"Turun." Perintah Bara setelah motornya mendarat di rumah Kirana yang sederhana.
"Lah gue dibawa ke rumah? Percuma dong gue udah ganti baju rapih-rapih tapi malah gak jadi!" Batin Kirana sangat-sangat kesal dengan perlakuan Bara yang sangat tidak berperikemanusiaan. Tak hanya itu, tapi tak ada otak seperti nya.
"Jadi lo cuma bawa gue pulang ke rumah?!" Cukup, Kirana sudah tak bisa meredam emosi nya kali ini. Bodo amat Bara mau marah kek, mau natap natap tajem. Asli, gak peduli. Pokoknya hari ini Kirana kesal sama bara, Dasar barangsat!
"Hm." Tanpa merasa bersalah Bara hanya berdeham saja menjawab ocehan Kirana.
"Jahat banget sih!" Ucap Kirana pelan, sangat pelan. Tapi sayang Bara masih bisa mendengarnya.
Rasa nya Kirana lelah sekali, ia ingin mengeluarkan air mata nya kali ini juga. Karena sifat Bara yang sangat menyebalkan.
"Emang." Ujar Bara dingin dengan tatapan tajamnya.
Kirana tak peduli dengan ucapan Bara barusan. Ia langsung masuk ke rumah nya dan mengunci pintu rumah nya.
Ternyata Mamah dan Ayahnya sudah tak ada di ruang tamu, mungkin saja sudah di kamar.
Kirana langsung bergegas ke kamar nya sembari mengelap air mata nya yang jatuh itu.
"Hiks.. jahat banget!" Isak Kirana di guling nya.
Sumpah, Kirana itu kalau sudah kesal banget sama orang bisa sampai nangis, karena udah merasa capek aja gitu.
Ada yang gitu gak sih?!
Kirana mengusap air mata nya. "Dasar nyebelin!" Kirana menghentak-hentakkan kaki nya dalam posisi masih berbaring.
Lama kelamaan Kirana merasa mengantuk dan lelah, mata nya sembab sekarang.
Ia membuka cardigan nya dan mencuci muka, setelah itu tidur.
______
So get out, get out get of a my head..
And fall into my arms instead..
I don't, I don't, don't know what it isYa, itu adalah suara dering alarm Kirana.
Ia adalah salah satu penggemar one direction sedari dulu.
Tapi meskipun sudah memasang alarm, ia terkadang tak pernah bangun dan dengar. Meskipun begitu, Kirana tetap saja memasangnya.
Kecuali kalau Mamah atau Ayahnya yang membangunkan nya pasti ia akan langsung bergerak cepat.
Kirana menggeliat kecil.
"Engh.."
Kirana meraba nakasnya, mencari ponselnya yang sedari tadi berdering terus.
Tuk
Kirana menggeser layar ponsel dan setelah itu alarm pun mati.
Ia mulai menyesuaikan mata nya yang masih mengantuk, melirik jam yang bertengger di atas dinding kamar nya.
Jam menunjukkan pukul lima pagi, Kirana langsung bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu setelah itu melaksanakan ibadah shalat subuh.
Sehabis shalat ia pun langsung bergegas mandi, beberapa menit kemudian ia sudah rapih dengan seragam sekolahnya yang lengkap dan rapih.
Ia turun ke lantai dasar, dan tak menemukan siapapun disana.
Kirana menepuk dahi nya pelan.
"Oh iya, kan Mamah sama Ayah ke kampung ya?" Ucap Kirana pada diri nya sendiri.
Kirana langsung menuju ke dapur untuk memasak, sekedar membuat telur mata sapi sebagai sarapannya.
_____
"Ini uangnya bang, kembalian nya ambil aja." Ucap Kirana pada gojek itu.
Abang gojek itu tersenyum ramah pada Kirana. "Makasih neng." Ujarnya.
Kirana mengangguk dan tersenyum kembali, lalu ia langsung masuk menuju ke halaman sekolah yang terasa sejuk di pagi hari ini.
Di koridor ia berpapasan dengan Raveyla yang sedang mengobrol dengan teman kelasnya, mungkin? Pikir Kirana.
Kirana mengalihkan pandangan nya dengan segera.
"Aduh, gue takut banget kalau Raveyla liat gue semalem dirumah Bara." Ringis Kirana, mengkhawatirkan hal yang belum tentu benar terjadi.
Batin Kirana berucap demikian, walaupun hal itu tidak memungkinkan, apalagi dengan kondisi Kirana yang tak terlalu lama di rumah Bara malam itu.
"Hai Kirana!" Sapa raveyla dengan wajah senang nya.
"Hh--ai.." Jawab Kirana dengan terbata-bata.
Raveyla menatap Kirana heran. "Kok gugup gitu sih? Masih kenal gue kan?" Tanya Raveyla memastikan bahwa orang yang kemarin menolongnya apakah masih mengingatnya atau tidak.
Kirana tersenyum kaku. "I-ya masih kok," jawab Kirana.
"Nanti gue ke kantin bareng lo sama Amanda ya, nanti gue yang ke kelas lo. Santai aja, gue duluan ya. Bye!" Seru Raveyla.
"Ee--h iya iya.."
Kirana menghela nafasnya berat.
"Untung aja, dia kayanya gak tau deh."
Sesampai di kelas Kirana tak melihat kehadiran Amanda.
Dan sampai bel masuk pun tak ada yang menduduki bangku di sebelah nya.
"Lah Manda kok enggak ada? gak bilang sama gue kalau hari ini dia gak masuk?" Batin Kirana memikirkan sahabatnya, ia khawatir.
"Sil!" Panggil Kirana ditengah-tengah pelajaran.
Guru yang mengajar juga sedang keluar sebentar, jadi Kirana bisa leluasa bertanya kepada Sesil.
"Iya?" Sesil selaku sang sekretaris kelas menoleh kearah Kirana yang memanggilnya.
"Sil, Manda kenapa gak masuk? Dia izin gak sama lo?" Tanya Kirana pada Sesil.
Lalu Sesil bangkit dari duduknya menuju bangku Kirana yang berada dekat si sebrangnya.
"Emang lo gak di kasih tau sama dia Kir?" Tanya Sesil. Kirana menggeleng cepat.
"Katanya gak boleh keluar dari bangku nya." Sindir salah satu murid cowo yang ada dikelas.
Ia menyindir Sesil karena tadi ia memerintahkan mereka semua untuk tidak berkeliaran, ralat. Itu perintah Bu Ika, Sesil hanya mengulangi perintah Bu Ika saja.
"Sut, Ini penting!" Sesil menoleh kearah Rafli dengan tatapan tajam khasnya.
Lalu Sesil beralih pada Kirana. "Dia sakit kata nya." Ucap Sesil.
"Bukan nya tuh anak kemarin baik-baik aja ya?" Tanya Kirana, sembari berpikir.
"Ya namanya juga penyakit Kir, bisa dateng dari mana aja dan kapan pun." Kata Sesil yang membuat Kirana mengangguk-anggukan kepala nya.
"Pinjem pulpen dong Kir." Pinta Sesil sambil terkekeh di kalimat terakhirnya.
"Lah pulpen lo? Lo gak punya? Ya kali sekretaris kehabisan pulpen." Ucap Kirana.
"Ye, pulpen gue di pake sama si ajinggot." Kirana hanya ber 'oh' ria saja lalu memberi pulpennya kepada Sesil.
"Thanks, gue balik dulu ya. Sans ntar pulpen nya gue balikin kok!" Ucap Sesil dengan kekehan nya.
"Curang lo Sil, masa kita gak di bolehin keluar dari tempat duduk. Dan lo malah keliaran gitu." Julid Oding dengan nada dramatis.
"Ssut enggak usah banyak ngomong deh lo, mau gue bilangin Bu Ika? Habis itu emak lo di panggil kesini. Mau gak?" Ancam Sesil yang membuat Oding kicep seketika.
"Jangan main-main maka nya!" Satu kelas langsung menertawakan Oding. Karena menurut mereka itu lucu dengan oding yang kicep hanya karena perkataan sesil.
"Ampun bang jago tet tet tew tew tew tew!" Rafli melanjutkan.
__________
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA: MY COOL HUSBAND
Teen FictionCover: Pinterest Bara itu cowok cuek. Bara itu tidak berperikemanusiaan. Bara itu ketus ke semua cewek. Tapi itu semua tidak mengurangi kadar kegantengan-nya! Dan juga fans nya. Ini adalah kisah kirana seorang gadis biasa yang dijodohkan oleh bara...