Sejak kejadian kemarin sore, keduanya terlihat semakin dekat. Jelas karena Justin yang berniat membantu Haruto untuk melupakan Jeongwoo, begitupun dengan Haruto yang berniat merelakan kepergian Jeongwoo.
Haruto pikir, Justin adalah orang yang cuek pada sekitar. Nyatanya tidak juga, karena pemuda Park tersebut amatlah berisik ketika bersama dirinya.
Buktinya, kini Justin tengah menceramahinya perihal larangan untuk tidak tidur di sekolah.
"Sekolah itu tempat belajar, To. Paham enggak?"
Haruto hanya menganggukkan kepalanya pelan, "Iya paham."
Justin berdecak sebal, kemudian membuka kotak bekalnya.
Omong-omong, kini keduanya memilih untuk tetap berada di kelas karena jam istirahat yang kepotong akibat pelajaran olahraga tadi.
"Ini buat lo." Justin lagi-lagi menawarkan sepotong roti pada Haruto. Kali ini berisikan selai strawberry.
Kali ini Haruto menerima pemberian roti dari Justin, hal itu membuat Justin tersenyum kecil.
"Orangtua lo rajin banget buat bekal lo setiap hari." Ucap Haruto, setelah itu ia menggigit rotinya.
Mendengar ucapan dari Haruto, membuat Justin seketika terdiam. Membuat Haruto yang melihatnya seketika bingung.
"Enggak, ini bekal selalu gue buat sendiri."
Haruto menganggukkan kepalanya tanda paham, sedangkan Justin mulai memakan bagian rotinya dalam diam.
"Gemes."
Celetuk Haruto membuat Justin seketika menengok ke arah Haruto dalam sekejap.
Dua pasang mata kini saling berhadapan. Pun dengan detak jantung yang kini berpacu dua kali lebih cepat.
️️ ️️️️ ️️
Haruto akhirnya sadar, bahwa dirinya juga nyaman berada di dekat Justin.
️️ ️️️️ ️️
Sebagai Justin, bukan lagi menganggap bahwa Justin adalah Jeongwoo.
️️ ️️️️ ️️
Rasanya, seperti jatuh hati kembali.
️️ ️️️️ ️️
"Justin—"
Justin tersenyum kecil, "Akhirnya lo manggil gue dengan Justin, bukan lagi Jeongwoo."
***
Haruto berjalan santai di koridor sekolah sendirian. Kemana Justin? Pemuda tersebut kini tengah menemui seorang guru di ruang guru.
Drep.
Junghwan yang entah dari mana tiba-tiba datang menarik Haruto ke belakang sekolah. Haruto yang tertarik hanya bisa mengikuti langkah milik Junghwan daripada dirinya harus jatuh.
"Kenapa sih?!" Tanya Haruto emosi sembari melepaskan tangan yang sendari tadi ditarik oleh Junghwan.
Junghwan mengatur nafasnya, kemudian pemuda So tersebut melirik sekitar guna memastikan keadaan yang ada.
"Lo harus tau ini, To." Ucap Junghwan dengan setengah berbisik.
"Tau apaan?"
Junghwan lantas mendekat, "Gue tadi habis dari ruang guru, terus ada Justin disana."
Haruto menganggukkan kepalanya pelan kala mendengar ucapan Junghwan tersebut.
"Dia izin pulang, mau tau alasan dia pulang apa?" Tanya Junghwan, tanpa memberikan balasan pun Junghwan yakin bahwa Haruto ingin mengetahui alasannya.
"Sakit."
Haruto hanya menganggukkan kepalanya, ya wajar namanya juga sakit makanya izin pulang.
"Apa yang harus dipanikin anjir sampai narik-narik gue?!"
"Husst gue belum selesai." Junghwan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Haruto agar pemuda Watanabe tersebut tidak berisik.
"Bukan itu, gue tuh curiga dia sakit kenapa padahal keliatan sehat aja dari pagi, makanya gue ikutin dia tadi."
Haruto mengerutkan keningnya, benar apa perkataan Junghwan tadi. Ia pun menyadari akan hal itu, maka kini ia pun ikut bingung dan penasaran kelanjutan perkataan dari Junghwan.
"Lo tuh kalau cerita jangan setengah, dong."
Junghwan menarik nafasnya, kemudian menatap Haruto. Tanda kini ia akan menjelaskan dengan serius.
️️ ️️️️ ️️
ㅤ ️️
️️ ️️️️ ️️
️️ ️️
"Justin pulang dengan Ayahnya, gue dengar ayahnya bilang gini. 'Katanya nilai kamu turun, ya? Sampai rumah siap?'. Lo paham kan maksud gue kenapa Justin selalu pakai Hoodie atau Jaket?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Different - HAJEONGWOO
Fanfiction"Ingat, To. Dia berbeda, Ber-be-da." Haruto masih tidak bisa merelakan dari kepergian Jeongwoo waktu itu, dan kini ia harus berhadapan dengan seseorang yang mirip dengan Jeongwoo, dia Park Justin. ━━━━━━━━━ • • • Sequel dari: Ghost - HAJEONGWOO. C...