Chapter 31

181 36 6
                                    

"Kau sudah memberikannya?"

"Sudah tuan."

"Bagus. Kau boleh pergi."

-YOU AND I-


Suara dering telfon membangunkan seorang gadis yang tidur di dalam mobilnya. Matanya mengerjap pelan dan perlahan terbuka. Ia menolehkan pandangannya ke kursi kemudi di sebelahnya dan mendapati seorang pria yang bersamanya sejak semalam masih terlelap. Ia teringat dengan ponselnya yang berbunyi dan segera keluar dari mobil untuk mengangkat telfon itu.

"Yeoboseyo?" Sapanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Nona Rosie? Apa Nona tidak ke butik hari ini?"

Rosie menimang jawaban sebentar sambil memperhatikan area sekeliling nya. Ternyata mereka tak lagi di pinggir jalan, mungkin Chan membawanya saat tak sengaja tertidur karena ketakutan. Saat ini mereka ada di tempat pengisian bahan bakar yang masih sepi.

"Nona?"

"Ah, Ne? Sepertinya tidak, Tzuyu. Tolong kirimkan saja desain ku ke email. Aku akan datang besok."

"Baiklah, Nona. Selamat pagi."

Rosie menutup sambungan telfon itu. Asap tipis mengepul dari mulutnya mengingat cuaca yang masih dingin pagi itu. Rosie teringat sesuatu, bukankah semalam mobilnya tertembak? Ia buru-buru menghampiri bagian belakang mobilnya. Kedua mata ngantuknya membulat sempurna kala melihat beberapa bekas tembakan di sana. Tangan lentiknya mengelus sedikit bekas tembakan itu. Dalam hatinya ia menyayangkan mobilnya menjadi korban, tapi di sisi lain ia juga bersyukur nyawanya masih selamat.

Kedua matanya memicing saat melihat bagian kaca belakang mobil sebelah kanan yang sudah pecah. Rosie memajukan sedikit kepalanya untuk melihat apa ada kerusakan lain. Tapi ia menemukan sesuatu yang menarik atensinya. Ada sebuah kaleng besi yang badannya di beri tali rami. Bagian atasnya juga terlihat terbuka dan Rosie yakin ada sesuatu di sana.

"Apa yang kau lakukan?"

"Astaga!" Rosie spontan membalikkan badannya untuk melihat sosok di belakangnya. "Kau mengejutkan ku, Chan." Chan tak merespon apapun.

"Ada apa?" Chan bertanya.

Rosie menoleh ke arah mobilnya. "Sepertinya semalam mereka sengaja melempar sesuatu ke mobil."

Chan tak menjawab tapi malah mendekat untuk melihat apa benda yang dimaksud Rosie. Ia bingung saat melihat kaleng itu. Tangan panjangnya meraih benda itu dan membawanya keluar dari kaca yang bolong. Ia memutar-mutar untuk melihat semua sisi kaleng itu. Sampai ia membuka bagian atas kaleng dan mendapati sebuah amplop yang sedikit lusuh.

Chan melirik Rosie sebentar dan mendapati tatapan penasaran dari gadis itu. Ia pun membuka amplop dan mengeluarkan kertas yang terlipat di dalamnya. Kedua matanya tak sengaja membaca kalimat di kertas itu.

Untuk, Roseanne Callista, putriku.

Ia buru-baru mengantongi surat itu ke dalam saku coatnya sebelum yang bersangkutan membaca dan mendapat protes langsung dari Rosie.

"Kenapa, Chan? Surat apa itu?"

"Tidak." Kepala Chan menggeleng kuat. Ia tetap berekspresi datar untuk menutupi gelagat bohongnya. "Sekarang kita harus kembali." Pria itu melangkah untuk masuk ke mobil dan meninggalkan Rosie dengan raut bingungnya.

Rosie mengikuti Chan dibelakangnya dan teringat sesuatu kala melihat coat yang di kenakan lelaki itu terdapat bercak merah. "Chan." Panggilnya. Chan menoleh tanpa suara.

YOU AND ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang