Chapter 6

224 39 0
                                    

"Dad, kau sibuk?" Tanya Alden dari balik pintu ruangan Gerald. Gerald menoleh ke arah pintu, ditangannya masih memegang dokumen. "Masuklah, Nak." Pandangannya kembali ke dokumen di tangannya.

Pintu itu dibuka lalu Alden masuk dan duduk di sofa di ruangan itu. Alden menyalakan tab yang dibawanya. "Dad, salah satu perusahaan kita di Jepang mengalami penurunan saham secara drastis. Apa aku harus kesana untuk mengambil alih sementara?"

Gerald menghentikan kegiatannya dan menoleh menghadap putra sulungnya. "Bagaimana bisa? Coba ku lihat datanya?"

Alden menghampiri sang ayah dan menyodorkan tab nya. Sesekali Gerald mengernyit bingung dengan data itu. "Coba minta data terbarunya saat ini." Suruh Gerald pada sang putra.

"Tapi ini yang terbaru,Dad." Jawab Alden dengan sedikit takut.

Gerald memijat pelipisnya dan menghela nafas kasar. "Kita harus cari investor baru. Malam nanti kau berangkat ke Jepang."

Tak lama, sebuah email masuk ke tab Alden. Matanya terbelalak saat membacanya. "Dad, ini ada info. Ada perusahaan yang ingin menjadi investor."

"Nama perusahaannya?"

Alden menelan ludah kasar. "Cadmon Company."

Gerald meletakkan dokumen ditangannya. "Apa ini pertanda?" Gerald menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya. "Tak ada jalan lain untuk menyelamatkan perusahaan kita. Berangkat lah malam ini, dan temui mereka." Final Gerald.

-YOU AND I-

Pelukan itu.. aku ingat pernah merasakannya.. kenapa rasanya sama seperti dia? Bukankah dia sudah pergi sejak kejadian itu? Tapi ken..

"Hyung, kau sibuk?" Sebuah ketukan menyadarkan Chan dari pikirannya. Ia pun berdeham sebentar, "Masuklah." Tangannya kembali membuka dokumen yang menumpuk di mejanya.

Sam masuk dan menghampiri Chan. Sekedar memberitahu, Sam sering melakukan kerja sama dengan perusahaan Chan. Biasanya ia akan membantu mencari relasi baik untuk investor atau untuk menanam saham meskipun ia juga punya perusahaan sendiri. Sam sering bekerja sama dengan Chan karena menurutnya, Chan sangat pandai perhitungan dan mencari keuntungan.

Sam langsung menyodorkan tabnya ke meja Chan. "Perusahaan Thomson Company menerima tawaran kita. Kau bertemu dengan mereka besok pagi. Hebat kan aku, kau tau, disana mereka sedang mengalami penurunan saham yang besar. Tapi yang ku tau, perusahaan itu sangat bagus dan terpercaya, bagaimana bisa seperti itu?"

Chan melirik tab itu. "Bukankah ia ada cabang di Korea?" Matanya sesekali menoleh ke arah kertas-kertas di hadapannya dan sesekali melihat ke arah Macbook di hadapannya.

"Banyak relasi lebih bagus, Hyung. Kalau bisa ke luar negara, kenapa harus didalam?" Balas Sam.

"Aturkan jadwalku untuk itu."

Sam memekik senang. "Dua tiket kan, Hyung?"

"Aniya. Satu. Bukan ekonomi." Sam mendadak murung. "Hyung, kau ini-"

"Setengah bagian keuntungan." Potong Chan.

Mata Sam berbinar. "Aku akan aturkan jadwalmu segera." Sam langsung bergegas pergi. Chan yang melihatnya menggeleng-geleng kan kepala.

Dasar arsitek manja.

-YOU AND I-

"Eonnie, apa ini bagus?" Seorang gadis kecil bernama Cecil menghampiri Rosie di dapur. Tubuh kecil nya itu sedikit memutar untuk menunjukkan keindahan dress yang dipakainya.

Rosie yang sedang memotong sayuran pun menoleh. "Wah! Cantik sekali. Mirip putri Elsa." Puji Rosie membuat Cecil berjingkrak senang.

"Benarkah,Eonnie? Wah, aku bisa menggunakannya nanti saat musim dingin."

YOU AND ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang