Chapter 34

176 37 3
                                    

"Benarkah itu?!" Pekikan tak percaya meluncur dari mulut Bibi Hyo setelah mendengar cerita dari wanita bermata kucing di hadapannya. Anggukan dari gadis itu menjawab pertanyaan yang terlontar darinya.

"Baguslah kalau ia sudah tau, Jennie." Gumam Bibi Hyo lirih. Tapi mendapat tatapan tak percaya dari Jennie.

"Tapi Chan hampir terbunuh, Bibi?! Apanya yang bagus?!" Gadis itu sampai meletakkan gelasnya yang isinya sudah hampir habis itu.

Anggukan setuju ditunjukkan Bibi Hyo. "Ya. Tapi Rosie tidak akan bisa membunuh Chan. Kau tau? Ikatan batin mereka pasti masih ada walaupun Rosie tak mengingatnya."

"Sebenarnya apa yang terjadi pada mereka, Bibi?"

Wanita yang sudah menginjak kepala empat itu menghela nafas pelan. "Aku hanya tau sedikit, Nak. Intinya adalah, Chan tak sengaja membunuh ibu Rosie. Setelahnya Rosie murka dan benar-benar membencinya. Saat ia murka, ia berlari dan akhirnya sebuah mobil menabrak nya." Raut sedih terpatri di wajah wanita itu. "Dia kecelakaan saat ibunya telah dinyatakan meninggal. Jadi ia tak tau prosesi ibunya dan kejadian lain yang tak di ketahuinya."

Jennie mengernyit bingung. "Kejadian lain?"

Bibi Hyo mengangguk. "Sebelum ibunya dinyatakan koma, ibunya sempat meninggalkan kotak berisi barang pentingnya dan juga sebuah buku."

"Buku?" Bibi Hyo mengangguk lagi.

"Buku harian ibunya. Dan juga ada sedikit hal yang tak ia ketahui." Bibi Hyo menarik nafas pelan. "Hanya itu yang ku ketahui. Karena Alden lah yang menceritakan itu pada Bibi. Tapi dulu juga Bibi sempat bertemu dengannya."

"Boleh aku tau siapa nama ibunya Rosie, Bibi?"

"Ara."

"Ara? Bukankah-

"Iya, Nak. Sepupumu kan? Caelin juga mengenal Bibi. Ibunya Rosie bercerita kalau sahabatnya melahirkan seorang anak perempuan, ia akan menamainya dengan nama panggilan seperti dirinya. Ara."

Jennie mengangguk pelan mengerti. Perlahan akhirnya ia paham apa yang terjadi. Ia sangat tau betul kalau sahabatnya itu belum bisa menerima kepergian ibunya itu. Tapi mengapa takdir sejahat itu padanya? Memilih Chan yang menjadi perantara untuk mencabut nyawa ibunya?

Jennie teringat sesuatu. "Tadi bukankah Bibi bilang 'ikatan batin mereka' kan? Apa maksudnya?"

Bibi Hyo yang baru saja meneguk sedikit chamomile tea nya itu ia taruh kembali gelasnya di meja. "Mereka adalah sepasang kekasih, Jennie." Empat kata itu membuat Jennie membeku di tempatnya. Lidahnya serasa kelu untuk kembali mengajukan pertanyaan.

"Kekasih? Tapi bagaimana-

"Banyak hal yang tak kita ketahui, Nak. Cukup ketahui saja hal itu, kau akan berangsur-angsur mengetahuinya sambil berjalannya waktu." Bibi Hyo kembali meneguk minumannya yang sempat tertunda tadi dan membiarkan Jennie dengan pikirannya.

"Tapi, Bibi, bukankah kalau memang sepasang kekasih, seharusnya Rosie mengingat sesuatu kan?"

Bibi Hyo tersenyum. "Jennie-ya, cinta Rosie pada Chan belum sedalam cintanya pada ibunya. Saat ia kehilangan ibunya, semua perasaan yang lain akan hilang tertutupi amarahnya yang tak terima saat ibunya pergi. Aku yakin ia pasti sudah merasakan sesuatu bersama Chan, tapi mungkin saja alam bawah sadar nya mencegah untuk naik agar Rosie tetap ingat dengan kematian ibunya. Kau mengerti?"

Jennie belum merespon apapun. Bibi Hyo menggelengkan kepalanya gemas akan rasa penasaran gadis bermarga Kim itu. Matanya berkedip lucu karena bingung, berusaha mencerna penjelasan wanita di hadapannya. Tak lama, suara Bibi Hyo membuyarkan semua pikirannya.

YOU AND ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang