• 18

2.4K 542 110
                                    

Lebih suka sad atau happy ending?

️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️

Tanpa disadari, keduanya telah sampai di tujuannya, yakbi kediaman Justin. Hening, seketika tidak ada yang membuka suara.

"Ekhem." Haruto berdeham, membuat Justin seketika menengok ke arah pemuda Jepang tersebut.

"Udah sampai, lo yakin?"

Jujur saja, Haruto benar-benar khawatir jika Justin kembali ke rumahnya. Pikiran berkecamuk perihal keadaan Justin setelah ini.

Yang ditanya justru menganggukkan kepalanya, "Gak apa-apa dikata, palingan lagi diluar sampai senin."

Haruto menghela nafasnya lega, kemudian tersenyum kecil kepada pemuda Park tersebut.

"Yaudah gih masuk, udah malam. Jangan lupa mandi, lo dua hari di rumah sakit kaga mandi."

Justin mendesus pelan, "Bawel lo."

"Iya, karena lo."

"Dih!"

Justin melipat tangannya di depan dadanya, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Eh kok ngambek?"

"Enggak."

Haruto menggelengkan kepalanya pelan, selanjutnya ia justru tertawa pelan karena melihat gemasnya Justin.

Tangannya jahil, Haruto justru mencubit pipi Justin pelan. Membuat sang empu mengaduh walaupun hal itu di buat-buat.

"Apaan sih?!"

Lagi, Haruto terkekeh melihat ekspresi kesal Justin. Sebuah hobi baru bagi Haruto untuk menjahili Justin.

"Dah, ah. Mau tidur gue, lo pulang sana."

"Ngusir?"

Justin tidak menjawab, ia justru mendorong tubuh Haruto untuk sedikit menjauh dari gerbang rumahnya.

"Gak terima tamu saat malam." Ucap Justin saat mendorong tubuh Haruto.

"Iya, ini mau pulang."

Justin menganggukkan kepalanya, saat itu Haruto pun mulai melangkahkan kakinya.

Baru saja selangkah, ujung baju Haruto tiba-tiba tertahan. Siapa lagi kalau bukan Justin pelakunya?

"Kenapa?"

"Eum... Besok pagi ketemuan di taman mau? Kita olahraga bareng."

Haruto tanpa berpikir panjang pun langsung menganggukkan kepalanya, tentu tawaran itu tidak akan ia sia-siakan.

"Oke! Sampai jumpa besok, Just. Selamat malam!" Ucap Haruto sebelum pemuda itu melesat pergi meninggalkan Justin yang masih terdiam di ambang pagar.

Tanpa disadari oleh keduanya, ada seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu rumah.

***

Pagi yang cerah, kicauan burung pun ikut serta memperindah suasana hari itu.

Haruto sudah siap, ia juga sudah mengenakan pakaian santainya serapih mungkin.

Hari ini pula, Haruto akan memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya.

Perasaan yang selama ini ia simpan dalam-dalam di kotak rasa keraguannya.

Sekarang Haruto sudah yakin, yakin jikalau perasaan yang ada pada dirinya untuk Justin bukan karena Jeongwoo.

Siulan Haruto lakukan disela kegiatan menunggunya. Pemuda jepang tersebut kini sudah terduduk manis di kursi taman. Kedua matanya tak henti mengedar ke segala arah guna mencari sosok Park Justin.

Waktu berlalu, Haruto sudah mulai lelah. Ia menghela nafasnya kemudian mengangkat tangan kirinya.

"20 menit, ya? Kesiangan kali, ya?" Monolog Haruto saat melirik jam tangannya.

Cuaca yang cerah, seketika gelap perlahan. Awan hitam mulai memenuhi langit, hingga tetesan air mulai berjatuhan. Hal itu berhasil membuat orang-orang di taman seketika bergegas pergi.

Kecuali Haruto, pemuda tersebut masih setia berada di tempatnya.

Hujan mulai turun dengan deras, membasahi apapun yang ada di atas bumi. Salah satunya Haruto, ia bahkan membiarkan dirinya basah terguyur oleh air hujan.

"Kalau gue balik, takutnya Justin malah kesini."

Itulah pikiran Haruto yang membuat dirinya tidak beranjak dari tempatnya.

Sekian waktu, akhirnya hujan mulai reda. Haruto pun mengusap lengannya satu sama lain kemudian meniupnya, ia lakukan hal itu untuk meminimalkan.

Tidak ada tanda-tanda kehadiran Justin, maka Haruto pun memilih untuk bangkit. Tujuannya kini satu, yakni ke rumah Justin.

"Haruto!"

Sebuah suara tak asing terdengar, tetapi itu bukan suara yang ia tunggu-tunggu kehadiran.

"Kenapa Hwan?"

Yap, pemilik suara itu adalah Junghwan dengan payung kuningnya guna melindungi dirinya dari rintikan hujan.

"Hp lo mana anjir?! Gue telponin gak diangkat, gue samperin rumah gak ada, sekarang lo basah kuyup gini?"

Haruto jengah duluan, ia tak ada waktu untuk meladeni omelan kawannya itu.

"Kalau enggak ada hal penting, gue mau pergi aja---"

Baru saja ingin melangkah, salah satu tangannya langsung ditahan oleh Junghwan.

"Justin, Justin masuk rumah sakit lagi. Lo kerumahnya pun nihil, karena Justin tengah dirawat dan Ayahnya pun ditahan atas tuduhan percobaan pembunuhan."


Hiks... Maaf ya lama update, tugasku membludak kemarin. Eihh, tapi habis ini bakalan sering update lagi kok, soalnya menuju tamat...

[✓] Different - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang