17

1.4K 101 10
                                    

Jangan bercanda soal nyawa! Aku beneran takut kehilangan kamu!
________

Ceklek!

Suara knop pintu terdengar, menampilkan lelaki dengan pakaian lusuhnya disertai beberapa bercak darah di bajunya. Rambutnya berantakan tak seperti semula. Lusuh juga letih ketara sekali di wajah tampannya.

"Assalamualaikum," salam Aldo kemudian mengalami tangan mamanya yang masih berdiri mematung di sana dan mulut yang terbuka.

Ini pada kenapa, ya?

Aldo berjalan menghampiri sang istri kemudian mengecup lama kening itu.

"Sayang, kamu kesambet? Tumben diem aja?" ujar santai Aldo saat sadar tak ada respon satupun dari istrinya.

Bugh!

Sebuah bantal melayang tepat di wajah tampannya. Aldo yang belum siap sekaligus letih membiarkan wajahnya di pukuli begitu saja.

"Argh! Sakit Tania!"

Jengah. Aldo akhirnya merebut bantal dari tangan istrinya. Kemudian membuang asal bantal itu.

Belum selesai di situ, tiba-tiba tangan bertengger di telinganya kemudian menjewer keras di sana.

"Aa--ampun, Mah. Ampun!"

"Bandel! Hobby banget ngeprank orang!" seru Dilla semakin bersemangat menjewer putra semata wayangnya.

"Ish! Siapa juga yang ngeprank!"

"Bagus! Kamu selain pinter ngeprank, juga pinter bantah mama! Siapa yang ngajarin kamu, hm?"

Tania terkekeh melihat kelakuan mama dan suaminya. Ada sedikit perasaan lega di lubuk hatinya. Seseorang yang membuat pikirannya kacau sampai membuatnya pening, kini berada tepat di matanya, di hadapannya.

"Kamu nggak liat, istrimu sampai sakit gitu!"

Setelah mendengar ucapan mamanya, mata Aldo langsung terfokus pada ranjang di mana terdapat Tania dengan wajah pucatnya.

"Astaghfirullah, kamu sakit?" tanya Aldo kemudian duduk di samping Tania.

Bugh!

"Masih nanya? Kamu bisa ngelihat nggak sih, Aldo!" geram Dilla mendengar pertanyaan putrnya yang terbilang oon itu.

"Tania itu masih hamil, tapi udah kamu bikin mikir!"

"Mana acaranya ngeprank segala!"

Aldo meroasikan bola matanya malas. Jika seperti ini, dirinya akan mendapatkan siraman rohani secara mendadak, dan pastinya akan membuat kepalanya ingin meledak.

"Kamu tuh ya--"

Perkataan Dilla terpotong saat Aldo mendorong tubuhnya keluar kamar.

"Berisik, Mah! Aldo capek, baru pulang," ujar Aldo kemudian menutup pintu dan menguncinya.

"Anak kurang ajar! Kamu mau mama kutuk jadi batu, Aldo?!" teriak Dilla yang tak terima diusir begitu saja oleh Aldo.

"Mah, kalau siraman rohani besok aja! Sekarang, Aldo mau berduaan sama mantu mama!"

Dilla mendengus kasar. Mau tak mau, dia pergi dari kamar anaknya yang durhaka itu.

Di dalam kamar, Tania menatap penuh khawatir Aldo yang berjalan ke arahnya.

"Kamu beneran nggak papa?"

Pertanyaan Tania membuat Aldo tersenyum manis. Laki-laki itu berjongkok di depan Tania, "Nggak papa, Sayang," ucap Aldo kemudian mengacak rambut istrinya gemas.

Salah Masuk Kamar [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang