Part 2 Pertemuan Pertama

789 42 0
                                    

Rian merasakan kesadarannya sudah mulai kembali dan berusaha membuka matanya yang berat sambil sesekali mengedipkan matanya. Pengelihatan Rian yang awalnya terasa buram dan tidak jelas, sedikit demi sedikit mulai membaik sampai akhirnya Rian dapat melihat dengan jelas langit-langit yang dipenuhi oleh genteng-genteng usang. Cahaya matahari pun bisa masuk dari sela-sela genteng dan ruangan itu menandakan bahwa Rian terbangun di siang hari.

Ini dimana ya? kalau tidak salah aku baru saja terjatuh ketika mengendarai motor.

Kepala Rian menengok ke kanan dan kiri mengamati tempat di sekitarnya, ternyata dirinya terbaring di sebuah ruangan yang di dalamnya hanya ada alas tikar tempat Rian berbaring dan sebuah lemari kecil. Tembok rumah itu hanya berupa anyaman bambu. Ruangan itu pun tidak luas, hanya sekitar 2 x 3 meter saja. Selain bambu, rumah itu tidak memiliki alas lain, sehingga ketika kaki atau tangan Rian menyentuh area di luar tikar pembaringannya, Rian langsung merasakan sensasi tekstur tanah yang juga disertai kerikil dan batu-batuan kecil.

Di ruangan itu tidak terdapat daun pintu dan hanya ada selambu kain di jalan masuknya untuk menutupi bagian dalam ruangan. Di dekatnya berbaring terdapat tas ransel miliknya yang dia bawa. Rian tertegun memandangi ruangan tempat dia berada. Seingatnya dia habis terjatuh di lereng bukit malam hari di tengah hujan. Itu berarti seseorang telah menyelamatkannya dan membawa Rian ke rumahnya.

"Sepertinya seseorang baru saja menyelamatkanku. Mungkin untuk saat ini aku harus menemuinya dan setidaknya mengucapkan terima kasih."

Rian berniat bangun dan keluar untuk mencari sosok yang telah menyelamatkannya. Namun ketika di mencoba menggerakkan tangannya, rasa nyeri di tangan kanannya langsung terasa.

"Ahh... tangan kananku sakit sekali, jangan bilang kalau..."

Rian pun mendudukan tubuhnya hanya dengan menggunakan tangan kiri saja. berhasil mendudukan tubuh, dia melihat ke bawah dan mendapati celananya yang terdapat robekan disana sini, beberapa bagian kakinya terdapat lilitan kain yang menunjukan bekas-bekas warna merah.

Bagian tubuh atasnya masih tertutup kaos yang dia kenakan di dalam kemejanya tadi malam. Rian pun melihat tangan kanannya yang juga dililit kain di salah satu bagaiannya dan terlihat bekas warna biru di bagian lain. Rian menyadari kalau rasa sakit yang dirasakan di tangan kanannya berasal dari memar-memar warna biru itu.

"Huh, ternyata hanya memar biasa, setidaknya aku tidak mengalami patah tulang"

Setelah mengecek seluruh tubuhnya dengan tangan kirinya sambil sesekali memijatnya, Rian pun menyimpulkan bahwa tidak ada luka parah dan patah tulang. Hanya terdapat memar dan juga luka ringan yang sudah mendapat balutan. Luka itu pun juga sudah terlihat sedikit mengering. Hal itu membuat Rian bertanya-tanya berapa lama sebenarnya dia sudah tidak sadarkan diri.

"Ini dimana ya? rumahnya terlihat sangat usang dan memprihatinkan. Biasanya rumah seperti ini akan muncul di acara-acara kegiatan sosial yang tayang di TV."

Selesai mengecek kondisi tubuhnya, Rian pun dengan susah payah mencoba bangun. Sambil berpegangan di pinggiran tembok, Rian berjalan pelan-pelan sambil sedikit menahan rasa nyeri di kakinya. Keluar dari kamar tempat dia terbangun, Rian mendapati kepulan asap yang berasal dari luar ruangan. Pandangannya menyapu area di luar ruangannya. Di luar ruangan tempatnya terbaring hanya ada tikar usang lainnya dan juga dapur?

Sepertinya rumah ini hanya memiliki satu ruangan terpisah saja, sedang ruangan lain yang berupa dapur dan ruang tamu seolah menjadi satu. Dari acara televisi yang biasa di lihat bundanya di rumah, acara sosial yang menampilkan rumah seperti ini seringkali hanya dihuni oleh orang tua yang hidup sebatang kara dan ditinggalkan oleh keluarganya.

Membayangkan hal seperti itu, Rian merasa kasihan dengan penghuni rumah ini apabila benar seperti itu. dia bertekad untuk melakukan sesuatu untuk membalas jasa penghuni rumah ini. mungkin seperti menyediakan kebutuhan hidup atau yang lain setelah Rian berhasil pulang nanti. Matanya kembali menyapu isi rumah itu, terutama bagian dapur karena terdapat asap di sana.

Jodohku Gadis Kecil dari Desa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang