①⑤ ≫ Meet with Appa

292 21 0
                                    

Jungkook sudah keluar dari rumah sakit tiga hari yang lalu. Ia baik-baik saja sebenarnya dan hanya mendapat beberapa luka kecil. Dan sebenarnya Jungkook bisa pulang lebih awal dari itu, namun Kim Taehyung memaksanya tinggal sehari lagi. "Kau belum benar-benar sembuh", katanya.

Dan Jungkook hanya bisa pasrah. Ia tahu jika Taehyung khawatir akan kondisinya, lagi pula jika ia menolak pun percuma. Karena Kim Taehyung dengan kepala batunya tidak akan menerima penolakan jenis apapun!

Jika Jungkook hanya mendapat beberapa luka kecil, maka berbeda dengan Jimin yang mendapat luka di sekujur tubuhnya. Namja mungil itu sudah melewati masa kritisnya setelah Jungkook keluar dari rumah sakit, namun ia dinyatakan koma dan dokter tidak tahu kapan Jimin akan sadarkan diri.

Yoongi sempat marah dan hampir membunuh dokter yang memeriksa Jimin, tapi untunglah Taehyung datang tepat waktu sehingga dokter itu masih bisa menghirup udara segar hingga kini.

"Hyung, makanlah sesuatu. "

Taehyung mendesah frustrasi, manusia kutub itu tidak makan apapun selama empat hari ini. Tubuhnya bahkan lebih kurus dari sebelumnya, kulitnya yang putih semakin pucat hingga tampak seperti mayat hidup. Sungguh, Taehyung tidak tahu lagi bagaimana caranya membujuk seorang Min Keras Kepala Yoongi. Otaknya yang kecil itu tidak dapat berpikir lebih jauh lagi.

Jungkook diam di belakang tubuh Taehyung, ia bersembunyi di belakang tubuh sang kekasih (?). Karena entah mengapa saat melihat Yoongi, keberaniannya menciut. Bahkan ia tidak berani melirik namja pucat itu, apalagi menatapnya langsung. Bisa dipastikan jika Jungkook akan pingsan ditempat.

"Hyung, apa aku boleh bicara? " cicitnya pelan.

Taehyung menoleh, dilihatnya Jungkook yang menundukkan kepalanya dengan tangan yang meremas kemeja yang ia kenakan hingga kusut. Taehyung terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepala.

"Bujuklah si pucat itu, di sangat keras kepala."

'Bukannya kalian sama saja?'

Jungkook mengangguk pelan, ia mengangkat kepalanya agar menghadap Yoongi walau tubuhnya tengah bergetar hebat sekarang. Jungkook masih bersembunyi di belakang tubuh tegap Taehyung, ia hanya menyembulkan kepalanya guna melihat tubuh Yoongi– bukan wajahnya.

"Y-Yoongi hyung, ma-makanlah se-sesuatu. K-kau tidak mau kan saat Jimin hyung terbangun nanti ia malah khawatir melihat ko-kondisimu yang tidak dalam keadaan ba-baik-baik saja? Ia pasti juga sedih me-melihatmu yang kacau seperti i-ini. " walau dengan terbata-bata dan rasa takut yang membuncah, Jungkook berhasil menyelesaikan kalimatnya.

Ia sedikit iba sebenarnya melihat kondisi Yoongi yang kacau. Ia terlihat lebih menyedihkan dari pada Jimin yang masih belum sadarkan diri. Dan sepertinya usaha Jungkook membuahkan hasil, karena Yoongi dengan perlahan meraih bungkusan yang Taehyung letakkan di nakas lalu membukanya. Menyuapkan se-sendok demi se-sendok ke dalam mulutnya walau dengan gerakan lesu.

Jungkook senang tentu saja, ia memeluk tubuh Taehyung dari belakang yang kemudian tangannya di remat pelan oleh Taehyung.

Taehyung bernapas lega, ternyata kelinci manisnya ini pintar juga membujuk orang hingga hyung-nya yang keras kepalanya ini menurut.

◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

"Hyung, kapan kau sadar?"

Jungkook berbisik pelan, pelan sekali, namun Taehyung masih bisa mendengarnya ternyata. Ia menggenggam jemari Jungkook, meremas kecil jari-jari lentik itu. Matanya menatap manik Jungkook teduh.

"Jimin akan sadar. " ia tersenyum simpul, meyakinkan kelinci manisnya.

Maka tidak ada alasan bagi Jungkook untuk tidak tersenyum juga, ia membalas senyuman Taehyung dengan anggukan antusias.

αм ι ωяοиg ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang