata ala teroris menuju ke arah mereka.
" Kapten, 25 orang bersenjata sedang menuju kesini dan diperkirakan mereka adalah anak buah Danzo " ujar Luiz.
" Tetap tenang, dan terus lakukan kontak senjata, lindungi diri masing-masing " perintah Naruto.
Mereka pun saling menembak satu sama lain
DOR
DOR
DOR
Suara tembakan bagaikan musik yang mengiringi mereka sekarang.
DHUAARRR!!!!
tiba-tiba ada sebuah bom yang meledak dari depan mereka, kontak senjata pun berlangsung semakin panas.
" Kapten kita butuh ide untuk keluar dari sini, mereka terus berdatangan kapten, kita harus mengganti tujuan kita " ujar Serdar. Red Death semakin terpojok karena musuh membawa alat yang lengkap juga.
" Tidak ada pilihan lain Prajurit, kita semakin terdesak" ujar Naruto.
Suara tembakan semakin nyaring ditelinga mereka dengan begitu dahsyat. Naruto pun mengode kepada anggotanya untuk memasang bom, anggotanya yang paham kode Naruto hanya langsung menurut saja. Begitu bom telah terpasang.
Naruto pun mengambil telfonnya kembali." Kolonel, kode merah, kami sekarang terkepung. Kami tidak bisa kemana-kemana lagi, hanya dengan bom bunuh diri semua akan selesai " Ujar Naruto.
" Apa? Tidak kapten, saya akan mengirim tim itachi kesana, bersiaplah kapten, jangan melakukan hal yang bodoh. "
" Maaf Kolonel perintah tidak saya laksanakan, ini sudah darurat. Musuh terus berdatangan, dan tidak ada waktu lagi "
" Naruto jangan lakukan hal yang bodoh "
" Tidak Kolonel, oh ya sampaikan permohonan maaf ku kepada Ayah dan ibuku, beritahu mereka kalau kami anaknya Otsutsuki akan terus hidup dihati mereka, saya rela kehilangan nyawa untuk negara ini karena sudah tugas kami melindungi, lebih baik kami mati daripada musuh itu terus hidup hanya untuk menghancurkan negara " Ujar Naruto sambil menahan air matanya, begitu pun Red Death yang mendengar percakapan kapten mereka di telfon. Jujur mereka juga siap mati untuk negara. Karena itulah tidak ada yang mengajukan protes dengan ide Naruto.
" Kapten, kau jangan gegabah saya akan menerjunkan bantuan tim Itachi kesana " Ujar Hiruzen sambil mengeluarkan air matanya.
" Tidak kolonel, ahh Kolonel katakan juga pada Rias-chan kalau aku minta maaf jika ada salah dan sudah mengingkari janjiku padanya, katakan juga padanya aku akan selalu mencintainya apapun yang terjadi, dan beritahu dia untuk segera melupakanku saat jenazah ku sudah dikuburkan " Tangis Naruto pun tidak bisa lagi untuk dibendung, Dia pun melihat ke Red Death yang juga sudah mengeluarkan Air mata mereka.
" Naruto " lirih Hiruzen
" Senang bisa bertugas di negara jepang Komandan, senang rasanya bisa gugur karena membela tanah kelahiranku sendiri. Dan ini juga akan menjadi misi terakhir Red Death, Kapten Naruto Otsusuki, Letnan 1 Serdar Otsutsuki, Letnan Ronald Otsutsuki, Sersan Mayor Luiz Otsutsuki, Sersan Mayor Albert Otsutsuki. Selamat tinggal Kolonel, UNTUK NEGARA UNTUK KEDAMAIAN USA FORCE SIAP MATI, Kapten Naruto Selesai. " Ujar Naruto dan langsung mematikan telfonnya dengan air mata yang sudah menumpuk.
Dia pun berdiri dan melihat Ke anggotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Naruto
FantasySeorang Anak kecil yang dibuang oleh orang tuanya karena dianggap pembuat masalah dan akhirnya sang anak dirawat oleh sepasang suami istri yang baru terpukul karena kehilangan anak mereka.