10

1.9K 119 4
                                    

Siap-siap dibuat baper sama Aldo dan Tania. Yang jomblo, siapkan hati kalian Ya😉😅
______________

"Enggak! Lo bohong 'kan?"

"Jawab gue Aldo! Jawab!"

Tania berteriak histeris seraya menguncang-nguncang tubuh Aldo yang mematung di hadapannya. Bungkam. Seolah tidak melihat kehadiran Tania di hadapannya. Dengan mudahnya Aldo berkata cerai. Setelah apa yang lelaki itu lakukan padanya? Apa maksudnya itu?

"Kita nggak bisa sama-sama lagi," ucap Aldo dengan nada dingin dan acuhnya. Dia tidak mau memandang wajah Tania yang basah oleh air mata.

"Lo lupa? Lo udah janji nggak bakal ninggalin gue, Do!" Tania memukul-mukul dada bidang Aldo dengan sisa kekuatannya.

Aldo menahan tangan Tania yang terus memukul tubuhnya. Dengan mata elangnya, dia menatap Tania dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gue nggak bisa lagi sama lo. Lo nggak lebih dari pelampiasan gue!" tegas Aldo menghempas tubuh Tania dengan kasar sampai gadis itu terjatuh di lantai.

Degh!

Bak disambar petir di siang bolong, Tania tidak menyangka Aldo akan tega berkata seperti itu. Sakit. Apakah ini yang dinamakan sakit namun tak berdarah? Perkataan Aldo benar-benar menusuk menghunus hatinya. Lelaki yang ia cintai, telah berhasil menyakiti hatinya. Pelampiasan? Apa maksudnya?

Jadi, apakah Aldo menikahi Tania karena sebuah pelampiasan saat dia sedang ada masalah dengan kekasihnya? Apa serendah itu harga diri Tania?

Aldo keluar dari kamar dengan menyeret kopernya. Tania yang melihat itu, langsung bangkit dan menghampiri lelaki itu.

"Gue punya salah sama lo? Salah gue di mana, Do?" Tania memegang lengan Aldo, menatap lelaki itu dengan tatapan sendu. Rasanya, Tania tidak kuat jika melihat Aldo yang pergi meninggalkannya. Jika lelaki itu pergi, dengan siapa dirinya tinggal? Tania tidak memiliki keluarga lagi selain Aldo, suaminya.

"Lepas!" bentak Aldo menghempas tangan Tania.

"Denger, jangan pernah ganggu gue lagi!" sambung Aldo kemudian berjalan menuju pintu dan keluar dari apartemen.

Tubuh Tania lunglai jatuh di lantai apartemen yang dingin. Air matanya lolos begitu saja, memandang tubuh Aldo yang mulai hilang di telan dinding.

"Aldo!"

Napas Tania ngos-ngosan. Keringat dingin membasahi keningnya. Pipinya basah oleh air mata. Dia bergegas menoleh ke samping. Lega. Ternyata semua itu hanyalah mimpi. Lelaki yang ia cintai masih tertidur dengan nyenyaknya di samping.

Tania tersenyum memandang wajah damai suaminya. Wanita itu mengira, dia telah kehilangan Aldo untuk selamanya. Untunglah, semua yang ia alami tadi hanyalah sebuah mimpi buruk. Jika itu terjadi, Tania lebih memilih bunuh diri daripada harus hidup tanpa adanya Aldo di sisinya.

Tangan Tania terulur membelai pipi Aldo. Menatap wajah damai Aldo membuatnya lupa akan mimpi yang ia alami barusan. Terganggu dengan pergerakan Tania, Aldo perlahan-lahan membuka matanya. Menatap istrinya yang tak berkedip menatapnya.

"Ekhem!" suara deheman Aldo berhasil membuat Tania tersadar dan langsung menarik tangannya dari wajah Aldo.

"Dosa nyuri-nyuri pandang," sindir Aldo menatap wajah gugup istrinya. Bibirnya sedikit terangkat membentuk sebuah lengkungan indah saat menatap wajah salah tingkah Tania.

"Gue, anu itu ...." Saat Tania menolehkan wajahnya ke samping, disaat bersamaan pula Aldo mendekatkan wajahnya ke depan. Alhasil, mereka saling menatap satu sama lain. Aldo mengunci tatapannya membuat Tania langsung mengalirkan wajahnya ke samping.

"Cie yang salting. Haha ...," goda Aldo menoel pipi Tania. Membuat perempuan itu semakin salting dibuatnya.

"Apaan sih. Nggak lucu tau!" Tania memberenggut kesal. Aldo selalu menggodanya dan tidak akan berhenti sampai membuat pipinya bersemu merah.

"Ekhem. Tadi, kenapa kebangun?" ucap Aldo memcoba membuka pembicaraan yang lebih serius. Tatapan Aldo juga berubah menjadi tajam dan fokus.

"Tadi ...." Tania menggantungkan ucapannya. Dirinya tak yakin harus berkata jujur atau lebih baik menyembunyikannya. Dia saat ini, tengah berada di ambang kebingungan.

Aldo masih menunggu Tania mengungkapkan yang sebenarnya. Apa yang telah membuat gadis itu terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Nggak mau jujur? Atau nggak mau gue khawatir?" Pertanyaan Aldo membuat Tania mengingat mimpi buruknya. Gadis itu langsung berhambur ke dalam pelukan hangat Aldo. Menumpahkan air matanya di dada bidang suaminya.

"Hey, kok nangis?" Aldo mengusap lembut air mata yang membasahi pipi Tania. Lelaki berkulit putih itu, menangkup pipi Tania dan memandang lekat mata wanita yang dicintainya.

"Nggak mau jelasin sekarang nggak papa. Tapi jangan nangis. Gue paling nggak bisa liat cewek secantik lo nangis," ucap Aldo sembari mengedipkan sebelah matanya. Membuat kekehan terdengar dari bibir mungil Tania.

"Tadi, gue mimpi buruk. Di mimpi itu, lo tiba-tiba mau ninggalin gue dan bilang--" Tiba-tiba Aldo mmenempelkan jari telunjuknya di bibir Tania. Otomatis membuat gadis itu menggantungkan ucapannya.

"Sttt ... gue nggak mau denger ucapan buruk itu. Gue udah janji sama lo, Tania. Gue akan tetep di samping lo. Apapun itu masalah yang akan nerpa rumah tangga kita. Jangan pikirin ancaman yang mama lontarkan. Percayalah, kita akan tetap bersama. Bahkan, maut tak mampu memisahkan kita."

Ucapan panjang lebar Aldo mampu menyihir Tania dalam sekejam. Baru kali ini, Tania mendengar ucapan lelaki itu tanpa terputus-putus sekali pun. Dan ini, juga pertama kalinya bagi Aldo, mengucapkan kata-kata sepanjang itu.

"Udah. Sekarang bobo lagi, ya?" Aldo merebahkan tubuh Tania bersama dengan dirinya. Sebelum itu, lengannya ia siapkan untuk menjadi bantal bagi Tania.

Siapa yang mengira, Aldo, lelaki yang begitu dingin bisa selembut itu hanya bersama dengan Tania. Lelaki yang membuat siapapun merinding dengan tatapan elangnya. Kini, lelaki itu tengah menatap lembut wanita yang terlelap di sampingnya.

"Gue cinta sama lo," bisik Aldo tepat di telinga Tania yang tengah terlelap.

___Bersambung___

Huaaa pengen suami kayak Aldo!

Mak, carikan anakmu suami kayak si Aldo! Hiks😭

Visual Aldo

Visual Aldo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Salah Masuk Kamar [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang