①⑥ ≫ Punishment for Taehyung

405 28 0
                                        

'Jimin'

Yoongi bangkit dengan susah payah, ia berlari menghampiri Jungkook yang tengah menangis dengan semburat bahagia yang ketara di wajahnya.

Yoongi tampak linglung begitu berhadapan dengan Jungkook. Tangan kanan yang berhiasi darah kering serta luka sobek yang samar, wajah tampannya yang kacau dengan mata sembab dan hidung merahnya. Bahkan pakaian yang ia kenakan sudah kusut, tak berbentuk dengan noda merah di beberapa tempat yang menghiasi.

"Jimin, ada apa dengan Jimin?" Yoongi meraba-raba tubuh Jimin layaknya orang buta.

Dan begitu tangannya menyentuh jemari Jimin, ia paham, ia bahagia. Ia paham mengapa Jungkook berteriak kencang memanggil dokter tadi, dan ia bahagia karena Jimin-nya kembali. Jimin tidak akan meninggalkan dirinya seorang diri kan, setelah merusak rencana yang sudah ia susun sedemikian rupa?

Yah, Jimin tidak akan meninggalkannya!

Dokter datang bersama dengan beberapa suster di belakangnya. Ia memeriksa detak jantung Jimin dengan stetoskop dan tak lama  matanya membulat. Namun segera ia tersadar, lalu ia menyunggingkan senyum kecilnya. Ternyata Tuhan masih berbaik hati dengan Jimin.

Alat-alat yang sudah terlepas kini terpasang kembali di tubuh Jimin. Semua suster di ruangan itu ikut tersenyum, air mata mereka pun ikut tumpah. Mereka terharu akan perjuangan Jimin juga karunia dari Tuhan yang masih membiarkan Jimin menikmati suka dukanya dunia ini.

Dokter keluar dari ruang inap, menatap orang-orang yang serta merta menatap penuh harap kepadanya. Ia memberikan senyuman terbaiknya sebelum menjawab,

"Tuhan masih berbaik hati kepada Jimin juga kalian. Jimin akan sadar malam nanti, saya permisi. "

Sebelum berlalu, dokter itu berhenti tepat di samping Yoongi. "Jaga Jimin baik-baik jika anda masih menginginkannya. " lalu menepuk dua kali bahu tegap itu sebelum benar-benar berlalu meninggalkan Yoongi yang termenung sendirian di luar karena yang lainnya sudah masuk ke dalam kamar inap Jimin.

"Ya, and I won't let anyone intrude my mine."

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

"Hyung, kau tidak apa, kan? Maaf ini semua salahku, seharusnya Kookie mendengarkan hyung naik bis saja dan ini semua tidak akan terjadi. Hiks, mian. "

Tidak hanya Jimin yang mendengar ucapan Jungkook, Yoongi dan Taehyung pun mendengarnya. Yoongi menahan lengan Taehyung kala pemuda itu hendak beranjak menghampiri Jungkook. Ia tahu, Taehyung tidak akan memukul Jungkook tapi biarlah kedua submisif itu berbicara berdua dulu dengan mereka yang mencuri dengar.

"Hyung tak apa, Kookie. Hei, ini bukan salahmu, manis. Ini bukan salahmu, hanya saja takdir kita memang tertulis seperti itu. Jadi berhenti menyalahkan dirimu, okey?"

Jimin mengelus pelan pucuk kepala Jungkook, ia menahan ringisan yang akan keluar akibat menggerakkan tangannya. Ia tak ingin Jungkook tambah khawatir dan semakin menyalahkan dirinya sendiri hanya karena mendengar ringisannya saat menggerakkan tangan.

'Bukan, itu bukan salah kalian. Itu semua salahku yang tidak memperhatikan sekitar. Ku terlalu ceroboh, bodoh! ' Yoongi tersenyum miris menatap Jimin.

"Hyung"

Lamunan Yoongi buyar, ia menoleh ke arah Taehyung dengan tatapan bertanya.

"Hyung, kita tidak bisa membiarkan kejadian ini terulang lagi. " Yoongi mengangguk menyetujui.

"Kau benar, Tae. Aku juga sudah memusnahkan semut-semut kecil itu dan tinggal 'mereka' saja yang tersisa. "

"Bermain? "

αм ι ωяοиg ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang