°34°

61 10 0
                                    

H A P P Y R E A D I N G

🦋🦋🦋





"Seberat apa pun beban masalah yang kamu hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tak pernah melebihi batas kemampuanmu." -Utarania


Utara dan Nata sedang mengunjungi suatu butik terkenal milik Viole mamahnya. Pembelian gaun pengantin ditanggung oleh Zorax sebenarnya tetapi Utara berbaik hati untuk membelikan Nata dan Zorax gaun pengantin dengan uangnya. Tanpa sepengetahuan keluarga Rahar pastinya. Awalnya memang Nata menolak dan tetap kekeuh memakai uang Zorax saja namun Utara menolak dan tetap akan meringankan biaya baju pengantin mereka.

"Mba Tasyi siapin baju paling bagus" Perintah Utara dengan suara datarnya. Tasyi hanya geleng geleng melihat Utara seperti itu namun sudah biasa baginya.

"Bentar Mba cariin yang paling top. By the way buat siapa Ra? Buat kamu? Kok bukan mamah kamu yang kesini dan pilihin? Pilihan mamah kamu keren lho Ra dibanding pilihan Mba Tasyi. Seleranya tinggi. Coba telpon mamah kamu suruh kesini." Ini yang tidak Utara suka dari Tasyi, dirinya sangat bawel dan banyak bertanya.

"Buat nih temen Utara. Cepet deh mba cariin" Dengus Utara kesal. Tasyi langsung menutup mulutnya dan segera pergi mencari gaun.

Mba Tasyi memegang 3 gaun di tangannya dan menjejerkannya di gantungan baju. "Kamu yang temennya Tara sini. Coba kamu pilih saja ini menurut Mba ya yang paling bagus tapi kalo kamu gak suka bisa lihat yang lain disana ya" Nata mengangguk ramah dan mulai meneliti ketiga gaun tersebut.

Utara menunjuk salah satu gaun. "Nih bagus lumayan elegan dan ga begitu terbuka. Inget menurut gue kalo ga suka skip" Ucap Tara dengan suara ketusnya.

"Tapi Ra ini mewah banget dan mahal banget pasti mana ada aku uang segitu"

"Miskin banget cuma 300 juta doang itu" Celetuk Utara. "Maaf bercanda doang jangan marah. Hm lo lupa? Kan gue bilang tadi gaun sama jas pernikahan lo biar gue yang nanggung"

"Ra, 300 juta bukan uang yang kecil"

"Gue anak bapak Ander ya kali ga mampu. Udah deh jangan mikirin mahal murahnya yang penting tuh kenyamanannya"

"Tapi kamu serius mau bayarin kan Ra? Nanti pas mau bayar kamu malah ninggalin aku di kasir sendiri" Nata menyengir kuda dengan ucapannya yang tadi.

Utara memberikan 5 kartu debitnya di telapak tangan Nata. "Nih pake pinnya di belakang kartu biar kalo gue kabur, lo ada jaminan buat bayar"

°••°

Setelah perdebatan soal biaya dan pemelihan gaun, sekarang mereka berada di mall tengah kota untuk mengisi perut mereka. Awalnya ingin makan pecel lele langganan Utara dan teman temannya tetapi pecel lele tersebut tutup karena pemiliknya sedang pulang kampung.

Utara memesan 2 paha ayam crispy dan spicy di tempat pemesanan dan memesan minuman cola serta air putih untuk Nata. Setelah pesanan selesai dan membayar, Utara kembali ke meja.

"Makan yang banyak anak lo butuh nutrisi"

"Makasih ya Ra. Kamu baik banget ya walau mulut kamu pedes" Nata menyengir malu.

"Ck! Udah makan ga penting bahas itu"

Utara dan Nata menikmati makanan yang dihidangkan. Mereka sama sama diam dan hanya fokus ke makanan masing masing.

"Ra" Nata buka suara di tengah tengah kesibukan makannya. Tara yang dipanggil hanya berdehem.

"Kira kira papah Zorax bisa nerima aku ga ya? Seperti dia bisa nerima kamu sebagai menantunya?" Utara tersedak mendengar pertanyaan Nata. Nata dengan sigap memberikan minum. "Makannya pelan pelan Ra ga ada yang mau ambil makanan kamu kok"

Kutub Selatan VS Kutub UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang