"Kak Fan kok sering banget ngisengin Kak Hali sih? Kan nggak boleh iseng ke orang lain," ujar Thorn di suatu pagi yang cerah.
Taufan yang lagi minum susu hampir menyemburkan susunya. Halilintar dibelakangnya ber-'heh' dengan senyum aneh.
"Soalnya seru liat reaksinya Kak Hali, Thorn," jawab Taufan jujur.
"Tapi kan Kak Hali pasti terganggu. Kasiaan," Thorn memelas.
Taufan menengok ke arah Halilintar, "Kak Hali habis ngasih Thorn apaan sih?"
Halilintar mengangkat bahu. "Aku nggak ngapa-ngapain, woi."
"Hm, aku juga penasaran sih," tiba-tiba Gempa ikut dalam pembicaraan. "Emang seseru apa?"
Taufan menyeringai, "Nanti ikut aku jailin Kak Hali ya."
"Hei, kok malah ngajak-ngajak orang lain sih?" Halilintar menjitak Taufan. "Thorn, Gempa, jangan mau."
Percuma jitak Taufan, Hali, Gempa dan Thorn sudah menjadi anggota percobaan dalam faksi Taufan.
Dan permulaan neraka untuk Halilintar-
.
"DOR!!"
"HUAA!!" Halilintar terkejut--bahkan sampai melempar hpnya. Untung saja hpnya tahan banting-
"APAAN SIH, THORN!?" seru Halilintar kesal.
Thorn hanya tertawa, lalu kabur ke dapur.
Halilintar mendecih. "Kenapa sih tuh anak...."
.
"Kak Hali mau nemenin aku sama Solar nonton film nggak?" Gempa bertanya pada jam sepuluh malam. Yang lain sudah pada masuk ke kamar masing-masing.
"Boleh aja sih. Tapi-"
"Yes! Ayo ke ruang tengah!" Gempa menarik tangan Halilintar.
Disana, Solar sudah menunggu dengan antusias. Melihat kedua kakaknya sudah duduk anteng di sofa, Solar menyetel DVD, mematikan lampu, dan ikut duduk di sebelah Halilintar. Halilintar kini diapit oleh kedua adiknya, nggak bisa kemana-mana.
Ngomong-ngomong, Solar meski nggak tahan film horor, dia jadi doyan nonton film horor. Meski malamnya harus tidur berdua dengan Thorn.
Halilintar awalnya biasa saja. Namun ketika di awal film menunjukkan judul film horor terkenal, dia panik. Gempa nggak bilang mau nonton film horor! "A-aduh, aku--"
"Sst! Jangan berisik! Aku nggak denger!" Gempa berdesis.
Pasrah sudah Halilintar. Dia berusaha memejamkan mata biar nggak lihat filmnya, tapi tetap saja suaranya benar-benar menyeramkan. Solar disebelahnya sudah gemetar dan memeluk tangannya. Gempa disebelahnya diam saja--
Diam saja?
Itu... beneran Gempa?
Iya juga, kenapa Gempa mengajaknya nonton film horor padahal tahu Halilintar nggak berani nonton film horor?
Halilintar menengok patah-patah ke arah kembar perempuannya itu. "G-Gempa?"
"DOR!!"
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!" Dua teriakan menggelegar ke pelosok rumah.
Gempa ketawa ngakak sampai jatuh terguling di lantai.
Niatnya mengerjai Halilintar, Solar juga kena. Melihat kedua saudaranya yang paling 'cool' ketakutan seperti itu membuatnya tertawa keras.
Wajah Halilintar merah padam. Dia mengepalkan tangannya. Tampak ingin marah, tapi ditahan.
"M-maaf Kak Hali- tapi ahahahahah!" Sekarang Gempa menangis sambil tertawa. Wah, Gempa kena virus Taufan?
Halilintar mendengus. Dia tidak mengatakan apapun, lalu membawa Solar pergi ke kamar. Sepertinya Halilintar ngajak Solar tidur bareng.
Oke, Gempa menyesal sekarang.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister [ Hiatus ]
FanfictionPerkenalkan, Gempa namanya. Gadis cantik ini tinggal bertujuh bersama saudara-saudara lelakinya yang punya sifat berbeda, dan diawasi oleh kakeknya. Orang tua mereka asyik berpetualang dan hanya mengirimkan banyak uang sesekali. Bersama enam sauda...