• O9

2.6K 637 26
                                    

Haruto dengan cepat berdiri di depan Justin, begitupun Justin yang langsung bersembunyi di balik tubuh Haruto.

"Ini salah saya yang mengajak anak anda membolos, jadi jangan salahkan anak anda." Ucap Haruto dengan tanpa takutnya menatap lelaki dewasa itu.

Ayah Justin tersenyum miring menyaksikan hal itu. Langkah mendekat, membuat Justin semakin mendekap di balik tubuh Haruto.

"Justin, than you skip school better let's go home."

"Tidak!" Lagi, Haruto lah yang membalasnya.

Ayah Justin semakin mendekat, Haruto pun dengan sigap semakin memundurkan diri. Salah satu tangan Haruto pun sudah menggenggam tangan Justin erat, ia siap akan membawa Justin kabur sejauh mungkin.

"Justin, c'mon."

Justin menghela nafasnya, ia justru keluar dari belakang tubuh Haruto. Hal itu membuat Haruto bingung dan menarik Justin kembali ketika pemuda itu mulai melangkah.

"Jangan, nanti lo---"

"To, enggak apa-apa. Percaya sama gue bakal baik-baik aja di sekolah besok, daripada gue menghindar dan nanti justru mendapatkan yang lebih."

Haruto bungkam ketika Justin melepaskan genggamannya secara perlahan, walaupun setengah wajahnya tertutup masker tapi Haruto dapat melihat jelas lengkungan mata yang berarti Justin kini tengah tersenyum kepada dirinya.

"Anak pintar." Ucap Sang Ayah kala melihat Anak semata wayangnya menghampirinya.

Haruto yang tak terima pun akhirnya dengan cepat mencegah Justin. Namun sia-sia, karena ia justru di tepis saat ingin meraih tangan Justin.

Hingga perlahan, Justin menjauh dari pandangan Haruto. Ia melesat pergi saat sudah memasuki mobilnya.

Haruto berdecak, tangannya terkepal kuat. Ia gagal, ia gagal melindungi Justin.

Sekarang ia harus menemui seseorang.

***

Brak! Pintu didobrak kencang oleh Haruto. Untungnya saja kelas sedang tidak ada guru, hanya murid-murid yang kini terlihat absurd saat jam pelajaran kosong.

Haruto berjalan cepat, ia menghampiri meja Junghwan. Disana terdapat Junghwan yang tengah mendengarkan musik dengan earphone.

"Hwan, lo tau alamat rumah Justin enggak?" Tanya Haruto to the point saat sudah di hadapan Junghwan.

Junghwan melepaskan earphonenya terlebih dahulu, "Enggak tau gue, lo kata gue apaan tau banyak hal."

Haruto mengacak rambutnya, "Akhh sial," Gerutunya.

Junghwan mengerutkan keningnya bingung melihat ekspresi Haruto yang sepertinya panik.

"Ah iya, bukannya lo niat bolos tadi sama Justin?"

"Iya tadinya, cuman gagal karena ketahuan Ayahnya."

BRAK!

Junghwan mendobrak meja secara spontan membuat Haruto dan murid lain terkejut.

"Bahaya, To!"

"Ya makanya gue nanya alamat ke lo buat nyusulin!"

Keduanya beradu suara, namun menit kemudian mereka seketika diam karena pikiran masing-masing dari mereka berkecamuk.

"Gimana Hwan?"

"Loh? Kok jadi nanya ke gue mulu, sih?"

"Gue takut Justin kenapa-kenapa..."

Junghwan menganggukkan kepalanya tanda ia paham. Tangannya terangkat, Junghwan mengusap pundak Haruto.

️ ️️

️️ ️️

️️ ️️

️️ ️️
ㅤ ️️

️️ ️️

"Gue ada rencana, ayo ke tata usaha kita ambil data Justin diam-diam."

[✓] Different - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang