°06°

113 11 0
                                    

"Gimana caranya bisa saling mencintai kalau satu sama lain tidak mau berusaha? Percuma mempertahankan kalau memang ujungnya sama aja"




Tak terasa 2 minggu berlalu begitu cepat dimana pernikahan Utara dan Selatan akan dilaksanakan. Utara sudah memakai gaun merah dengan perbuatan penuh manik manik cantik. Selatan pun tak kalah keren dia sudah memakai jas bewarna merah ati. Mereka melakukan akad nikah di masjid dan melanjutkan resepsi di gedung terbesar di Jakarta.

Para tamu undangan sudah datang dan siap begitupun dengan Ander dan Rahar sebagai wali nikah anaknya. Viole berada di kamar Utara untuk membantu penata rias. Utara sudah duduk di hadapan Ander untuk membacakan ijab kabul.

"Gimana Selatan sudah siap?" Tanya Ander.

"Saya siap om" Jawab Selatan tegas penuh keyakinan. Ander pun menjulurkan tangannya,Selatan juga balas jabatan tangan Ander.

"Saudara Rahardian Sekatan Alderick saya nikahkan kamu dengan putri saya Violexander Utarania Chavaxentzir binti Anderwaman dengan mas kawin 50 gram, mahar 200 juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai" Para saksi dan undangan pun serentak mengatakan sah,Ander pun memimpin doa agar Utara dan Selatan menjadi keluarga yang Samawa.

"So beautiful kamu ra. Udah jadi istri orang aja" Goda Viole. Utara hanya mendatarkan wajahnya. Utara menuruni anak tangga menuju tempat ijab kabul bersama Tante dan mamahnya. Viole pun mendudukan Utara di samping kiri Selatan. Mereka berdua menandatangani buku nikah masing masing.

"Ayo pasangkan cincinnya dan kamu Utara salim sama suami kamu" Perintah Rahar. Selatan pun mengambil cincinnya dan dipasangkan di jari manis Utara,begitupun dengan Utara memasangkan cincin di jari manis Selatan. Utara pun mencium tangan Selatan, Selatan pun mengecup puncuk kepala Utara.

Waktu terus berjalan,sekarang Utara dan Selatan sedang duduk di bangku mempelai dan menyalimi para tamu. Utara tersenyum ramah tapi senyuman itu tidak lebar hanya biasa saja,Selatan pun melakukan hal yang sama. Hari pun semakin sore tamu undangan juga sudah mendikit.

Selesai dengan acara resepsi Utara dan Selatan pun kembali ke rumah Utara atas suruhan Viole agar mereka bermalam di rumahnya sebelum pindah ke apartemen milik Selatan. Utara berjalan menuju kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya karena ia merasa gerah dan lengket dengan baju dikenakannya. Selatan masih di ruang tamu karena diajak mengobrol dengan Rahar dan Ander.

Utara selesai dengan ritual mandinya lalu mengenakan pakaian tiduran dan seketika itu juga pintu kamarnya terbuka melihat sosok lelaki yang sekarang menjabat jadi Suaminya.

"Pinjem handuk saya mau mandi" Ucap Selatan dingin dengan muka datarnya.

"Di lemari ambil aja ga usah manja" Jawab Utara penuh penekanan di setiap katanya.

"Ga guna jadi istri" Sindir Selatan lalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

'Dih kayak dia guna aja jadi suami' -Batin Utara.

Utara turun ke bawah menuju meja makan karena mamahnya terus mengoceh memanggilnya untuk makan malam bersama. Utara pun menurut dengan muka kesal menuju kebawah.

"Asik sunah rosul nih adek gue kiw kiw" Goda Rivan sambil memegang dagu Utara.

"Najis banget pikiran lu" Kesal Utara dengan nenatap sinis abangnya.

"Yaelah dek hidup tuh jangan serius serius harus ada lucuannya dikit biar ga hambar. Hidup lu si datar mulu kek jalan tol" Viole dan Rivan terkekeh dengan penutura Rivan. Sedangkan papahnya dan Utara hanya mendengus malas.

"Om Rahar udah pulang?" Tanya Utara pada papahnya.

"Sudah barusan" Balas Ander dingin.

"Mana suami kamu nak ga turun turun?" Tanya Viole,Utara yang ditanya hanya menaikan bahunya tanda tidak tau. Viole pun geleng geleng bisa bisanya putrinya tidak tau suaminya dimana.

Selatan pun turun dari lantai 2 rumah Utara menuju meja makan. Selatan tidak enak karena membuat mereka menunggu dan menunda waktu makan malam karenanya mereka semua mengerti kecuali Utara pastinya.

Selesai dengan makan malam semua kembali ke kamar masing masing. Saat ini terjadi kecanggungan antara Utara dan Selatan. Utara yang bingung mau ngapain pun memutuskan untuk membuka handponenya dan mengabari Aldo kekasihnya karena sejak pagi dia tidak membalas chat Aldo dan tidak memberi kabar.

"Saya punya perjanjian" Selatan buka suara lalu mengeluarkan kertas di sakunya dan memberikannya ke pada Utara. Utara pun menerimanya dan membuka kertas tersebut.

PERJANJIAN

1. Jika tidur harus ada sekat atau menjaga jarak jika melewati batas tersebut akan ada hukuman.

2. Tidak boleh ikut campur dalam masalah satu sama lain.

3. Pihak 1 tidak berhak menyuruh pihak 2 untuk memutuskan pacarnya begitupun sebaliknya.

4. Jika tidak bisa mencintai satu sama lain dalam 1 tahun maka akan bercerai.

5. Tidak boleh terlibat perasaan satu sama lain. Jika terlibat maka silahkan terima sakitnya.

6. Di depan orang tua harus romantis jika tidak di depan mereka bebas melakukan apa saja.

7. Tidak boleh kontak fisik atau pegang pegang badan.

Utara pun selesai membaca perjanjian tersebut lalu melipat kertas itu dan memasukkan ke laci mejanya,ia pun menyamperi Selatan yang sedang duduk di ujung kasur.

"Gue yakin lo belum dewasa" Tegas Utara dengan suara dingin.

"Maksud lo?" Tanya bingung Selatan.

"Gimana caranya bisa saling mencintai kalo satu sama lain tidak mau berusaha? Percuma mempertahankan kalau memang ujungnya sama aja" Tutur Utara.

"Ga usah ngasih jangka satu tahun kalo peraturannya kayak gitu. Besok juga bisa kita cerai kalo lo mau. Gue udah bilang sebelumnya kalo belum siap ga usah sok sokan nerima" Lanjut Utara dengan kekesalan.

"Bilang aja lo takut kalah" Sindir Selatan lalu tersenyum smirk.

"Kalo emang itu yang lo mau oke gue terima perjanjian itu" Ngalah Utara karena tidak mau berdebat.

Usai dengan pertengkaran masalah perjanjian kini mereka hanya fokus dengan ponselnya masing masing. Tidak ada yang niat membuka suara di antara mereka. Utara yang kelelahan pun tertidur dengan memunggungi Selatan. Selatan pun yang sudah lelah ikut tertidur lalu memunggungi Utara juga.

Suara adzan berkumandang Utara bangun dari tidurnya seperti biasa ia akan melaksanakan sholat subuh. Utara pun berjalan ke kamar mandi untuk berwudhu. Selesai dengan wudhunya Utara pun menggelar sajadahnya menunggu iqomah masjid selesai. Selatan yang merasa terusik karena tadi ada suara keran air pun bangun lalu melihat Utara yang sudah duduk di atas sajadah dengan mukena yang terpasang di badannya.

"Tunggu bentar saya imamin" Selatan pun bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Utara yang mendegar penuturan Selatan hanya tersenyum tipis.

Selatan keluar dengan rambut yang basah membuat kesan ketampanannya bertambah 2× lipat. Selatan pun menggelar sajadah di depan Utara. Iqomah sudah selesai daritadi dan sekarang mereka pun melakukan sholat subuh berjamaah dengan Selatan yang menjadi imamnya.

Tbc

Hailooo abis uprak aku maaf baru update:(

Silahkan komen jika ada kesalahan atau ketypoan. Harap maklum yaa bund oekwokwowow.

See you next chapter jgn lupa votment❤

Kutub Selatan VS Kutub UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang