Chapter 18

157 36 0
                                    

"Rosie?" Suara itu membuat Rosie terbangun dari posisinya yang seolah terjatuh di atas tanah. Gadis berambut pirang yang mengenakan gaun putih selutut itu sedikit bingung dengan tempat yang disinggahinya.

"Dimana aku?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Rosie mencoba untuk berdiri dan memijakkan kaki nya yang tanpa alas itu ke rumput yang masih sedikit basah di bawahnya.

"Rosie?" Panggil suara itu lagi yang terdengar jauh disana. "Mmm.. mom?" Suara Rosie mulai bergetar. Ia mengedarkan pandangan ke segala arah. "Mom? Kau dimana?"

"Mom disini, Rose." Sahut suara itu dengan lembut. Rosie yang mendengar nama panggilannya yang biasa digunakan sang ibu membuatnya terisak pelan. "Aku merindukanmu, Mom." Ungkap nya sambil menahan tangis.

"Mom selalu bersama mu kapanpun dan dimana pun, Rose." Lanjut suara itu membuat Rosie menumpahkan air matanya lebih banyak.

"Saat ini Mom sudah lebih bahagia. Karena kau mulai merasakan hidup yang sesungguhnya, Nak." Entah mengapa Rosie seperti merasa ada sosok yang mengusap kepalanya lembut. Membuat isak tangis nya semakin menjadi.

"Kau harus selalu bahagia, Rose. Berjanjilah untuk dirimu." Suruh suara itu dengan sedikit nada tegas didalamnya. Rosie menutup wajah nya dengan kedua tangannya sambil menggeleng. Air mata tak henti keluar dari kedua matanya. "Aku tidak akan bahagia kalau aku tidak ikut denganmu, Mom." Balas Rosie yang tersenggal-senggal karena isakan nya.

"Tidak, Nak. Belum saatnya. Sekarang kau harus kembali dan ingat, kau harus selalu bahagia di hidupmu. Sekarang Mom harus pergi, jaga dirimu, Rose." Mendengar sang ibu berucap seperti itu Rosie kembali mendongakkan pandangannya dan menggeleng keras. "Tidak! Mom tidak boleh pergi! MOM!" Teriaknya frustasi dengan air mata yang selalu mengalir di wajah cantiknya. Rosie bahkan tak sanggup untuk menegakkan kedua kakinya, ia pun jatuh terduduk di atas rumput itu.

"Mom.. kumohon.. jangan pergi.." suaranya melirih diakhir. Tenaga tubuhnya seolah habis tertumpah saat menangis tadi. Sampai akhirnya pandangannya menggelap dan tubuhnya lemas seketika.

-YOU AND I-

Kedua mata yang terpejam itu perlahan berkedip. Matanya masih menyesuaikan dengan kondisi cahaya disana. Saat kedua matanya terbuka sempurna, ia melirik ke sekitarnya yang merasa tak asing. Dinding putih, bau obat-obatan yang menyengat, suasana yang sepi. Ia mencoba untuk menggerakkan tangan kirinya tapi terasa sedikit nyeri. Dilihatnya ternyata infus tertancap di telapak tangannya.

Aku di rumah sakit?

Tak lama seorang pria masuk dan membuat perhatiannya teralihkan ke sana.

"Kau sudah sadar, Noona?" Tanya si bungsu di keluarga Thomson, Younghoon. Younghoon menghampiri sang kakak yang masih berbaring dengan tatapan bingungnya.

"Dimana aku?" Tanya Rosie dengan suara lirih. Younghoon duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Rosie. "Noona ada di rumah sakit. Semalam Noona berteriak di ruanganmu, sepertinya Noona mimpi lagi?" Jelas Younghoon tapi Rosie masih menampakkan wajah bingungnya.

"Setelah itu, aku menghampirimu ternyata Noona sudah tak sadarkan diri di mejamu." Lanjut Younghoon. Mendengar itu Rosie nampak mengingat apa yang terjadi padanya semalam.

Semalam aku lembur, tak sengaja ketiduran, berarti mimpi itu datang lagi?

Setelahnya Rosie hanya mengangguk paham. "Noona ingin apa? Ingin minum atau makan?" Tanya Younghoon pada sang kakak. "Minum." Rosie menjawab dengan suara lemahnya. Tubuhnya benar-benar lemas sekarang.

YOU AND ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang