20

1.4K 112 10
                                    

Brak!

Suara pintu ditutup dengan kasar berbunyi nyaring di telinga Aldo. Lelaki itu menghela nafas pasrah melihat istrinya membanting pintu kamarnya.

"Yang, bukain ih!" rengeknya menggedor pintu pelan.

"Masa iya, aku tidur di ruang tv. Mana banyak nyamuk, nggak bisa meluk kamu lagi."

Aldo menyesal? Sungguh! Tidak seharusnya dia tadi berebut kursi dengan ibu-ibu dan berakhir tidak mendapatkan martabak yang Tania minta.

"Aku minta maaf. Janji, besok aku beliin dua porsi sekaligus," ucap Aldo semangat empat lima.

"Buka dulu, Sayang. Aku janji besok beliin martabak itu!"

Tak mendapat sahutan, Aldo lagi-lagi mengembuskan nafas lelah. Tania jika sedang fase ngambek memang sangat sulit untuk membujuknya.

Dilla yang baru saja keluar kamar itu, mengernyit melihat Aldo mendumel tidak jelas di depan pintu.

Ini pasti nggak jauh-jauh dari kata marahan inimah!

Akhirnya perempuan paruh baya itu berjalan menghampiri anaknya yang menampilkan wajah nelangsa.

"Kenapa lagi kamu?" tanyanya ketika sudah sampai di dekat Aldo.

"Mama nggak liat? Aldo lagi nggak diizini buat masuk," ketus Aldo.

"Dih, ditanya baik-baik jawabnya malah ketus!" sindir Dilla menatap tajam anaknya.

"Niatnya sih, tadi mau bantu. Tapi kalo yang mau dibantu songong kek gini, jadi males!" lanjutnya kemudian berjalan pergi.

Aldo yang mendengar itu langsung menatap berbinar mamanya. Benar, dia sekarang sedang membutuhkan bantuan sang mama. Mau nggak mau, dirinya harus berpura-pura baik sebentar.

"Hehe, Mama jangan gitu dong. Aldo bercanda tadi mah."

"Bantuin atuh Mah anaknya ini."

Dilla mendengkus sebal. Dia harus memberikan putranya itu pelajaran agar tidak lagi songong kepadanya.

"Oke, tapi ada satu syarat!"

__Salah Masuk Kamar__

Berkat bantuan sang Mama, akhirnya Aldo bisa masuk ke dalam kamar. Entah apa yang mamanya itu lakukan sehingga membuat Tania berbaik hati membukakan pintu untuknya.

"Ekhem, Yang?" panggil Aldo kepada Tania yang sibuk memainkan benda gepeng di tangannya.

Tania tidak menjawab membuat Aldo mendengkus kesal.

"Udah malem ini. Sini, tidur di samping aku," ucap Aldo menepuk-nepuk tempat di sampingnya.

Tania tidak menjawab, tetapi gadis itu berjalan menghampiri Aldo.

"Siapa yang nyuruh kamu tidur di situ?" ucapnya garang menatap tajam suaminya.

"Eh kok? Terus aku tidur di mana, Yang?"

"Tidur manapun terserah. Yang terpenting nggak di kasur!" tegasnya.

"Pergi sana!"

"Kamu kok gitu sih?"

"Gitu gimana?"

"Kamu tega, biarin suamimu tidur di sofa tanpa pelukan hangat pujaannya?"

Tania merotasikan matanya malas. Suaminya ini sangat pintar membuat drama!

"Kimi tigi, biarin suamimu tidur di situ bla bla!" ucap Tania menirukan omongan Aldo.

"Pergi Aldo! Tuh telinga masih berfungsi 'kan?!" ketus Tania menyeret tangan Aldo untuk menyingkir dari kasurnya.

"Kamu mau dapat dosa? Kamu ngusir suamimu itu dapet dosa!" kekeuh Aldo tidak mau diusir dari tempatnya berada.

"Kimi ngisir suamimu iti dipit disi!"

"Kamu nggak mau nurutin istri nyidam juga dapet dosa!" Tania benar-benar jengah dengan Aldo. Dirinya ingin tidur saja masih ada drama.

"Besok aku beliin, ya. Ini udah malem, ayo tidur dan lupain semuanya," ujar Aldo mencoba membujuk istrinya.

"Oke, tapi ada satu syarat!" Terlintas ide di otaknya untuk mengerjai suaminya.

"Apa, Sayang? Ngomong aja," ucap Aldo menatap berbinar Tania.

"Kamu harus goyang pargoy di depan aku sekarang juga!"

__Bersambung__

Turut berduka cita Aldo!🤣

Selamat ber-pargoy👍😆

Tinggalkan jejak!

Salah Masuk Kamar [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang