06

2.7K 150 6
                                    

18+ (Please, yang dibawah umur jangan baca. Takut dosa🙈)

____
"Lo tau di lapangan ada apa? Kok rame banget ya?" ucap Angga tiba-tiba seraya menepuk pundak Aldo.

"I don't know and i don't care!" jawab Aldo dingin dan melanjutkan kembali membaca bukunya .

"Emang ya, kalo ngomong sama kulkas tuh bikin sakit hati. Huaaa terhenyak hati dedek!" ucap Angga dramatis. Emang ya, nih cowok satu lebaynya amit-amit ngelebihin cewek.
Bahkan, Aldo sampai menggelengkan kepalanya mendengar penuturan gila sahabatnya itu.

"Woy, di lapangan ada acara tembak menembak!" Dito tiba-tiba datang dan membuat gaduh suasana perpustakaan yang sepi dan damai. Akibat suara melengkingnya, ketiga cogan itu langsung mendapat tatapan tajam dari penghuni perpustakaan.

"Apaan sih lo, Dit. Tiba-tiba dateng, teriak-teriak. Nggak jelas banget!" ucap Angga meniru gaya bahasa Aldo yang dingin.

"Heh, Nyet. Lo tuh nggak pantes, niruin nada ngomongnya Aldo!" Dito menonyor kepala Angga. Supaya sahabatnya itu tau, jika dia tidak memiliki bakat berbicara dingin seperti Aldo.

"Do, lo tau Erik 'kan? Jurusan ekonomi," sambung Dito kali ini dengan menatap Aldo yang ada di hadapannya.

Aldo menanggapi ucapan Dito dengan menggakat sebelah alisnya. Meminta penjelasan pada sahabatnya itu.

"Dia sekarang lagi nembak Tania, anak jurusan Kimia. Di lapangan."

Degh!

'Tania?'

Tanpa berpikir panjang, Aldo bangkit dan berjalan menuju lapangan. Amarah bercambuk dalam hatinya. Ingin sekali dia memberi hukuman kepada lelaki yang sudah berani menggoda istrinya.

Saat sampai di lapangan, amarah Aldo semakin tak tertahankan saat melihat Erik berlutut di hadapan Tania. Dan Tania hanya diam saat orang-orang menyerukan 'Terima' kepadanya.

"Shit!"

Aldo melangkah semakin dekat dengan kerumunan itu. Kedua tangannya mengepal, bersiap memberi bogeman mentah kepada lelaki yang sudah berani menyentuh miliknya. Ya, siapa lagi kalo bukan Tania.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Semua orang terkejut melihat Aldo tiba-tiba datang dengan melayangkan bogeman di wajah tampan Erik. Tak hanya sekali dia melayangkan bogeman sampai membuat sudut bibir Erik mengeluarkan darah.

Aldo bahkan tidak perduli dengan tatapan-tatapan kebingungan mahasiswa-mahasiswi kampus. Fokusnya hanya mengarah pada wajah memuakkan Erik.

"Siapa lo berani nyentuh milik gue? Hah?!" bentak Aldo dengan menyengkram kuat kerah leher baju milik Erik. Saat tangannya bersiap melayangkan kembali pukulan, Tania dengan sigap menahan tangan Aldo. Membuat Amarah Aldo semakin memuncak.

"Pulang!" sentak Aldo menarik tangan Tania secara kasar.

"Akh, sakit," ringis Tania saat tangannya dicekal dan diseret secara brutal oleh Aldo.

Aldo tak mengubris ringisan ringisan Tania. Dia benar-benar diselimuti rasa cemburu dan amarah. Pikiran Aldo terus berputar pada kejadian di mana dengan sogongnya lelaki tadi mengungkapkan perasaannya.

"Lo nggak denger, Tania kesakitan!" tegas Erik saat melihat kesakitan milik Tania. Lelaki itu mencekal tangan kiri Tania.

Langkah mereka terhenti gara-gara Erik yang menarik lengan Tania. Alhasil tarik-menarik terjadi diantara mereka. Aldo tak ingin kalah dari Erik dan begitu pula sebaliknya.

"Diem!" teriakkan Tania berhasil membuat kedua lelaki itu diam.

"Sorry, Rik. Gue pulang sama Aldo." Tania melepas tangan Erik. Dia memilih pulang bersama suaminya. Walaupun suaminya kasar, Tania mencintai lelaki itu.

***

Brak!

Sesampainya merekai di Apartemen, Aldo langsung menyeret Tania dan mendorong kasar tubuhnya di ranjang.

"Lo harus dikasih hukuman!" Smirk di wajah Aldo membuat Tania takut. Lelaki di hadapannya itu benar-benar kalut dalam amarahnya.

Tania melebarkan matanya saat Aldo membuka bajunya. "Do, jangan gila!" teriak Tania saat Aldo mulai mendekat ke arahnya. Dan benar saja, Aldo menindih tubuh mungil Tania.

"Sadar, Do!" Lagi-lagi Aldo tidak merespons teriakkan Tania. Setan benar-benar membuatnya hilang kendali.

"Do, mmmhh ...." Tania ingin berteriak kembali. Tetapi sialnya Aldo melumat bibirnya. Membuatnya kesulitan bernafas. Tania memukul-mukul dada bidang Aldo, meminta dilepaskan dari ciuman yang hanya diinginkan satu pihak.

Aldo mulai menjelajahi leher jenjang milik Tania kemudian menyesapnya dan meninggalkan bekas kemerahan di sana. Tania juga tidak tinggal diam, dia melayangkan satu tamparan di wajah sempurna Aldo. Berharap lelaki itu segera sadar dari tindakan bodohnya itu.

Plak!

"Salah gue apa, Do? Hah?!" teriak Tania dengan napas tersengal-sengalnya. Rasanya, muak menatap wajah Aldo yang seperti itu.

"Lo milik gue, Tan. Dan gue nggak suka kalo, milik gue disentuh!" ucap Aldo dengan nada penuh penekanan.

Tania mendorong tubuh Aldo kasar. Cairan liquid mengalir dari kedua matanya. Hatinya seperti disayat-sayat. Tania tidak ingin melihat Aldo kalut dalam amarahnya.

"Gue benci sama lo, Do! Gue benci!" ucap Tania setelah itu dia pergi keluar dari kamar. Dia terus berlari menuju pintu. Ingin keluar dari apartemen yang membuatnya sakit setiap detiknya.

Saat Tania membuka knop pintu, dia dikejutkan dengan melihat seorang lelaki dan perempuan di sampingnya yang tengah berdiri di depan pintu.

"Ka--kalian siapa?"

___Bersambung__

Kira-kira siapa ya, yang dateng ke Apartemen mereka?

Salah Masuk Kamar [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang