17 - Nangis

1.7K 141 4
                                    

Ice sedang sendirian dirumah. Semua saudaranya sedang pergi entah kemana saat dia bangun tadi pagi--siang sih lebih tepatnya. Haduh, padahal ini hari Minggu. Pada kemana ya?

Ice berjalan ke ruang makan, berharap ada sarapan untuknya. Biasanya sih Gempa menyisihkan bagian Ice. Semoga nggak dimakan sama Blaze.

Sayangnya saat membuka tudung saji di meja makan, kosong melompong. Nggak ada makanan.

Ice mengerutkan dahi. Tumben, biasanya ada sisa sedikit.

Masa harus beli keluar sih? Malas ah, batin Ice menghela nafas.

Tapi ujungnya, dia mengambil uang di laci dan berniat membeli sesuatu diluar. Dia lapar, banget.

Ice baru saja membuka pintu depan, dan dia sudah ditubruk sampai jatuh oleh seseorang. "Aduh!" rintihnya. Pantat dan punggungnya langsung berpapasan dengan lantai... tentu saja sakit.

"Hiks... hiks uh...."

Ice membeku. Orang yang menubruknya--yang kini sedang memeluknya--adalah tak lain dan tak bukan adalah kakak perempuannya.

"K-Kak Gem?" panggil Ice agak panik mendengar Gempa terisak. "Kenapa?"

"Uhhuhuhu... hiks," bukannya menjawab, Gempa malah semakin keras menangis, dan memeluk Ice erat-erat.

Ice bingung mau melakukan apa. Hampir selama lima menit dia diam membiarkan Gempa menangis.

Tapi lama-lama punggungnya sakit juga... "Kak Gempa, pindah ke dalem ya? Punggungku sakit...."

Suara tangis Gempa mereda. Lalu dia dan Ice pindah ke ruang tengah. Lagi-lagi Gempa menangis sambil memeluk Ice.

Ice pasrah menjadi bantal peluk Gempa sementara. Batal sudah niatnya membeli sarapan. Pokoknya nanti Ice harus minta Gempa memasak makanan kesukaan Ice!

Hah? Kenapa Gempa menangis? Itu bukan urusan Ice! 

Ice tahu Gempa itu bukan jenis orang yang mudah menyerah, dan dia sangat kuat menghadapi segala sesuatu. Gempa pasti akan bangkit kembali dan menjadi kakak kesayangan Ice!

Setelah sekitar satu jam dalam posisi itu, Gempa akhirnya melepaskan pelukannya. Dia mengelap wajahnya dengan tisu, dan membuang semua ingusnya.

Dengan mata bengkak dan merah, Gempa tersenyum pada Ice. "Maaf. Mau makan siang pakai apa?"

Ice tersenyum simpul. "Masa Kak Gempa nggak tau? Makanan kesukaanku dong!"

Gempa tertawa. "Oke."

.

TBC

Sister [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang