24

1.9K 123 67
                                    

Warning! Ini part mengandung adegan uwu dan membuat pembaca mengalami gejala seperti : senyum-senyum tidak jelas, teriak-teriak bahkan meraung-raung!

Tidak dianjurkan untuk penderita uwuphobia.

Happy reading!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sttt … Aldo!" lirih Tania menggoyangkan lengan suaminya.

"Ya ampun, Sayang!" kesal gadis itu saat tidak mendapat respon dari sang empu.

Tania mencoba bangun dari tidurnya. Namun percuma saja, nyatanya gadis itu tidak mampu mengangkat tubuh berisinya dan membuatnya kesulitan berjalan.

Keinginan yang sudah di ujung itu membuatnya terbangun dini hari ini. Tania tidak bisa tidur karena dirinya ingin pipis. Tetapi lihat Aldo, bahkan suaminya itu masih terlelap dalam tidurnya. Sangat kurang ajar bukan?

Bugh!

Dengan kekuatan ekstra, Tania memukul wajah damai Aldo menggunakan bantalnya.

"Adu--duh, Sayang. Sakit ih!"

Lelaki itu sepenuhnya bangun dan menatap tak percaya istrinya. Bisa-bisanya istriny itu membangunkannya saat bermimpi sedang kencan dengan gadis cantik.

"Apa?" tanya Tania dengan wajah tak bersahabatnya.

Setelah sepenuhnya sadar, Aldo langsung membulatkan matanya melihat Tania yang bangun di dini hari seperti ini. Apakah perutnya sakit? Atau jangan-jangan dia akan melahirkan? begitulah pertanyaan yang menghantui di benak Aldo.

"Eh? Kenapa bangun? Perut kamu sakit atau jangan-jangan kamu mau lahiran?"

"YA ALLAH TANIA, AKU HARUS NGAPAIN. PLEASE JANGAN LAHIRAN DULU!"

"Telpon dokter? Atau telpon mama?"

Tania merotasikan matanya malas. Reaksi suaminya itu terlalu berlebihan. Sungguh, Tania hanya ingin menuntaskan panggilan alam saja. Tidak perlu membuat kehebohan seperti itu!

Bugh!

"Berisik! Aku cuman pengan pipis bukan mau lahiran!" ucap Tania membuat Aldo menghela nafasnya tenang.

"Lebay!" cibir gadis itu membuat Aldo menjitak pelan keningnya.

"Lebay apanya! Kalau tadi beneran lahiran gimana?!"

"Udah dramanya. Sekarang, bantu aku ke kamar mandi."

Dengan telaten, Aldo membatu Tania bangkit dari kasur. Lengan kiri lelaki itu melingkar sempurna di pinggang, dengan tangan kanan yang menggenggam erat tangan istrinya. Hati-hati Aldo menuntun tubuh Tania sampai di pintu kamar mandi.

"Udah lepas. Aku bisa sendiri," ucap Tania mencoba melepas tangan Aldo di pinggangnya.

Bukannya melepas Aldo malah semakin mempererat tangannya.

"Nggak. Kamu jalan aja nggak bisa. Aku takut kamu kepeleset di dalem!"

Tania mengalah. Bukan waktunya untuk berdebat. Panggilan alam itu semakin membuatnya tidak tahan.

Dalam mata beratnya, Aldo menemani Tania. Sesekali lelaki itu membantu saat istrinya kesulitan.

"Udah," ujarnya membuat Aldo sadar dari rasa kantuknya.

Aldo tidak tahan dengan rasa kantuknya. Dia berinisiatif untuk menggendong istrinya agar cepat sampai dan dirinya bisa tertidur kembali. Namun Tania menolak dengan alasan ….

"Aku bisa jalan sendiri!"

Lelaki itu menghela nafas panjangnya. Dia tidak ingin berdebat dengan Tania di waktu sedini ini. Akhirnya Aldo memutuskan membatu Tania seperti tadi dan kembali tiduran di ranjang.

"Sini peluk," ujar Aldo merentangkan tangannya.

"Nggak mau! Kamu bau!" ejek Tania kemudian memalinkan tubuhnya dan membelakangi Aldo.

Sreek!

Dengan gerakan cepat, kini Tania sudah berada di pelukan Aldo. Laki itu mendekati wajah istrinya kemudian berbisik lembut.

"Sttt … nurut. Kamu mau ngelanjutin permainan semalem?"

Tania menggeleng. "Nggak. Udah ya, aku mau tidur!"

"Good Girl!"

_Bersambung_

Jadi gimana part ini. Jangan lupa spam yang banyak biar cepet update!

Salam manis😁


Salah Masuk Kamar [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang