Chapter 2

404 51 3
                                    

Mengapa aku tak asing dengan gadis itu?

Apa aku pernah bertemu dengannya?

Tapi sepertinya itu bukan klienku.

Apa dia..

"Oppa!" Suara itu mengejutkan Chan yang sedang berfikir keras itu. Bahkan ia harus berkedip beberapa kali agar menyadarkannya.

"Ya, Ara? Mian, Oppa sedang terfikirkan sesuatu." Ucap Chan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Ara menghela nafas kasar. "Jadi Oppa tidak mendengarkanku? Percuma saja aku minta pendapatmu." Ara pun pergi menuju gantungan baju yang lain.

"Mianhae. Baiklah sekarang Oppa akan mendengarkan ceritamu,okey?"

"Hmm. Jadi Oppa, sekarang aku harus membuat skripsi untuk kelulusanku. Aku bingung sekali untuk mencari butik yang tepat untuk tempat ku magang. Bisakah Oppa membantu mencarikannya untukku?" Jelas Ara sembari mengembangkan senyumnya.

Chan terkekeh. "Apa yang tidak kulakukan untuk adikku. Tapi sebelum itu, perbaikilah hubungan mu dengan Sam. Dia selalu mengganggu ku di kantor kau tau? Itu membuatku pusing."

Sam, atau Samuel Vinson adalah salah satu kolega bisnis Chan sekaligus teman akrabnya. Dulu saat acara ulang tahun perusahaan, Chan mengundang Sam datang. Disaat itulah pertama kalinya Sam bertemu Ara. Sam yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ara, terus mengejarnya dan meminta Ara menjadi kekasihnya.

Bahkan ia nekat mempermalukan dirinya di kampus Ara karena menyatakan perasaannya pada Ara disana. Ara yang tak menyangka akan kegigihan Sam pun akhirnya luluh dan mengiyakan permintaan Sam untuk menjadi kekasihnya. Meskipun Sam seorang CEO seperti Chan, tapi sifatnya tak beda jauh dengan anak kecil berumur 5 tahun. Manja sekali.

Ara terkekeh geli. "Aku hanya sedang mengerjainya saja, Oppa. Sebentar lagi hari jadi kami yang ke 2 tahun. Aku ingin membalaskan dendamku karena dia sudah membuatku menangis saat hari jadi kami setahun lalu."

Sekilas bayangan melintas di pikiran Chan. Setahun yang lalu saat hari jadi Sam dan Ara yang pertama, Sam berpura-pura kecelakaan saat pergi menjemput Ara dikampusnya. Sam sampai melibatkan orangtuanya dan orang tua Chan untuk melancarkan aksinya. Saat itu Chan tidak bisa tak menahan tawanya saat melihat adik cantiknya menangis. Tapi akhirnya rencana itu berhasil dan sukses membuat terkejut Ara.

"Makanya jangan langsung percaya bocah itu. Nanti bilang padanya saat sudah selesai rencanamu, okey? Aku lelah harus menghadapi keluhannya." Lengan kekar itu merangkul pundak sang adik.

"Apa masih lama? Oppa ada rapat, kau lupa?"

Ara menepuk jidatnya. "Astaga aku lupa. Ayo kita ke kasir."

-YOU AND I-

Cadmon? Sepertinya aku tak asing dengan nama itu. Tapi dimana aku pernah mendengarnya?

Saat ini Rosie sudah dibalik meja kebesarannya. Sesekali wajahnya sesekali menampakkan ekspresi bingung. Ya benar, setelah perjumpaannya dengan Chan tadi dia seperti mengingat sesuatu. Rosie akhirnya memanggil Tzuyu keruangannya.

"Ada apa, Nona?" Tangan Tzuyu masih membawa Ipad ditangannya.

Rosie meletakkan pensil yang tadi di genggamannya. "Apa kita pernah bekerja dengan keluarga bernama Cadmon? Aku lupa."

Nafas Tzuyu tercekat. "Se.. sepertinya tidak nona, Kenapa? Apa ada pesanan atas nama Cadmon? Mungkin aku bisa mengeceknya."

Rosie menggelengkan kepalanya. "Tidak, tidak. Aku hanya bertanya saja. Aku hanya penasaran saja." Diakhiri dengan senyuman manisnya.

YOU AND ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang