12

1.7K 106 3
                                    

Positive?

Selesai dengan rapatnya, Aldo berjalan tergesa-gesa setelah melihat foto Tania berpelukan dengan seorang lelaki. Darah Aldo mendidih setelah melihat foto tersebut. Ingin sekali dia melayangkan bogeman ke wajah lelaki yang berani menyentuh istrinya itu.

"Bangsat!"

"Anjing!"

"Lo liat aja nanti!"

Aldo mempercepat langkahnya dan naik ke motornya. Tanpa berfikir dua kali, Aldo langsung menstater motornya dan bersiap membelah ramainya jalanan kota.

Kalut dalam emosinya. Aldo bahkan tidak memperdulikan kecepatan motornya telah melebihi rata-rata orang yang biasanya. mengendarai motor. Beberapa umpatan dilayangkan orang-orang tatkala Aldo melewatinya.

"Setan! Bawa motor pelan-pelan, Woy!"

"Anak muda sekarang, emang nggak punya Ahlak!"

"Ck, dasar anak muda!"

"Udah bosen hidup, Lu?"

Beberapa umpatan lainnya juga dilayangkan pada Aldo. Tetapi, Aldo tetaplah Aldo. Cuek dan dingin. Dia tetap mengendarai motornya melebihi kecepatan rata-rata. Mungkin, manusia seperti Aldo memiliki banyak nyawa seperti kucing yang memiliki banyak nyawa.

Setelah sampai, Aldo langsung memarkirkan motornya di tempat parkir Apartemen. Lelaki itu berlari menuju Apartemennya. Saat sampai di depan pintu, Aldo menarik napas sejenak. Emosinya tidak boleh sampai melukai Tania. Pikirnya.

Ceklek!

"Assalamualaikum," salam Aldo melangkah masuk.

"Wa'alaikum salam." Terdengar suara jawaban Tania dari arah dapur. Aldo bergegas melangkah mendekati Tania yang sibuk mengepel lantai dapur.

Saat melihat Tania, entah kenapa bayangan foto itu kembali muncul di ingatan Aldo. Darahnya kembali mendidih. Aldo menarik kasar lengan Tania yang sedang sibuk mengepel lantai. Kaget, itulah ekspresi yang Tania tunjukkan di wajah cantiknya.

"Ahk! Sakit!" ringis Tania saat Aldo mencengkram kuat lengannya.

Bruk!

Aldo menyeret tangan Tania dan mendorongnya ke sofa. Kemudian lelaki itu mendekatkan wajahnya maju ke depan wajah Tania. Memandang dengan tatapan yang sulit diartikan. Membuat Tania mendundukkan wajahnya takut.

"Ada cowok yang pernah masuk ke Apartemen ini, selain gue?!" Pertanyaan Aldo memang lirih. Tetapi, lelaki itu menekan setiap kata yang keluar dari bibirnya.

Tania menggeleng. Dia benar-benar takut sampai tidak mencerna pertanyaan yang Aldo lontarkan.

"Jawab gue, Tania!" bentak Aldo mencengkram kuat pipi Tania.

Dibentak Aldo membuat hati Tania terasa teriris. Butiran liquid mulai jatuh dari kedua kelopak matanya.

"Nggak usah nangis! Gue butuh jawaban dari lo, bukan tangisan!" Lagi. Karena amarah sedang menguasai dirinya, Aldo sampai tidak sadar telah membentak bahkan menyakiti hati Tania.

"Ng--nggak ada. Hiks … hiks," gagap Tania. Perempuan itu kembali menundukkan kepalanya ke bawah. Dia tidak memiliki keberanian menatap mata tajam sang suami.

"Terus yang ada di foto ini, siapa? Hah?!" marah Aldo semakin brutal.

Prank!

Aldo membanting pot bunga yang ada di meja. Membuat semakin keruh suasana.

"Lo udah mulai main belakang ya, sekarang!" tuduh Aldo menatap Tania tajam.

Salah Masuk Kamar [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang