°25°

75 10 0
                                    

"Perjuangan tidak pernah mengkhianati hasil kan?"




"Baik anak anakku yang bapak cintai dan bapak banggakan. Bapak mempunyai sedikit pemberitahuan yaitu mengenai pertandingan futsal sekolah kita melawan sekolah Wellington. Bahwa besok sekolah diliburkan dan semua anak murid wajib menjadi supportir sekolah besok. Jadi besok berpakaian bebas dan kalian yang tidak ikut dalam andil pertandingan harus datang dan memberikan sopport kepada teman teman kalian yang mengikuti lomba. Bapak harap kalian bisa hadir agar sekolah kita menang dalam demo supportir dan pertandingan futsal. Nanti juga akan di pulangkan cepat karena sekolah akan dijadikan tempat untuk latihan anak anak basket. Semua murid harus pulang tidak boleh ada yang masih di sekolah kecuali yang ikut dalam pertandingan lomba!" Ucap pak Samsudin. "Baik ada yang mau ditanyakan?" Lanjutnya. Faza selaku ketua kelas pun mengacungkan tangannya.

"Pak jam berapa ya pertandingannya dan dimana?" Tanya Faza.

"Sekolah kita tanding jam 10 dan bertempat di lapangan SMA Wellington." Jawab Pak Samsudin ramah.

"Tidak ada yang ingin ditanyakan? Baik bapak akhiri. Selamat siang semua" Pak Samsudin pun keluar dari kelas. Semua kembali ricuh seperti sebelumnya karena tidak ada guru yang masuk ke kelas.

Tak lama pengumuman dari pak Samsudin, bel pulang pun dibunyikan. Seperti yang dikatakan pak Samsudin bahwa sekolah di pulangkan cepat. Utara bersiap untuk pulang begitupun dengan Riska. Cukup senang karena perlombaan dilaksanakan hari jumat jadi bisa dihitung kalau anak Victorian libur tiga hari walau besok harus hadir jadi supportir yang penting tidak belajar.

"Guys besok kan cuma bentaran tuh jadi supportir. Gimana baliknya langsung ke rumah gue? Sekalian main terus lo ra ris nginep deh" Fiana tiba tiba muncul di depan pintu Mipa-1.

"Boleh. Sekalian gue ngelupain masalah hehe" Jawab Riska dengan cengirannya.

"Lo ra? Ayolah main sibuk mulu ngapain si lo" Tanya Fiana.

"Ikut" Jawab singkat Utara.

"Oke tekenan batin lama lama lo ngomong singkat singkat mulu" Riska mengelus dadanya pelan.

"Di elus mulu Ris ntar tepos" Ceplos Dika.

"ASTAGFIRULLAH DIKA MULUT LO" Riska melepas sepatunya dan melempar ke arah Dika yang sudah ngibrit menjauh dari kelas Utara.

°••°

Selatan sedang duduk di samping Viole sambil menunggu Utara pulang. Hari ini malam kedua Viole menginap. Semuanya berjalan seperti semestinya. Tetapi yang membedakan mereka harus seperti layaknya suami istri. Hari ini Selatan memang izin untuk tidak latihan padahal besok pertandingan karena tadi Viole bilang agar cepat pulang entah disuruh ngapain dan Selatan hanya menurut. Suara ketukan pintu menyadarkan mereka yang tadi tengah sibuk mengobrol tentang sekolah dan membahas pertandingan futsal Selatan besok. Terlihatlah Utara yang sedang berdiri di ambang pintu karena terkejut melihat Viole dan Selatan yang memandangi dirinya.

"Assalamualaikum" Salam Utara lalu menutup pintu apart.

"Wa'alaikumsalam" Jawab Viole dan Selatan serentak.

"Darimana? Udah sore baru pulang padahal tadi pulang cepat" Selidik Viole.

"Ke cafe sama temen temen bosen di rumah mulu" Jawab Utara dengan suara datarnya.

"Ga izin sama suami kamu? Tara ayo dong jangan dibiasain kayak gitu!" Omel Viole.

"Iya iya. Tara capek mau ke kamar" Utara tidak memperdulikan Viole yang sudah menatapnya sinis. Dirinya lebih memilih jalan ke kamar dan ber istirahat.

Kutub Selatan VS Kutub UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang