Chapter 21

142 31 0
                                    

Model papan atas ternama, Aileen Grizell Rosalind, membuat pernyataan bahwa salah satu desainer sekaligus pemilik dari Rosie Boutique, Roseanne Callista, tidak bertanggung jawab.

Aileen menyatakan bahwa-

Ara mematikan televisi yang ada di ruang kerjanya lalu membanting remotenya ke lantai. Persetan dengan rusak. Alisnya memicing marah melihat berita itu.

"Apa-apaan dia ini?! Tak bosan-bosannya mengganggu Rosie Eonnie!" Serunya kesal. Kakinya berjalan tak tentu arah. Mengapa Ara sangat kesal? Ia sudah menganggap Rosie seperti kakak perempuannya sendiri. Tapi melihat kakak yang disayanginya di tuduh yang tidak-tidak seperti itu, siapa yang tidak kesal? Kalaupun seandainya seseorang tidak peduli pada kakaknya, pasti akan marah juga melihat orang lain melakukan ini pada kakaknya sendiri.

"Aku harus apa?" Tanyanya pada dirinya sendiri. "Apa aku harus menghubungi Chan Oppa?" Langkahnya terhenti sebentar. Kemudian dia menggeleng keras. "Tidak, tidak. Aku bisa membantu Eonnie melewati ini. Aku harus menemuinya." Ara bergegas keluar dari ruangannya untuk ke ruangan atasannya itu.

-YOU AND I-

"Apa perlu Dad ikut menemui mereka?" Tanya Gerald sambil berkacak pinggang. Setelah melihat berita yang menggemparkan itu, Gerald langsung meluncur ke butik putrinya, dan meminta Alden menggantikannya di kantor. Mulanya Alden yang akan kesana, tapi Gerald melarangnya karena Alden sering lepas kendali saat emosi. Apalagi ini berkaitan dengan adik perempuannya.

Rosie langsung menggeleng keras. "Tidak, Daddy. Aku bisa mengatasinya sendiri." Rosie mengembangkan senyumnya agar sang ayah tak khawatir. "Ini bukan pertama kalinya aku menghadapi media, Daddy." Sempat terlintas di fikiran Rosie untuk menghubungi Chan karena waktu itu ia berpesan untuk menghubunginya kalau Aileen 'berulah'. Tapi Rosie meyakinkan dirinya bisa mengatasinya sendiri, meskipun saat ini harus berdebat dengan sang ayah yang bersikeras ingin membantunya.

"Tapi ini bukan berita yang baik, Rosie. Model itu jelas-jelas menuduhmu yang tidak-tidak." Gerald menarik nafas sebelum melanjutkan. "Itu sama saja pencemaran nama baik." Nadanya terdengar kesal. Hei? Orang tua mana yang akan terima kalau anak nya di tuduh seperti itu?

Rosie mendekat ke arah Gerald dan mengelus lengan yang masih terbalut jas mahal itu. "Aku bisa menghadapinya, Daddy. Banyak orang disisiku yang akan membantu. Daddy tenang saja." Rosie melebarkan senyumnya untuk semakin meyakinkan sang ayah. Akhirnya, Gerald hanya bisa menghela nafas pasrah dan membiarkan Rosie menghadapi tanpa campur tangannya.

"Tapi kalau dia berbicara yang lebih buruk lagi, Dad tidak segan untuk langsung mendatangi agensi nya, Rosie-ya." Mendengar ancaman itu Rosie malah terkekeh geli. "Lalu, mau kau apakan, Daddy?"

Gerald memikirkan jawaban yang pas untuk itu. "Bukankah penyedot debu di rumah rusak kemarin? Mungkin dia bisa menjadi tukang bersih-bersih debu di rumah." Ah, sepertinya Rosie ingat.

Penyedot debu di rumah keluarga Thomson rusak karena ulah si bungsu. Siapa lagi kalau bukan Younghoon. Jadi, kemarin saat keluarga sedang berkumpul, Younghoon turun dari lantai atas sambil memainkan game di ponselnya. Saat ia memenangkan gamenya, ia berteriak histeris karena senang sambil melompat kegirangan. Dan entah bagaimana ajaibnya, penyedot debu yang disandarkan di bawah tangga bisa tertendang olehnya hingga terbelah menjadi dua. Younghoon langsung terdiam di tempat, Rosie terkejut, sedangkan Alden dan Gerald hanya menatap datar ke arahnya.

Rosie tertawa mengingatnya. "Darimana Younghoon bisa mendapat kekuatan sebesar itu sampai bisa membelah penyedot debu menjadi 2?" Gerald tersenyum melihat sang putri.

"Ya sudah, Dad harus kembali. Tapi ingat," tunjuknya tepat didepan wajah Rosie. "Jangan sungkan meminta bantuan."

"Tentu, Daddy. Thank you." Gerald mengusap puncak kepala putrinya, detik berikutnya ia berlalu dari sana.

YOU AND ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang