• O8

2.9K 652 49
                                    

"Stop!"

Justin tersentak mendengar Haruto yang berteriak. Bukan hanya itu aja, Haruto bahkan menarik Justin ke dalam pelukannya.

"Jangan... Gue mohon jangan."

Haruto membenamkan wajahnya di pundak Justin, ia bahkan mengeratkan pelukannya seolah tidak memberikan riang Justin untuk melepaskan sedikit pun.

Haruto hanya tidak ingin kehilangan lagi orang yang ia sayangi.

️️ ️️

️️ ️️

Cukup orangtuanya.

Cukup Jeongwoo.
️️ ️️
ㅤ ️️

️️ ️️

Untuk Justin, Haruto tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.
️️ ️️

️️ ️️

Justin mulai paham kenapa Haruto begitu, lantas pemuda tersebut tersenyum kecil dan memberikan usapan di pucuk kepala Haruto.

"Gue tarik kata-kata gue tadi, lupakan. Udah jangan kencang-kencang banget peluknya, gue engap."

Mendengar hal itu, Haruto pun langsung melepaskan pelukannya. Namun, ia justru dibuat kaget karena Justin justru kembali mengeratkan pelukannya.

"Gue bilang jangan kencang-kencang, bukan lepasin ya, Haruto."

Haruto justru terkekeh melihat Justin yang terdengar seperti anak kecil yang manja.

"Iya, enggak gue lepasin." Bergantian, kini Haruto lah yang memberikan usapan di pucuk kepala Justin.

Hingga beberapa saat, Justin tak lagi berucap kala menenggelamkan wajahnya di pundak Haruto.

Haruto pikir pemuda tersebut tertidur, ternyata salah, karena Haruto dapat merasakan pundaknya yang mulai basah. Iya, Justin kini menangis.

"Capek... Gue capek."

"Hust udah-udah, nangis aja." Ucap Haruto dengan pelan dan tak henti memberikan usapan di kepala Justin.

Justin semakin menangis diperlakukan begitu oleh Haruto. Selama ini ia diam, membiarkan dirinya menjadi boneka Sang Ayah. Hingga rasanya meringis atau menangis sulit ia lakukan di hadapan Ayahnya.

Sebab, Ayahnya tidak suka melihat dirinya menangis atau mengeluh.

Dirasa sudah puas menumpahkan emosinya dengan menangis, Justin lantas melepaskan pelukannya dengan perlahan.

Pandangan ia alihkan ke arah lain, karena ia tidak berani berhadapan dengan Haruto dengan keadaan begini.

"Hey, kok gue dicuekin?"

"Bodo." Jawab Justin singkat sembari menggunakan kembali hoodie putihnya.

"Bolos yuk?"

Justin lantas menengok ke arah Haruto dengan cepat.

"Yang benar aja njir."

"Serius, mumpung gue bawa punya tiket festival dua nih."

"Gimana caranya?"

"Gue punya rencana." Jawab Haruto dengan senyuman kecilnya.

***

Benar saja, keduanya kini tengah melakukan rencananya. Mereka kini tengah mengendap-endap menuju parkiran melalui jalur belakang sekolah.

Setelah memakan waktu, akhirnya kedua pemuda tersebut sampai juga di parkiran sekolah.

"Jadi, nanti kita pastiin dulu ada satpam atau enggak. Nah, kalau aman kita bakalan gas keluar menuju halte."

Justin menganggukkan kepalanya, pun ia mengacungkan jari jempolnya. Setelah itu, kedua pemuda tersebut melangkah perlahan ke arah depan guna memastikan keberadaan satpam.

Sisi kanan, Aman.
Sisi Kiri, Aman.
Sisi depan, Aman.

"Aman." Ucap Justin dengan pelan tetapi masih dapat didengar oleh Haruto dengan jelas.

Mereka dengan cepat keluar dari persembunyian, bahkan sedikit berlari menuju ke depan.

Tidak butuh waktu lama, kini keduanya sudah aman keluar gerbang. Helaan nafas lega lolos dari bilah bibir Haruto.

"Yok ke halte."

"He'em!" Angguk Justin sembari bergumam.️️ ️️

️️ ️️

️️ ️️

️️ ️️

️️
ㅤ ️️

️️ ️️
ㅤ ️️

️️ ️️
ㅤ ️️

️️ ️️
"Oh Park Justin, jadi begini kelakuaan kamu saat tidak ada Ayah? Bolos? Padahal Ayah tidak mengajarkan hal itu."

Deg.

Haruto langsung menengok ke sumbet suara, sedangkan Justin tubuhnya sudah bergetar terlebih dahulu. Karena ia tahu betul siapa pemilik suara tersebut.

Itu adalah Ayah Justin yang baru saja datang dari arah berlawanan dari arah tujuan Halte. Singkatnya, lelaki paruh baya tersebut ada dibelakang mereka.

Sial.

** Celotehan gaje :

HUWAAA GAK NYANGKA ADA YANG BANYAK BACA.

Jujur aja, aku tulis cuman buat tuangkan ide gabut ini. Benar-benar diluar ekspektasi aku yang awalnya cuman nulis tanpa ada bayang-bayang bakalan dapat balasan dari voment kalian.

Hihihi, intinya ada yang baca aja aku udah seneng. Voment dari kalian adalah bonusnya. Makasih semuanyaa!

[✓] Different - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang