...Tokyo, 13 Tahun Silam.
Hari itu, ibu kota Jepang sedang diguyur hujan deras, kota yang nampak sibuk itu perlahan mulai sepi.
Para pejalan kaki memilih untuk berteduh sambil menunggu hujan reda, bulan desember yang membahagiakan.
Natal akan hadir sebentar lagi, semua orang bahagia kecuali pria kecil yang kini meringkuk disamping tempat tidurnya.
Tubuhnya tak ditutup oleh sehelai benangpun. AC ruangan berada di 17°, lelaki kecil itu kedinginan. Dia mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya sebelum suara bariton seorang pria yang dia yakini adalah ayahnya itu menginterupsi pergerakannya.
"Berhenti disana!" Gema suara menggelegar di dalam ruangan.
Tubuhnya beringsut lemas, bibirnya membiru, kepalanya pusing, punggungnya dipenuhi darah dan semua kukunya lepas entah kemana, jari telunjuknya berada diujung tanduk mungkin dalam beberapa jam lagi jarinya yang hampir putus karena ulah sang ayah yang menjempitnya di pintu tanpa perasaan akan lepas dari tangannya.
Darah membanjiri tubuhnya, semakin dia bergerak maka semakin banyak pula luka yang akan dia dapatkan.
Pintu perlahan terbuka, darisana masuk sosok lelaki kecil lain yang memandangnya nanar.
Ia berharap suatu pengampunan dari bibir kecil itu namun tak satu katapun keluar darisana.
"Kau memaafkannya?" Itu suara ayahnya bertanya pada sosok kecil yang berdiri diujung pintu
Terdiam beberapa saat...
"Apa kau ingin menyarankan sesuatu pada ayah unntuk melakukannya pada Jaemin?" Lagi-lagi dia bertanya, soal Jaemin.
Perlahan lelaki kecil diujung pintu memundurkan langkahnya lalu berbalik meninggalkan kamar Jaemin.
"Lihat Jaemin? Kakakmu bahkan tak ingin memaafkanmu! Kau ini gunanya apa? Menjijikan sekali" umpat ayahnya lalu mencambuk tubuh anak bungsunya.
Tangisan kembali pecah, Jaemin tak dapat menahan cambukan-cambukan brutal itu lagi.
"Kau harus kehilangan jarimu, lagipula semua yang ada di tubuhmu tidak berguna Jaemin-ah, kau ini pembawa sial! Istriku mati karenamu! Kau ini bodoh atau apa?!" Bentak ayahnya
Tendangan keras dilayangkan membuat Jaemin terbentur apembatas meja hingga tubuhnya limbung ke kolong ranjang.
"Akh.. Ayah maaf-kan ak-uu" Jaemin meraih kaki ayahnya
Sosok pria itu berjongkok dihadapan Jaemin, mencengkram rahang Jaemin lalu membenturkan kepala puteranya ke nakas hingga darah segar mengalir dari dahi anak kecil berumur 10 tahun itu.
Dengan tubuh bersimbah darah, Yuta mengangkat anaknya dan membalut tubuh Jaemin dengan selimut tipis lalu berjalan keluar dari rumahnya.
Sedan hitam milik ayah Jaemin itu berhenti ditengah kota yang mulai sepi, matanya melirik ke kondisi Jaemin yang sekarat. "Mati saja kau" ucapnya lalu keluar dari mobil sambil menggendong Jaemin yang pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DIBUKUKAN] Criminal, Fetish, And You.✔ [NOMIN]
Fanfic[OPEN PO] [Completed] VOTE & COMMENT PLEASE!❤ [BEBERAPA CHAPT ADA YANG DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN] ⁿᵘᵇⁱᵛᵃᵍᵃⁿᵗ; 𝗖𝗮𝘂𝘀𝗲 𝘆𝗼𝘂'𝗿𝗲 𝗮 𝗰𝗿𝗶𝗺𝗶𝗻𝗮𝗹 𝗔𝘀 𝗹𝗼𝗻𝗴 𝗮𝘀 𝘆𝗼𝘂'𝗿𝗲 𝗠𝗜𝗡𝗘 They said we had a bad romance, where I was a...