12

852 142 3
                                    

Setelah hampir 1 jam lisa dan anne menonton drakor mereka tiba-tiba ibu anne mengetuk pintu kamar anne

"iya bu masuk ajaa"

"anne ada temennya tuh di bawah" ucap ibu anne

"sendiri bu?" tanya lisa

"iyaa, ibu suruh ke kamar kamu ajaa kali yaa?" tanya ibunya kembali

"iyaa suruh ke sini ajaa bu. Aneh banget biasanya juga masuk-masuk aja" gumam anne

"sorry yaa lastri gue kudu balik nih mamah nyuruh gue" pamit lisa

"yahh lo mah, yaudah deh"

"byee lastri sayang besok sekolah lo awas aja kalo ga" lisa akhirnya pergi dari kamar anne

Saat menuruni tangga lisa berpapasan dengan orang yang mengunjungi anne saat ini

"yaelah kak, naik aja kali nervous amat hahah" ucap lisa

"berisik ini juga gue mau naik" jawabnya dingin

Tipikal kim doyoung, jika lisa harus memilih antara doyoung dan bambam lebih baik ia pilih bambam. Doyoung terlalu flat untuk lisa yang petakilan ini.

Doyoung sudah berada tepat di depan pintu kamar anne, baru pertama kali setelah sekian lama doyoung kembali merasa gugup. Dan alasannya ada anne. Saat doyoung hendak mengetuk pintu kamar anne justru malah pintu kamar sebelah yang terbuka dan menampakkan seseorang yang tak asing bagi doyoung

"lahh doy?"

"bang ceye?"

"lo ngapain, ah mau jenguk si lastri ya?" tanya chanyeol melihat doyoung membawa bingkisan buah

"lastri?"

"anne maksud gue, dia ade gue. Lo kakak kelasnya kan? Kok bisa kenal ade gue?" chanyeol menghujani berbagai pertanyaan pada doyoung

"john ada?" tanyanya lagi

"ada bang"

Lihat, dari semua pertanyaan yang chanyeol lontarkan doyoung bahkan hanya menjawab pertanyaan terakhir tanpa mempedulikan pertanyaan sebelumnya. Untung chanyeol sudah biasa dengan doyoung.

"dek ada yang nengokin nih" chanyeol masuk ke kamar anne tanpa ragu

"elah suruh masuk aja knapa sih kak, manja banget harus gue yang bukain pintu"

"yeu dodol liat dulu orangnya sapee ini" jitak chanyeol

"aw sakit anjir kak, lagian siapasi jahe? Mingyu? Enuu? Jun? Bambam? Yugyeom? Apa sape?"

"ngerap lo?"

Ah chanyeol tidak jelas, mending anne melanjutkan drakornya saja

"masuk aja sini doy" ucap chanyeol

Doy? Anne tidak salah dengan bukan barusan kakaknya menyebut doy. Apa maksud chanyeol doy itu doyoung?

"doy? Siapa doyoung?" tebak anne

"iyee anak orang nungguin bae di depan kasian"

Tak lama doyoung masuk dengan membawa bingkisan buah yang di belikan oleh bundanya. Harusnya doyoung tidak izin pergi ke rumah anne jika ia malah dipaksa membawa bingkisan.

"hah kak doyoung?"

"dah ya gue tinggal, btw pinjem charger de"

Doyoung berjalan ke arah anne lalu memberikan bingkisannya pada anne.

"makasih"

"hmm"

Jangan tanya bagaimana anne sekarang, jantungnya memompa lebih lebih cepat karena terlewat bahagia karena keberadaan doyoung di hadapannya. Berulang kali anne diam-diam mencubit tangannya barangkali ia hanya mimpi atau berkhayal, namun ternyata ini sungguhan.

"gausah di cubit gtu, lo gak mimpi" ucap doyoung

"kok bisa tau rumah gue? " tanya anne

" temen lo"

"lisaa maksudnya?"

"hmm"

Lisa lisa, selalu berhasil membuat surprise untuk anne seperti ini. Tapi kali ini anne beribu kali lebih senang dengan doyoung sebagai surprisenya.

"kok masih di sini? Gak pulang?" goda anne, lalu doyoung menoleh ke arah anne dengan tatapan tajamnya

"becanda kak, mukanya jangan gitu lah kadar kegantengannya jadi nambah tuh hahaha" anne hanya berbicara sesuai fakta namun jauh dari bayangan doyoung justru merasakan aliran darahnya berhenti berjalan mengakibatkan dirinya membatu beberapa saat.

"apaan sih" jawab doyoung

"cieee mukanya merah tuh hahaha"

Baru kali ini doyoung digoda seperti ini oleh perempuan, setiap ada yang menggoda pun biasanya doyoung tak akan terlalu merespon. Tapi sekarang justru ia hampir saja tersenyum jika ia tak bisa menahannya, ada apa sebenarnya dengan doyoung.

"sini duduk gak pegel berdiri?"

Doyoung mendudukkan dirinya pada tempat tidur anne. Aneh sekali rasanya berada di kamar seorang perempuan, bahkan kamar adik perempuan doyoung pun jarang ia jamah.

"kak?"

"hm?"

"belum pernah main ke kamar kak sejeong ya?" tanya anne polos

"maksud lo?"

"ahh engga jadi kak" anne otaknya memang selalu seperti ini

Setelah itu mereka kembali hening, anne juga sedikit merasa pusing lagi karena sekarang harusnya ia minum obat. Sedangkan doyoung sedang bingung bagaimana caranya meminta maaf pada anne, karena doyoung yakin ia pasti bertanya minta maaf untuk apa dan sebagainya doyoung belum menyiapkan jawaban.

"jadi ada apa kak?" tanya anne cukup serius

Doyoung sedikit tersentak

"gue tau lo gak bakal jauh-jauh dateng kesini kalo gak ada yang penting kak" cara bicara anne benar-benar membuat doyoung menatapnya heran, mengapa anne selalu menunjukkan sisi baru pada dirinya.

"gue-"

"kenapa?"

"guee" doyoung semakin gugup

"apa elah lama bgt " anne mulai kesal

"gue minta maaf" ucap doyoung tanpa melihat ke arah anne

"oke gue terima permintaan maafnya, udah kan? Kakak boleh pulang" senyum anne

Doyoung terdiam, sebenarnya anne tau atau tidak permintaan maafnya mengenai apa. Tapi kini kalimatnya seolah menyuruh doyoung untuk segera pergi dari hadapannya, dan doyoung merasa kesal. Berarti seperti ini rasanya setiap doyoung mengusir anne.

"iyaa kesell banget kak, kali2 gue dong yang ngusir lo gapapa kan hahaha" sambung anne

"gue gak bisa anter ke bawah yaa, hati-hati kak byee" setelah itu anne menyalakan kembali laptopnya dan lanjut menonton memunggungi doyoung

"gue pulang, lo cepet sembuh"

Anne tak benar-benar menonton, boleh saja matanya tertuju pada laptopnya namun pikirannya masih melayang dipenuhi doyoung. Dan baru saja doyoung?

Setelah anne memastikan bahwa doyoung telah pergi, anne dengan sigap bangun dengan perasaan campur aduk. Ia senang dengan kalimat terakhir doyoung, tapi ia juga heran kenapa doyoung bisa tiba-tiba baik dan meminta maaf pada anne.








Saturday, october 17 2020

How τo get you ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang