Part 19 Kesepian

429 21 4
                                    


Sehari setelah kejadian itu, Citra masih tetap tidak bisa masuk sekolah dan Amira kembali mengantarkan surat izin sakit ke kelas Citra. Seharian itu juga Citra juga berdiam diri di kamar Amira. Citra juga masih merasakan sakit pada area vitalnya dan selalu merintih tiap kali dia berjalan atau sekedar menggerakkan kakinya. Karena di dalam kamar Amira juga ada kamar mandinya, Citra pun tidak perlu keluar kamar bila dia ingin menuntaskan hajatnya.

Di hari itu juga muncul berita yang tersebar tentang seorang model yang ditangkap karena kasus pencurian rekening. Siapa lagi kalau bukan Dinda yang sudah menjebak Rian di hari sebelumnya. Namun, seluruh keluarga Rian tidak ada yang peduli dengan berita itu. Bahkan tidak ada yang mengenal namanya Dinda.

Hari ketiga, sepertinya keadaan Citra sudah lebih baik, mengingat di pagi hari Citra keluar dari kamarnya dalam keadaan sudah berseragam dan siap berangkat ke sekolah. Mereka sarapan bersama di ruang makan seperti biasa. Bedanya sekarang Citra lebih memilih duduk di tengah Amira dan Aisyah daripada di samping Rian seperti biasa. Selama bertemu, tatapan Citra selalu menghindar dari Rian.

Tidak sepatah kata pun terucap dari mulut Citra. Ketika ditanya, Citra hanya akan menjawab dengan anggukan atau gelengan. Semua orang tahu bahwa kejadian itu meninggalkan luka batin yang sangat dalam untuk Citra dan berusaha memakluminya. Rian yang juga berusaha memahami keadaan Citra memilih untuk diam saja. Rian paham bahwa Citra masih memerlukan waktu sendiri dan hatinya masih bercampur aduk.

Pergi ke sekolah, Citra menolak diantar oleh Rian dan memilih naik angkot. Tentu saja Amira tidak membiarkan Citra pergi sendirian dan juga memutuskan untuk naik angkot. Di sekolah, Citra juga masih membisu dan hanya bereaksi dengan anggukan atau pun gelengan, membuat teman-teman di sekolahnya khawatir. Riska yang paling penasaran di antara semua teman-teman yang Citra kenal sekaligus sebagai orang yang merasa sebagai sahabat Citra, memutuskan untuk bertanya langsung ke Amira ketika sedang di kantin.

"Kak, Citra hari ini terlihat suram dan sedih sekali, apa kak Mira tahu apa yang terjadi pada Citra?"

"Emm... maaf Ris, Bukannya aku ingin menyembunyikan sesuatu dari kamu. Tapi ini masalah keluarga dan sepertinya aku gak punya hak buat cerita."

Dengan hanya memberikan jawaban seperti itu, Amira langsung meninggalkan Riska keluar dari kantin, mengurungkan niatnya untuk membeli makan siang.

Seminggu kemudian, Citra sudah mulai berbicara lagi meskipun kata-kata yang dikeluarkannya sangat irit sekali. Aktifitas dan keseharian yang sempat dia tinggalkan mulai dilakukannya lagi seperti di pagi hari, Citra akan terbangun dan membantu Kirana memasak di dapur seperti biasanya. Di beberapa waktu Citra mungkin masih bisa terlihat tersenyum meskipun senyum itu terlihat dipaksakan.

Selama seminggu itu juga Citra tetap tidur dan menetap di kamar Amira. Tentu saja Amira sama sekali tidak keberatan dan justru merasa senang karena memiliki teman tidur. Tapi bagaimana pun juga, Amira merasa khawatir tentang hubungan Citra dengan Rian. Karena selama seminggu itu juga Citra masih tetap menghindari Rian. Tiap kali melihat keberadaan Rian, Citra akan melangkah menjauh. Tiap kali sarapan atau makan malam, Citra akan menghindari tatapan Rian dan pergi terlebih dahulu meninggalkan meja makan. Benar-benar tidak memberikan kesempatan untuk Rian berbicara.

Minggu kedua, sudah tak terhitung jumlahnya berapa kali Rian mencoba berbicara dengna Citra. Namun seperti biasa, Citra akan menghindar darinya. Rian hanya ingin meminta maaf. Tidak, bukan hanya meminta maaf, Rian ingin semuanya kembali seperti semula. Rian ingin berbicara lagi dengan Citra, tertawa bersama Citra, saling memeluk dan menghangatkan di ranjang kamarnya di malam hari.

Selama dua minggu ini Rian merasa kesepian. Dunianya terasa jatuh dan hampa. Hidupnya yang sebelumnya terasa berwarna tiba-tiba berubah kembali menjadi hitam putih. Dari kantong matanya, jelas sekali memperlihatkan bahwa akhir-akhir ini Rian jarang bisa tertidur. Pikirannya hanya terarah pada gadis kecil yang selama ini selalu berada di dekatnya dan mewarnai hidupnya.

Jodohku Gadis Kecil dari Desa (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang