"Loh? Abang Kaizo?"
Gempa berhenti ketika melihat orang yang dikenalnya sedang duduk di counter Kedai Tok Aba. Halilintar hampir menabraknya dari belakang. Sementara orang yang dipanggil menengok.
"Jangan berhenti mendadak," tegur Halilintar menarik ujung rambut Gempa.
Gempa meringis, "iya maaf."
"Gempa?" Kaizo memanggilnya.
Halilintar menyipitkan matanya. "Siapa, Gem?"
"Oh iya. Kak Hali, ini kakaknya Fang, Abang Kaizo. Abang Kaizo, ini kakak kembarku, Kak Halilintar," Gempa memperkenalkan mereka.
"Halilintar," Halilintar mengulurkan tangannya mengajak salaman. Mungkin bukan Halilintar banget untuk beramah-tamah, tapi Halilintar tahu adab, dia lebih muda dan menghormati yang lebih tua.
"Kaizo." Kaizo membalas uluran tangannya. Mereka bersalaman sesaat.
"Masih libur, Bang?" tanya Gempa sambil memakai celemek, kemudian memberikan Halilintar celemek lain. Hari itu Gempa dan Halilintar kebagian tugas membantu Tok Aba di kedai.
"Iya," jawab Kaizo pendek sambil mengaduk Special Hot Chocolate-nya.
"Gempa! Ingin pesan nih!" Seorang pelanggan di meja agak jauh melambaikan tangannya.
"Iya!" Gempa membalasnya. "Kalo gitu aku kerja dulu, ya Bang. Kak Hali juga jangan diem gitu dong."
Halilintar memang masih ditempatnya. Dia hanya mengangguk. Setelah Gempa pergi, Halilintar memakai celemeknya dan mulai mengerjakan sesuatu.
Kaizo menatap Halilintar yang dengan lincah menyiapkan minuman dan beberapa makanan kecil. Entah kenapa melihatnya menyenangkan.
"Gimana rasanya punya adik perempuan?"
Halilintar kaget Kaizo mengajaknya bicara. Jujur, Halilintar iri Gempa memanggil Kaizo dengan 'Abang'. Halilintar agak kesal karena hal itu.
"Hm... lucu?" jawab Halilintar tidak yakin. "Lebih gampang diatur." Yeah, daripada lima adiknya yang lain, Gempa paling mudah diatur dan biasanya sepemikiran dengan Halilintar.
"Ah iya, aku lupa kalian enam laki-laki dan satu perempuan bersaudara," gumam Kaizo. "Btw, Gempa bilang kau ikutan bela diri?"
"Ya- oh, Kak Kaizo--" oke, Halilintar entah kenapa merasa aneh dengan panggilan itu. "--juga ikut bela diri?" Halilintar memperhatikan sikap tubuh Kaizo.
"Kaizo saja," kata Kaizo. "Iya. Aku ikut beberapa klub bela diri di kampus."
Dan dengan cepat keduanya larut dalam pembicaraan bela diri ini.
Gempa melihat itu dari jauh dan tertawa. Sudah kuduga mereka memang mirip.
Gempa kenal Kaizo dari Fang tentu saja. OSIS sering menggunakan rumah Fang sebagai tempat rapat. Beberapa minggu ini Kaizo sedang libur kuliah, sehingga beberapa kali berpapasan dengan Gempa dan teman-teman se-OSIS-nya. Jujur saja, wajah Kaizo tampak menyeramkan setiap mereka berpapasan.
Gempa tidak enak pada Fang dan kakaknya. Dia berinisiatif membuatkan sup wortel (dia menanyakan makanan kesukaan Kaizo pada Fang), untuk Fang dan Kaizo. Dan begitulah, Kaizo menjadi baik padanya.
"Aku mau punya adik perempuan kayak Gempa."
Beberapa kata dari Kaizo yang sangat dadakan itu membuat Halilintar kaget. "Hah--"
"Hah? Mana boleh."
Bukan, itu bukan Halilintar yang menjawab. Itu Taufan yang entah dari mana muncul di sebelah Kaizo.
Dengan aura gelap, Taufan menatap Kaizo. "Nggak boleh. Gempa nggak boleh dibawa orang, nggak boleh nikah, nggak boleh punya pacar, nggak boleh--"
Tok! Halilintar menggetok kepala Taufan dengan gelas.
"Nyeremin tau nggak?" Halilintar berkata sinis.
"Aduuh, Kak Hali~ sakit~" dengan nada sok manja, Taufan mengaduh.
"Aku cuma bilang 'kayak' bukan pengen Gempa," ulang Kaizo memutar bola matanya. "Siapa ini?"
"Taufan, adik kembarku, kakaknya Gempa," jawab Halilintar.
"Huftt... lagian orang ini nyebut-nyebut mau Gempa, ya nggak boleh dong," Taufan dengan tidak sopan menunjuk Kaizo.
Kaizo menyeringai aneh. "Kalo Gempa beneran mau jadi adikku gimana?"
Taufan melotot. "AKU BAKAL MAKAN LIMA PLASTIK BISKUITNYA YAYA!!"
Kaizo tahu tentang biskuit legendaris itu, langsung ketawa. "Oke. Beneran ya?"
"BENERAN!!" Taufan berteriak.
Halilintar menggelengkan kepalanya. Taufan selalu begini kalau udah berurusan tentang Gempa.
Sementara itu Kaizo semakin menyeringai.
.
tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/255662787-288-k208741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister [ Hiatus ]
FanfictionPerkenalkan, Gempa namanya. Gadis cantik ini tinggal bertujuh bersama saudara-saudara lelakinya yang punya sifat berbeda, dan diawasi oleh kakeknya. Orang tua mereka asyik berpetualang dan hanya mengirimkan banyak uang sesekali. Bersama enam sauda...