4 - Tidur di Pangkuan

2.1K 170 13
                                    

Siang itu, Gempa asyik membaca buku di ruang TV. Dia duduk bersila di sofa. Untungnya nggak ada satupun saudaranya yang ingin menyalakan TV sehingga Gempa nggak perlu terganggu dengan suara.

Oh keluarganya?

Halilintar sedang pergi latihan silat di lapangan dekat rumah. Tok Aba sedang pergi menemui teman lama. Taufan sepertinya sedang pergi berkencan, entahlah dengan siapa. Ochobot, Solar, dan Thorn sedang tidur siang. Blaze ada ekskul sepak bola, latihan seperti biasa. Ice se—

Set!

—dang tidur dengan menjadikan paha Gempa sebagai bantal, barusan. Dipelukannya ada boneka paus—oke, guling. Ice marah jika disebut tidur dengan boneka—kesayangannya.

Hmm, Gempa nggak terlalu terganggu sih. Jadi ia biarkan saja adiknya yang beda tiga tahun dengannya ini. Gempa melanjutkan membacanya dengan tenang. Sayangnya ia lupa satu hal.

Sejam kemudian, Gempa menjerit dalam hati. Pahanya pegal banget! Mana kakinya juga udah kesemutan. Ingin rasanya meluruskan kaki, tapi kasihan Ice nanti terbangun....

"Assalamualaikum. Aku pulang. Loh Gempa? Kenapa?" Halilintar pulang dengan melihat wajah gelisah Gempa.

"Waalaikumsalam, Kak Hali. Erm, pahaku pegel...," ujar Gempa sambil menunjuk Ice yang tidur dipangkuannya.

Halilintar terdiam. Lalu dia tiba-tiba memegang kaki Gempa dan dengan gerakan cepat ia meluruskan kaki Gempa yang sebelumnya bersila. Gempa yang kakinya juga kesemutan spontan menabok Halilintar berkali-kali. Sensasi kaki lagi kesemutan tapi malah dipegang orang—oh kau taulah rasanya seperti apa.

"KAK HALI AKU LAGI KESEMUTAN!!" jerit Gempa masih memukulinya.

"Lah, nggak bilang," ujar Halilintar meringis. Gempa memukulnya benar-benar dengan tenaga.

Setelah selesai dipukuli Gempa, Halilintar masih melihat kembar perempuannya nggak nyaman. Halilintar peka, Gempa ingin menyudahi sesi memangku Ice. Halilintar dengan menarik tangan Gempa kuat-kuat, membuat gadis itu berdiri dan—

BUFF!

Ice jatuh ke lantai dengan guling pausnya duluan yang mendarat. Untung saja, kalau wajah Ice duluan yang menabrak lantai, pasti Ice terbangun dan meringis kesakitan.

Gempa memelototi Halilintar. TEGANYA KAU!?!

Halilintar mengangkat bahu. Tanpa dosa ia meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya sendiri. Ice nggak bangun kok.

Gempa menghela nafas, lalu akhirnya membangunkan Ice, menyuruh bocah itu pindah ke kamar untuk tidur yang lebih baik.

.

TBC

Sister [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang