• 15

2.4K 581 27
                                    

Haruto terus berlari, ia masih berada di sekitar taman rumah sakit. Sebelumnya pihak rumah sakit sudah turun tangan lebih dahulu mencari keberadaan Justin.

Justin dinyatakan kabur kurang lebih 40 menit yang lalu, waktu yang cukup lama. Seharusnya dalam keadaan seperti sekarang; baru sadar dan banyak perban karena luka, Justin mudah ditemukan.

Namun ini? Bahkan tanda-tanda keberadaannya saja tidak ada.

Mata tajam Haruto mengedar ke seluruh arah, ia dengan teliti mencari sosok bermarga Park tersebut.

"Akh, lo kemana?!"

Frustasi, Haruto mengacak rambutnya kasar. Langkahnya pun terhenti, kakinya terasa begitu lelah sendari tadi terus melangkah tanpa henti.

Ponselnya ia keluarkan guna menghubungi Junghwan. Jika keberuntungan, siapa tahu Junghwan sudah menemukan keberadaan Justin.

"Halo? Lo dimana?"

"Di rumah sakit, gue enggak ketemu Justin dimanapun. Ini gue sedang ikut satpam buat cek ruang CCTV."

Haruto mengusap wajahnya, helaan nafas kasar lolos dari bilah bibirnya.

"Oke, kalau gitu coba lo hubungi gue lagi kalau udah ketemu hasil CCTVnya."

"Siap, gue lanjut dulu ya."

Sambungan telpon dimatikan secara sepihak, Haruto pun lantas langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Pemuda keturunan Jepang tersebut memilih untuk duduk sejenak di kursi taman rumah sakit. Ia ingin beristirahat sejenak barulah melanjutkan kegiatannya mencari Justin.

"Lo salah, Justin. Kehadiran lo bukan sebagai pengganti, melainkan pemeran baru dengan kisah baru."

Monolog Haruto sembari menatap langit, walaupun langit siang menuju sore ini terbilang terik, tetapi entahlah ia tetap memandang langit seolah ada hal yang ingin ditunjukkan.

"Justin, lo dimana---HAH?"

Haruto mengerjapkan matanya kala tidak sengaja menangkap sosok di atas rumah sakit tersebut. Tidak asing, Haruto tahu betul siapa disana.

Dia Justin, tengah duduk di tepi pembatas bangunan rumah sakit. Pakaian rumah sakit, dan hoodie putih kotornya begitu terlihat jelas di mata Haruto walaupun dengan jarak jauh.

"JUSTIN DIAM DISANA LO!" Teriak Haruto pada pemuda itu, tidak peduli apakah terdengar sampai disana atau tidak.

Tanpa membuang waktu lagi, Haruto pun melesat berlari kembali menuju rumah sakit dengan secepat ia bisa. Jujur, Haruto suka sekali berada di atas atap tapi satu sisi ia pun trauma saat melihat orang lain berada di sana.

Nafasnya memburu, derap langkahnya begitu menggema di lorong. Pasang mata menatapnya dengan bermacam ekspresi, tetapi Haruto tak peduli.

Yang terpenting sekarang Justin, jangan sampai pemuda tersebut melakukan hal di luar nalar.

Di tengah perjalanannya, panggilan masuk. Membuat Haruto yang tengah menaiki anak tangga harus berhenti sesaat untuk mengangkatnya.

"Justin ke atas atap!"

Haruto kembali berlari, ia hanya menganggukkan kepalanya pelan kala mendengar tuturan Junghwan karena ia sudah tahu lebih dahulu.

"Iya, gue tau." Balas Haruto cepat, kemudian pemuda itu langsung mematikan panggilannya.

Usai memakan waktu sekian lama menaiki anak tangan, akhirnya Haruto sampai juga pada tujuannya.

Dapat dilihat jelas Justin tengah terduduk di atas pembatas dengan posisi membelakangi dirinya, pemuda Park itu menatap pemandangan perkotaan dari atas.

Seketika Haruto merasa deja vu.

Seperti melihat sosok Jeongwoo, bedanya Jeongwoo selalu tersenyum sedangkan Justin menundukkan kepalanya dengan alih-alih menutupi wajah memarnya.

"Justin!"

Suara pekikan itu berhasil membuat Justin menengok ke belakang, dimana Haruto tengah mendekatinya.

"Lo kenapa kabur, sih?!"

Justin berdecak, "Gue cuman cari angin, bukan kabur. Pada berlebihan sih."

Haruto merotasikan kedua netranya, kemudia pemuda Jepang tersebut berdiri tepat di samping Justin.

"Ayo balik."
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️
"Gak. Gue capek, capek semua orang anggap gue Jeongwoo. Kayanya udah saatnya, To"
️️ ️️

️️ ️️

ㅤ ️️

️️ ️️
"Justin jangan!" Suara pekikan Haruto terdengar begitu menggelegar, bahkan sampai membuat Junghwan yang baru saja datang seketika membeku.

[✓] Different - HAJEONGWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang