15 - Orang yang Disuka?

1.6K 142 8
                                    

"Gempa! Gempa!" Gopal berlari menuju gadis rompi cokelat itu. 

"Kenapa Gopal?" tanya Gempa.

"Kamu suka sama - [ Sensor ] - kan!?" seru pemuda tubuh gempal dengan heboh.

Wajah Gempa spontan memerah. "KAMU TAHU DARI MANA!?!"

Untung saja tidak ada orang disekitar mereka, kalau ada Gempa akan sangat marah dan malu sekali.

.

Gempa nggak bisa fokus pada rapat dihadapannya. Pikirannya selalu melayang saat Gopal menyebut nama orang yang ia sukai. Gempa bahkan tidak pernah memberitahu orang lain tentang orang yang ia suka, kenapa Gopal tahu!?

Gopal cenayang kah!?

"-mpa! Gempa!"

Bahu Gempa diguncang hebat. Pikiran Gempa kembali ke dunia nyata. Dia langsung diharapkan dengan wajah Fang yang kesal.

"Mikir apa sih? Dari tadi dipanggilin nggak nyaut?" tanya Fang.

Wajah Gempa memerah, malu. Haduh, padahal lagi rapat tapi dirinya malah mikir yang aneh-aneh. "Maaf. Uh, sudah sampai mana?"

"Dana event sekolah Gempa. Sebentar lagi festival sekolah, kita masih kekurangan dana," jelas bendahara OSIS dengan sabar.

"Coba mana seberapa besar?"

Fang memberikan selembaran kertas pada Gempa. Gempa membacanya dengan cepat. Wajahnya langsung pucat.

"Se-sebanyak ini?"

"Iya sebanyak itu."

"Yaudah, kita harus cari dana sebanyak mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaudah, kita harus cari dana sebanyak mungkin. Kas OSIS masih ada kan? Ayo kita jadiin modal buat jual sesuatu. Jangan lupa tetap sebar proposal ke beberapa perusahaan," ujar Gempa. "Masih ada beberapa bulan. Ayo semangat!"

.

"Gopal!" Gempa tiba di kelas Gopal saat istirahat makan siang keesokan harinya.

"GemGem~!" Taufan yang tadinya ngobrol sama Gopal langsung menghampiri adiknya itu.

"Stop! Aku ada urusan sama Gopal!" seru Gempa menghentikan langkah Taufan. "Ayo ikut aku!"

"Eh apa nih?!" seru Gopal agak panik. Masalahnya Gempa mukanya nyeremin.

Gopal langsung diseret Gempa. Setelah sampai di tempat sepi dan memastikan Taufan tidak mengikuti, Gempa melepaskan Gopal.

"Pokoknya rahasiain!" seru Gempa.

"Hah? Apanya?" tanya Gopal.

"Orang yang kusuka! Pokoknya rahasiain! Kalo ada yang tau lagi, pokoknya itu salah kamu, Gopal!" tegas Gempa dengan wajah agak merah.

"Dey!" Gopal berseru. "Pfft, iya iya deh. Rahasia! Janji!"

"Bagus!"

"Ngomong-ngomong, mau beli fotonya nggak? Aku punya banyak!" Gopal langsung dalam mode bisnis.

Gempa tersedak.

Mereka berdua tidak mengetahui, Taufan benar-benar mengikuti mereka....

Sister [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang