Roh tersebut tertegun saat menyadari bahwa Haruto semakin mendekat ke arah dirinya.
"Kenapa lo harus mengaku sebagai Jeongwoo kalau jelas-jelas lo adalah Justin? Kenapa?"
Tertebak sudah, Haruto terlalu peka bahkan kini dia sudah membedakan antara Jeongwoo dan dirinya——Park Justin.
"Maaf gue berbohong, gue juga tidak paham kenapa gue justru menyaut saat lo panggil Jeongwoo awalnya."
Haruto menghela nafasnya, pun melirik ke arah dimana tubuh Justin berbaring di atas ranjang. Detik kemudian, Haruto menatap Justin tak percaya saat ia menyadari suatu hal.
"Justin lo--"
Justin tersenyum kecil kemudian menganggukkan kepalanya pelan.
"Iya, To. Gue sedang dimasa kritis, gue tidak yakin gue bisa kembali. Maka dari itu, gue menemui lo disini."
Haruto menggelengkan kepalanya cepat, pemuda Jepang tersebut benar-benar tidak percaya apa yang barusan ia dengar.
"Jangan bilang begitu, lo sendiri tadi yang bilang tengah berjuang kan?!"
Justin mengalihkan pandangannya yang sebelumnya menatap Haruto kini menatap dirinya sendiri yang tengah berbaring.
"Iya, tapi gue sendiri enggak yakin." Lagi, Justin mengucapkan kalimat tersebut dengan tersenyum getir.
"Jangan bilang begitu Park Justin!" Pekikan Haruto membuat Justin terkejut dan hal itu membuat ia seketika menengok ke arah Haruto.
Keduanya saling bertatapan, namun tidak ada lagi yang berani mengungkapkan kata. Justin dengan senyuman getirnya dan Haruto dengan tatapan tak percaya.
"Haruto, terimakasih sudah menganggap gue ada, terimakasih sudah menganggap gue sebagai---"
"Justin stop, berhenti berbicara seolah ini pertemuan akhir kita. Gue mohon banget sama lo."
Ucapan Justin terpotong oleh ucapan Haruto yang akhirnya mengeluarkan suara lagi, pemuda itu bahkan menghela nafas untuk kesekian kalinya. Kini tangannya terangkat, mengusap wajahnya secara kasar.
Haruto kali ini benar-benar berusaha menghilangkan rasa dejavu-nya. Bayang-bayang tentang kehilangan kembali terlintas dalam pikiran, ia tidak ingin lagi menyaksikan Justin menghilang perlahan seperti Jeongwoo waktu itu.
Tidak ingin. Ia tidak ingin ada hal seperti itu kedua kalinya dalam kehidupannya.
Pertama kali ia pikir kehadiran Justin kali ini adalah suatu keajaiban dimana ia dapat menemukan sosok lain sebagai pengganti Jeongwoo.
Nyatanya, sama saja.
Keduanya hadir secara tiba-tiba kemudian pergi meninggalkan segala kenangan yang hanya ia bisa genggam dalam angan-angan.
Tanpa sadar pikiran itu membuat Haruto tertawa renyah sesaat membuat Justin kebingungan, namun detik kemudian tubuh Haruto ambruk membuat pemuda Jepang itu menahan tubuhnya sendiri di dinding.
Justin tidak bisa melakukan apa-apa saat ini, ia hanyalah roh yang terpisah dari tubuhnya. Ia hanya bisa menyaksikan kerapuhan seorang Haruto.
"Haruto, gue tidak mempunyai banyak waktu lagi."
Dengan tubuh yang lemas, Haruto sebisa mungkin kembali berhadapan dengan Justin. Detik juga, Haruto menyadari bahwa genangan air turun dari mata Justin.
"Maaf---" satu kata, tapi berhasil membuat Haruto membulatkan matanya. Pasalnya, saat itu juga tubuh Justin perlahan hilang.
Sekali lagi, sebisa apapun Haruto meraih Justin, ia hanya meraih angin hampa.
Nittt...
Suara dari monitor jantung yang nyaring mengalihkan perhatian Haruto, detik itu juga kedua kakinya kembali lemas dan berakhir tubuhnya goyah ke dinding.
Kedua kalinya, Haruto merasakan kehilangan dalam kehidupan dengan pemandangan yang hampir sama.
Keduanya hilang dalam sekejap, mirisnya detik-detik terakhir Haruto tidak bisa meraih keduanya.
Keduanya telah pergi.
️️ ️️️️ ️️
ㅤ ️️
️️ ️️
Selesai.
️️ ️️
️️ ️️
ㅤ ️️
️️ ️️
Tapi boong. Ada chapter lagi kok habis ini hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Different - HAJEONGWOO
Fiksi Penggemar"Ingat, To. Dia berbeda, Ber-be-da." Haruto masih tidak bisa merelakan dari kepergian Jeongwoo waktu itu, dan kini ia harus berhadapan dengan seseorang yang mirip dengan Jeongwoo, dia Park Justin. ━━━━━━━━━ • • • Sequel dari: Ghost - HAJEONGWOO. C...