°07°

115 12 0
                                    

"Jangan berfikiran negatif, coba berdoa sama tuhan minta petunjuk dan coba minta dibicarakan baik baik. Ingat jangan mengambil keputusan jika sedang marah"




Pak Burhan masuk ke dalam kelas Mipa-1. Ia mengajar pelajaran hitung hitungan apalagi kalau bukan matematika. Anak Mipa-1 terlihat fokus terhadap pelajaran tersebut. Wajar saja mereka fokus agar otak mereka dapat merekam dan menangkap pelajaran yang di jelaskan oleh pak Burhan.

Pak Burhan memberikan 10 soal matematika, jika diantara mereka bisa mendapat nilai 100 maka akan dikasih uang 50 ribu itulah kebiasannya agar anak anak semangat dalam belajar. Semua murid terlihat fokus dan teliti mengerjakannya termasuk Utara dan Selatan.

"Ayo nak jika sudah selesai kumpulkan ya jangan terburu buru sing penting benar" Ucap pak Burhan lembut. Satu kelas pun menjawab 'Iya pak'. Satu persatu dari murid mipa-1 sudah selesai mengerjakan tugasnya jam pelajaran juga bertepatan abis dan pak Burhan keluar dari kelas tersebut. Penilaian dan pembagian uang jika mendapat 100 akan dikasih pada pertemuan berikutnya.

Entah setan darimana Selatan terus memperhatikan Utara. Ia terus memperhatikan wanita yang sekarang menjabat sebagai istrinya. Utara yang merasa diperhatikan oleh seseorang pun nengok ke arah kiri dab mendapatkan Selatan yang sedang memperhatikannya. Selatan yang salah tingkah dan malu pun pura pura menyibukkan diri. Utara yang melihat tingkah Selatan hanya tertawa dalam hati tetapi tidak dengan muka tetap datar.

"Tan cabut kuy gue bosen abis ini pelajaran bu ningsih njir" Ucap Adam.

Bu Ningsih adalah guru PKN. Ia terkenal sangat killer dan susah sekali diajak bercanda. Bayangkan saja anak muridnya memberikan dia suprise di hari ulang tahun secara meriah tapi wajahnya sangat tidak peduli dan langsung bilang 'Hari ini ulangan 50 soal'. Bu ningsih biasa dipanggil akai karena badannya dan cara jalannya seperti karakter game mobile lagend.

"Boleh" Jawab singkat Selatan. Ia pun keluar kelas diikuti dengan Adam.

Selatan dan Adam berjalan menuju rooftop. Karena mereka merasa pasti disana ada 2 orang temannya. Dan ternyata benar ketika pintu rooftop dibuka terlihatlah Rozak dan Jefan yang sedang asik marah marah terhadap gamenya beserta rokok yang diapit antara jari telunjuk dan tengahnya.

Selatan dan Adam yang memperhatikan mereka berdua yang terus mengoceh hanya diam tak berkutik dan sibuk dalam pikiran masing masing. Seperti biasa Adam walau cabut dia akan tetap baca buku. Ia menyimpan buku di kolong sofa rooftop agar tidak ada yang merusak atau diambil oleh tangan tangan usil.

"Pelajaran siapa lu berdua berani banget cabut?" Tanya Jefan yang masih terus memfokus pada layar handponenya.

"Akai. Males banget denger ocehannya. Pelajarannya kewarganegaraan yang dibahas kenakalan anak anak remaja" Jawab Adam lalu menutup bukunya.

"Gila anak pinter aja males apalagi kita ya jak" Jefan terkekeh dengan penuturannya.

"Jak jak emang gue rujak" Dengus Rozak tak terima.

"Baperan najis kek cewek lu" Balas Jefan. "Lo ga ngunjungin cewek lu tan? Tadi pagi dia nyariin lo tapi katanya ga liat lo" Lanjut Jefan yang langsung duduk di bangku kosong samping Selatan.

"Ga ntar aja" Jawab dingin Selatan yang hanya mendapatkan anggukan dari Jefan.

Bel istirahat berbunyi Utara keluar dari kelasnya. Setelah selama 2 jam ia mendengar ocehan Bu Ningsih yang hanya membahas seperti hari hari sebelumnya. Kini Utara, Riska, Fiana, dan Dika sedang jalan menuju kantin. Dari arah berlawanan terlihatlah para cowok cowok famous sekolah. Tatapan Selatan dan Utara pun bertemu tapi hanya tatapan sinis dari masing-masing.

Utara duduk tidak dengan teman temannya melainkan duduk dengan Aldo dan teman temannya di dekat pintu masuk kantin. Utara dipanggil Aldo saat ia memasuki halaman kantin dan Utara pun menurut dan duduk di samping Aldo. Utara jujur risih jika dekat dengan banyak laki-laki jadi ia memilih diam jika tidak ditanya.

"By nanti aku latihan basket kamu mau nungguin ga?" Tanya Aldo lembut sambil menatap dalam wajah Utara.

"Iya nanti aku tungguin" Jawab Utara lalu tersenyum manis.

"Ra lo kok sama Aldo keknya ga ketus ketus amat. Tapi kalo udah sama kita nih omongannya bedeh pedes bat" Tutur Rizal. Utara diam tak berkutik dan lebih memilih melanjutkan makannya.

"Iyalah gue kan cowoknya. Lu siapanya?" Aldo terkekeh sedangkan Rizal hanya mendengus kesal.

'Sampai kapan aku harus berbohong Al, apa setelah aku jujur kalau aku sudah nikah kamu akan terus manis seperti ini?' -Batin Utara lalu tersenyum kecut.

Selatan dan Rozak kini sedang menunggu makanan yang mereka pesan datang. Selatan mencari orang di sekeliling kantin namu nihil ia tidak menemukannya. Makanan yang mereka pesan tiba Selatan dan teman temannya pun menyantap dengan hikmat.

"Tan ada job ntar malam. Ambil ga?" Tanya Jefan. Jefan adalah salah satu pemegang uang atau barang hasil balapan. Jefan juga yang mengatur jika ada yang mengajak balapan dan akan menimang apa hadiah yang akan si lawan kasih jika temannya menang.

"Boleh" Jawab singkat Selatan sambil memasukan satu buah bakso kecil ke mulutnya.

"Btw hadiahnya apa jep?" Tanya Adam.

"Motor. Lumayan kan? Bisa dijual terus duitnya dibagiin kayak biasa" Mereka juga memiliki kebiasaan yaitu membagikan uang hasil menang balapan ke orang yang tidak mampu. Kadang juga mereka membelanjakan makanan atau sembako lalu dibagikan. Rozak hanya ber-oh.

Di satu sisi Utara sudah di kelas bersama Riska. Saat ini Riska sedang cerita masalah keluarganya pada Utara. Karena diantara ketiga temannya yang sering memberikan solusi itu Utara. Walau dia dingin bahkan tidak peduli dengan sekitar ia sangat dewasa jika memberikan solusi dan bisa menjadi sosok pendengar yang baik.

"Ra gue takut kalau mereka cerai gimana?" Tanya Riska dengan suaranya yang sesegukan karena nangis.

"Jangan berfikiran negatif, coba berdoa sama tuhan minta petunjuk dan coba minta dibicarakan baik baik. Ingat jangan mengambil keputusan ketika marah." Nasehat Utara dengan suara lembutnya.

"Thanks ya ra. Nanti gue coba ngomong sama mereka" Jawab Riska.

Terkadang orang yang terlihat bahagia belum tentu ia bahagia. Ia hanya menutup kesedihannya dengan topeng yang dipakainya agar terlihat ia sedang baik baik saja karena tidak ingin orang tau bahwa dia sedang tidak baik baik saja. Banyak orang yang diluarnya tertawa terbahak bahak aslinya ia rapuh di dalam.

Bel pulang sekolah telah berbunyi dimana suara bel yang semua murid menunggu nunggu karena bisa tidur dan berleha leha di rumah. Selatan hari ini ada latihan futsal dan rapat osis untuk acara perpisahan guru yang pensiun. Sekarang ia sedang pemanasan di lapangan futsal ditemani Kezia tentunya. Ia melihat ke arah lapangan basket dimana ia melihat Utara yang sedang memegang botol minum serta handuk kecil. Setelah melamun melihat Utara ia pun tersadar dan tidak boleh menyukai Utara.

"By aku ada acara dikit lagi jadi aku harus pulang gpp?" Tanya Kezia lembut dengan wajah puppy eyesnya.

"Iya by gpp. Hati hati ya kalau sudah sampai kabarin aku" Jawab Selatan lembut.

"Makasih by" Kezia mengecup pipi Selatan lalu pergi keluar gerbang sekolah. Selatan yang melihat kegemasan Kezia hanya geleng gelengkan kepala.

Tbc


Hai miskah bertemu lagi nih. Gimana kabarnya? Semoga baik baik aja yaa. Stay safe corone masih ada:v

See you next chapter jgn lupa votment❤

Kutub Selatan VS Kutub UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang