Tidak hanya Rian saja yang terkejut dengan perubahan hubungan Amira dan Citra. Seluruh keluarganya di rumah juga terkejut melihat bagaimana Mira berbicara dengan Citra. Namun, tidak ada satupun yang mengutarakan komentarnya. Semuanya hanya diam dan tersenyum melihat interaksi antara kedua gadis yang menjadi saudara ipar itu.
Hari itu usai makan malam, Mira mengajak Citra untuk masuk ke kamarnya mengajak bicara tentang kegiatan orientasi sekolah. Mira memberikan Citra bocoran tentang kegiatan-kegiatan yang akan datang untuk mempermudah Citra, seperti alat-alat yang perlu dibawa di hari kedua dan ketiga, teka-teki dari osis yang perlu dijawabnya. Bahkan sampai kegiatan penutupan orientasi yang berupa perjusa di sekolahnya.
Citra sedari tadi hanya manggut-manggut mendengar dan mencatat seluruh penjelasan Mira. Memang kalau tidak ada bantuan dari Mira, Citra mungkin sudah kesulitan mengerjakan tugasnya.
"Kak, Kak Mira yakin tidak apa-apa ngasih tahu aku kayak gini?" Tanya Citra yang berhenti mencatat dengan nada keraguan.
"Ya ngasih tahu satu orang aja gak bakal ketahuan kan Cit? lagian siapa yang bakal berani ngadepin pengurus osis kayak gue. Anggota osis sendiri juga banyak yang segan sama gue Cit!".
Citra sempat mengangguk, lalu kemudian kembali bertanya.
"Tapi kak, kalau kayak gini Citra jadi merasa seperti mencurangi temen-temen Citra yang lain."
"Udah deh Cit, gak usah dipikirin. Anggap aja keberuntungan kamu bisa deket sama aku. Lagian hal kayak gini juga gak bakal dimasukkin nilai rapot sekolah juga. Jadi gak ada salahnya kalau kamu tahu duluan."
Citra pun akhirnya kembali mengangguk tanpa bertanya lagi.
"Ya udah, besok kan kamu harus bawa kertas anyaman tuh. Mending kita kerjain sekarang biar nanti selesainya gak malam-malam amat. Entar aku bantuin deh bikinnya."
Mereka berdua mulai memotong-motong kertas yang terdiri dari 4 warna sebelum akhirnya membuat semacam anyaman dari kertas itu. Sekitar 15 menit semenjak mereka mulai memotong kertas, pintu kamar Amira terbuka dan menampakkan Rian dibalik pintu. Tidak hanya Rian, Aisyah pun ternyata juga ada dibelakang Rian.
"Kak Rian, Kak Aisyah?" Panggil Mira terkejut melihat kedua kakaknya muncul di kamarnya.
"Lagi ngapain nih? Kakak boleh ikutan gak?" Ucap Aisyah yang berbicara terlebih dahulu, sedangkan Rian sibuk mengamati pekerjaan Citra dan Mira tanpa mencoba bertanya terlebih dahulu.
"Lagi bikin anyaman buat tugas Citra besok kak. Kak Aisyah sama kak Rian mau bantuin?" Mira yang kembali menjawab kakaknya, sedangkan Citra yang tadi sempat mengalihkan pandangannya ke Rian dan Aisyah kembali fokus dengan pekerjaan tangannya.
"Boleh, mumpung kakak lagi gak ada kerjaan. Bosen diam aja di kamar Cuma bisa mainin HP". Aisyah yang tadinya dibelakang Rian langsung menerobos masuk dan ikut nimbrung dengan kedua gadis yang berada di dalamnya sambil mulai mengikuti apa yang dikerjakan oleh Citra.
"Kak Rian gak mau ikut bantu juga?" kali ini Mira bertanya ke Rian
Rian menggeleng pelan sambil bersendekap di pintu kamar Mira.
"Aku lagi ada kerjaan dari kantor yang harus diselesaikan malam ini. lagian tugas Citra dikerjain tiga orang juga kayaknya udah cukup."
Mira pun mengangguk dan kembali ikut fokus melanjutkan apa yang tadi dia kerjakan. Citra mendongak menatap Rian sejenak dan melihat Rian mengedipkan sebelah mata kearahnya sambil menyiratkan senyum sebelum meninggalkan kamar Mira. Citra pun ikut tersenyum sebelum kembali mengerjakan pekerjaan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Gadis Kecil dari Desa (End)
RomanceLanjutan dari cerita "Mengalami Lompatan Waktu dan Menjadi Orang Lain". AN: Cerita ini dapat dibaca terpisah tanpa membaca judul cerita di atas. Rian mengalami kecelakaan ketika mengalami perjalanan panjang dan terjebak di sebuah desa terpencil. T...