34

712 132 39
                                    

"hahh.. Doyeonnnn!!!!!"

"hehe, lagian lama sih padahal tinggal kirim doang" doyeon tersenyum pada sang kakak yang seketika gelisah karena tak sengaja mengirim pesan pada seseorang.

"siapa bilang kakak mau kirim pesan sama dia?"

"terus kalo engga ngapain diem di roomchatnya hah? Akuilah kalo kak doyoung gak bisa bohong dan gak akan pernah bisa bohong kak" tegas doyeon

Doyoung tak menanggapi ucapan doyeon, saat ia kembali ke dalam roomchatnya dengan anne ternyata pesannya sudah dilihat sekitar 2 menit yang lalu. Namun tak ada jawaban.

"udah dibaca? Dibales?" tanya doyeon seketika lagi-lagi doyoung menatapnya seolah ia adalah mangsanya

"dibaca, tapi gak dibales"

"ututuu kasian kakakku iniii" ujar doyeon seraya membelai rambut hitam pekat milik doyoung dengan harum vanilla yang akhirnya ikut menempel pada telapak tangan doyeon.

"lagian kenapa jadi gini kak? Kakak sebenernya sukanya sama kak anne atau kak sejeong?"

"kok sejeong? Dia udah punya pacar" kesal doyoung

"loh terus ngapain masih sering nempel-nempel sama kakak kalo di sekolah? Mau sampe kapan begini terus?"

Doyoung diam.

"aku kangen kak anne juga kak, selama di sekolah meskipun kita sering banget papasan kak anne bersikap seolah-olah gak kenal sama aku, boro-boro nyapa."

Kalo harus doyoung akui, dirinya beribu kali merindukan anne daripada doyeon. Ucapan terakhir pada anne bukanlah sebuah permintaan maaf atau permintaan ia yang menunggu sebuah jawaban yang akan anne berikan padanya. Itu bahkan lebih buruk dari perpisahannya dengan sejeong tempo hari.

"kakak gak tau akhirnya bakalan gini" ujar doyoung yang tak lama pandangannya ia alihkan pada sebuah gantungan kunci miliknya yang doyoung temukan.

"terus kenapa kakak gak jelasin sama kak anne? Kenapa malah bikin semuanya jadi rumit sedangkan awalnya kita tau kalau itu gak terlalu rumit untuk diselesaikan"

"sikap kakak yang tiba-tiba hilang setelah posisinya kakak menyatakan perasaan kakak ke anne jadi bikin kakak mikir, sebenernya pernyataan itu tulus atau hanya sebatas untuk menjadi tameng yang bersedia lindungin dia karena janji satu pihak yang kakak buat. Semester dua pertama kali kita masuk, anne keliatan baik-baik aja meskipun gak ada satu pun kabar yang dia terima dari kakak, kamu ataupun bunda." jeda doyoung

"kakak kira dugaan kakak itu bener, tapi ternyata enggak. Anne datengin kakak, dia jelas meminta penjelasan atas menghilangnya kakak. Tapi bukannya kakak jelasin, kakak malah ngomong yang gak seharusnya kakak omongin ke anne. Gak tau kenapa, rasanya susah banget pas kakak mau jujur"

"kak,"

"masa iya sekarang kakak dateng lagi ke anne dan jelasin semuanya? Kalo ternyata dia justru udah punya seseorang gimana?"

"kalo gitu kakak harus ikhlas, biarin kak anne bahagia dengan pilihan dia. Ini juga salah satu kesalahan yang kak doyoung lakuin, jadi kakak harus siap dengan konsekuensinya nanti. Setidaknya penjelasan sederhana yang kakak jadikan rumit itu tersampaikan"

"tapi,"

"apa lagi sihh?"

"udah 6 bulan lebih bayangin, kakak gak ngobrol sama dia"

"lebih baik terlambat daripada menyesal kak, kak doyoung gak sadar kalo udah kelas 12 pasti sibuk banget nantinya. Tapi terserah, kalo sampe nyesel nanti aku gak mau ya dicurhatin kak doyoung. Udah ah aku mau, YA AMPUNNN TUGAS AKUU" dengan cepat doyeon meninggalkan kamar doyoung, sedangkan doyoung dibuat tertawa oleh kelakuan adiknya. Namun tak lama bayangan anne yang tampak terkejut dengan ucapannya kembali muncul menghantui doyoung.




__________

Seseorang yang tengah duduk di sebelahnya semakin terasa mengganggu kegiatannya, dari mulai tak bisa diam hingga helaan napas yang sangat nelangsa terus-terusan ia dengar yang bersumber darinya.

"roseanne dwi lastriana" tegur lisa

"hmm"

"ini yang di sakitin kan bunda suryeon kenapa lo yang nelangsa gini?"

"hahhhh..."

"nah kan nahhh, berisikkkkk ahh. Emangg gak bau sih napas lo, tapi berisik ganggu banget sumpah padahal volumenya udah hampir full ini"

"ya teruss mau lo sekarang apaaa" teriak anne tanpa menoleh ke arah lisa

"gue mau lo diem, mingkem yang manis yang cantik yang anggun"

"lo gak bisa giniin gue dong, kalo mau pergi ya pergi aja. Jangan seolah kasih titik terang seakan lo mau kembali. Berharap sama yang gak pasti itu gak enak dan gak akan pernah enak atau manis semanis coklat, gak mungkin" tutup teriakkan anne lalu ia kembali pada posisinya menelungkupkan kepalanya diantara tangannya.

Sedangkan lisa mau tidak mau menjeda drama yang sedang ia tonton. Anne padahal ingin bercerita namun ia hanya fokus pada dramanya, sahabat macam apa.

"anne, hey kenapa?"

"gue," tepat saat anne akan membuka mulutnya tiba-tiba guru mereka datang diikuti oleh eunwoo yang kembali setelah mengumpulkan tugas-tugas murid yang ada di kelasnya.

Setelah selesai jam pelajaran, mood anne masih tetap sama merenung, galau, merana nelangsa entah apa lagi kata yang cocok ia gambarkan dengan keadaan anne saat ini.

"kantin yuk" eunwoo menghampiri meja mereka yang mendapat anggukkan dari lisa namun tidak dengan anne.

"kalian aja, gue di sini aja gak laper" anne menjawabnya dengan lesu

Baru saja lisa berniat memaksa anne, eunwoo menahan tangannya. Tak lama eunwoo mengarahkan dagunya pada seseorang di luar kelas yang sedang berdiri menatap ke arah mereka, mungkin lebih tepatnya anne.

Akhirnya lisa menyadari bahwa anne mengeluh tentang dia, dia yang memilih pergi namun agaknya memutuskan untuk kembali pada anne. Kemudian lisa dan eunwoo berlalu dari hadapan anne, berpapasan dengan seseorang itu yang tak sedikit pun mengalihkan pandangannya dari anne walaupun lisa sudah memasang tatapan mematikan miliknya.









Wednesday, february 10 2021

How τo get you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang