Rian memfokuskan diri menyelesaikan dokumen kerjasama tokonya dengan rumah sakit pak Hendra di ruangan kantornya. Sebenarnya pegawai-pegawai Rian yang tahu hilangnya Rian selama 2 minggu masih terkejut ketika Rian tiba-tiba menampakkan diri hari itu. Ayahnya sudah berpesan ke Rian untuk mengambil cuti dan beristirahat di rumah terlebih dahulu. Tapi Rian memutuskan untuk mengerjakan tanggung jawabnya di tokonya yang belum selesai terlebih dahulu sebelum mengambil cuti. Rian tidak ingin kehilangan kepercayaan pelanggannya sedikit pun, apalagi pelanggan berpengaruh seperti pak Hendra.
Citra yang tadi diajak Rian ke tempat kerjanya saat ini berada di dalam ruang kerja Rian dan hanya bisa diam saja sambil duduk di salah satu kursi sofa yang ada di ruangan. Setelah duduk selama 1 jam lebih tanpa melakukan apa-apa, rasa bosan pun akhirnya memenuhi pikiran Citra. Layaknya anak-anak lain yang merasa bosan di satu tempat, Citra pun meminta Rian untuk pulang.
"Kak, Citra bosan...! Pulang yuk...!"
Rian menoleh sejenak ke arah Citra, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke layar komputer.
"Bentar Cit! ini kerjaan aku belum selesai, kamu sabar dulu ya."
"Tapi aku gak bisa ngapa-ngapain di sini! Aku bosan kalau gak ada yang dikerjakan kayak gini!"
Rian menghela nafas sejenak, lalu berpikir sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangannya di dalam kantor. Ide pun muncul ketika matanya menatap ponselnya yang sedang menganggur. Rian pun mengambil ponselnya yang sebelumnya tergeletak di atas mejanya. Lalu membuka aplikasi tetris yang ada di ponselnya, salah satu game lama yang dulu sempat dia suka.
"Cit, gimana kalau kamu main ini sebentar sambil nunggu aku biar gak bosan?"
Rian menyodorkan ponselnya yang kemudian diterima oleh Citra. Setelah itu Rian menjelaskan sebentar cara memainkan game yang ada di ponselnya sebelum akhirnya kembali ke pekerjaannya. Kali ini Citra tampak tenang dengan matanya yang sekarang terfokus ke ponsel Rian. Rian pun lega ketika mengetahui Citra yang berhenti mengeluh dan bisa mengerjakan pekerjaannya dengan tenang.
2 jam berlalu dan pekerjaan Rian akhirnya sudah selesai. Rian merenggangkan tubuhnya dan merentangkan tangannya ke atas setelah lega menyelesaikan pekerjaannya dan akhirnya bisa beristirahat beberapa hari di rumah. Ditengoknya Citra yang tidak jauh dari meja kerjanya. ternyata Citra masih fokus memainkan ponselnya. Rian tidak tahu kalau game tetris bisa se-seru itu untuk Citra.
"Cit, udah selesai mainnya?"
"Bentar kak, ini Citra udah sampai level sepuluh." Jawab Citra tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Duh yah yah yah, kok kalah...!?"
Rian tersenyum melihat Citra yang sampai tidak menyadari bahwa dirinya sudah selesai bekerja. Rian berdiri dari kursi kerjanya dan menghampiri Citra menagih ponselnya.
"Ayo kita pulang"
Citra mengangguk sambil mengembalikan ponsel Rian. Mereka berjalan keluar dari ruangan Rian kearah lift, lalu menuju parkiran lagi. Ketika keduanya berjalan di lantai satu, sama seperti ketika mereka baru datang, Citra tidak bisa menahan diri memandangi peralatan-peralatan elektronik yang dijual di toko besar milik Rian yang terlihat asing di matanya. Rian mengendarai mobilnya ke arah rumahnya, sedangkan Citra diam-diam memandangi Rian dari samping Rian.
"Kenapa kok lihatin aku kayak gitu? Apa ada yang salah dari aku?"
Citra gelagapan tindakannya disadari oleh Rian dan mengalihkan pandangannya ke kiri jendela.
"Eng... enggak kok! Emm... Itu pemandangan di kanannya Kak Rian tadi bagus."
"Pemandangan apa? gak ada yang istimewa kok. Bilang aja kalau aku emang ganteng" Ucap Rian dengan PD nya. Rian mencoba melirik pemandangan yang ada di kanannya dan hanya melihat gedung-gedung perkantoran biasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Gadis Kecil dari Desa (End)
RomanceLanjutan dari cerita "Mengalami Lompatan Waktu dan Menjadi Orang Lain". AN: Cerita ini dapat dibaca terpisah tanpa membaca judul cerita di atas. Rian mengalami kecelakaan ketika mengalami perjalanan panjang dan terjebak di sebuah desa terpencil. T...