Part 16 Libur dan Game

272 12 0
                                    


"A-a-apa itu aku? kenapa aku terlihat seperti orang dewasa?"

Citra meraba-raba wajahnya sendiri, meraba lehernya sambil masih menatap ke pantulan air. Ketika memperhatikan lebih jauh, suaranya sendiri juga sedikit berubah. Tentu saja bayangan yang ada di balik air juga melakukan hal yang sama persis, membuktikan bahwa apa yang dibaliknya benar-benar merupakan bayangannya sendiri.

Citra masih dipenuhi dengan kebingungan, mengingat dirinya tiba-tiba berada di tempat yang tidak dia kenal dengan penampilan dirinya yang benar-benar berubah. Di dalam keadaan kebingungan itu, hanya satu orang yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bermunculan di kepalanya, dan saat ini orang itu berada tepat di belakang Citra sambil memanggil namanya.

"Citra!"

Citra berbalik menghadap suara akrab yang memanggilnya. Di sana Rian sudah berdiri dengan gagahnya sekitar beberapa meter dari tempat Citra berdiri. Rian mengenakan pakaian yang nampak seperti dari abad pertengahan, celana dan pakaian berwarna kecoklatan dan mengenakan besi pelindung di bagian dada, pinggang dan lengan bawahnya. Satu hal lagi yang berbeda dari Rian adalah rambutnya yang terkesan agak panjang dan dikuncir kuda. Selain itu semua, wajah, kulit, tinggi Rian, semua terlihat sama seperti biasa.

"Kak Rian...!!"

Citra langsung berlari mendekat ke Rian dan setelah berdiri di depannya, Citra langsung menghujaninya dengan pertanyaan yang sedari tadi bermunculan di kepalanya.

"Kak, kita dimana? Apa yang terjadi denganku? Kenapa penampilanku jadi seperti ini?"

"Tenang Cit, kita ada di dunia game!"

"Tapi... kenapa aku jadi terlihat lebih... dewasa?"

Citra menanyakan pertanyaan terakhirnya sambil meraba wajahnya dengan tangan kanan dan meraba dadanya yang terlihat lebih berisi dengan tangan kirinya. Hal yang paling mengganjal bagi Citra adalah dadanya, tidak, lebih tepatnya payudara miliknya yang sekarang membesar. Bahkan ukuran payudaranya tergolong di atas rata-rata. Mendapat payudara dengan ukuran seperti itu secara tiba-tiba, tentu saja terasa sangat mengganjal bagi Citra.

Mendapat pertanyaan itu, Rian terlihat canggung mengeluarkan tertawa garing sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Eh, begini Cit... Mungkin itu salahku ketika aku mendaftarkanmu di game ini sebelum bermain."

"Salah kak Rian?"

"Aku mendaftarkanmu dan mengisi kolom usiamu dengan angka 17 tahun, eheheh."

"17 tahun? Jadi ini penampilanku ketika berusia 17 tahun nanti?"

Rian hanya mengendikkan bahunya saja. Citra kembali meraba wajah dan badannya sendiri. Terutama bagian payudaranya yang membesar, memencatnya beberapa kali. Melihat Citra melakukan hal seperti itu, tentu saja Rian menjadi semakin canggung dan wajahnya memerah. Untuk itu Rian akhirnya kembali berbicara agar Citra menghentikan kegiatannya.

"Pokoknya, untuk sekarang ayo ikut aku. Kita akan menemukan senjata untuk kau gunakan."

"Senjata? Untuk apa kak?"

Rian berjalan duluan mengikuti salah satu jalanan kota dengan Citra yang ikut berjalan di belakangnya. Sambil melihat-lihat di sekitarnya, Citra merasa takjub dengan suasana kota abad pertengahan tempat dia berada sekarang. Sejujurnya Citra sendiri bahkan hampir tidak dapat mempercayai bahwa dirinya sedang ada di dunia game sekarang. Semuanya terlihat begitu nyata di mata Citra.

"Oh, aku belum bilang ya? kita sedang memainkan game RPG, sebuah game petualangan. Kau tahu, seperti memburu monster, menerima tugas pencarian atau dalam istilahnya sebuah 'Quest', mengalahkan penjahat dan monster."

Jodohku Gadis Kecil dari Desa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang