NAMANYA Vio Rasendriya, si Gigi Kelinci yang namanya wara-wiri di sebut pada kisah ini. Tentu, sebagai pemuda patah hati setelah kasihnya terhalang restu dan kepercayaan meski sebenarnya muara mereka sama-sama pada aamiin yang satu.
Namanya Vio Rasendriya, si mata empat yang tak pernah percaya diri tampil di hadapan khalayak tanpa bingkai kacamata yang menjadi ciri khasnya selama tiga belas tahun ini. Katanya, matanya menjadi semakin sipit tanpa kacamata itu.
Namanya Vio Rasendriya, si laki-laki bodoh yang dengan tangan terbuka melepas gadisnya pergi begitu saja setelah delapan tahun bersama-sama. Bahkan tanpa kata berjuang, yang benar-benar manusia-manusia harapkan.
Haha, sebutlah Vio pecundang karena melepas begitu saja Chika dengan hati yang lapang. Sebutlah dia sebagai seorang pengecut yang memilih kalah sebelum menawar kemenangan. Tapi, bukankah di dunia ini memang ada beberapa hal yang lebih baik tak diperjuangkan agar tetap berjalan sebagaimana yang diharapkan?
"Nih"
Dia menolehkan kepala. Mengernyitkan alis saat sebuah tangan terulur di hadapannya. "Apa?"
"Patah hati enggak membuat otak lo ini jadi Pentium I sampai kunci mobil aja enggak tahu, kan, Vi?"
Dia mendesis. Merotasikan bola matanya ke arah lain kemudian berangsur menegakkan punggung. "Gue tahu kalau ini kunci mobil. Maksud gue, apa alasan lo ngasih kunci ini, hum?"
Nakula Azizi Sangga Pakubuan, remaja tengil yang kebetulan harus menjadi adiknya sejak Zee masih berusia lima tahun, karena pernikahan yang mengikat Anin serta Boby belasan tahun silam. Mereka-tidak pernah berjalan pada paham yang sama. Selalu berselisih dan berseberangan sejak dulu kala. Kecuali pada satu hal-ketidaksetujuan atas pernikahan kedua orang tuanya.
"Siapa tahu aja lo mau minggat malam ini" Pria itu tersenyum miring, mengantongi sebelah tangannya kemudian menuju ke arah bibir beranda yang dibatasi besi setinggi pinggang orang dewasa. Menyiritkan mata, menatap wara-wiri manusia di pekarangan rumah tetangga mereka, "Lo enggak akan kelihatan jadi kuat dan keren dengan datang ke acara ini, Vi. Lo cuma akan menyakiti diri lo sendiri seandainya lo nekat ke sana"
"Gue tahu" Vio ikut melangkah, menyebelahi Azizi yang menolehkan kepala ke arahnya, "Tapi gue akan lebih sakit lagi kalau enggak menyempatkan diri buat menyerahkan Chika ke orang itu. Enggak akan ada yang tahu gimana nasib hubungan mereka ke depannya, Zee"
"Lo goblok namanya"
Kepala Vio langsung tertarik ke arah samping. Menoleh ke arah Zee dengan tatapan memicing tajam. "Maksud lo?"
"Ya, lo goblok. Seumur hidup baru kali ini gue lihat cowok kaya lo. Hai, Man, c'mon! Lo enggak bisa menyerahkan Chika gitu aja ke orang itu saat lo sama dia masih sama-sama punya perasaan yang belum selesai. Apa lo pikir ini jalan terbaik buat kalian berdua? Bukan. Dengan menyerahkan Chika ke pilot sialan itu, sama aja lo menginvestasikan rumah tangga yang menyeramkan buat orang yang katanya lo sayang. Lo bisa membayangkan gimana pernikahan tanpa cinta itu bakal berjalan?"
"Zee, lo masih kecil. Enggak tahu apa-apa soal apa yang gue jalanin sama Chika. Enggak tahu serumit apa hubungan kami selama ini. Jadi mending diam, karena ini bukan tanggung jawab lo buat ikut campur" gigi Vio nampak beradu di balik katupan mulutnya yang begitu tenang. Matanya menyorot tajam netra kelabu Azizi yang luar biasa magisnya, sesaat sebelum akhirnya mengembuskan napasnya perlahan, "Dan satu, lo belum ada di posisi gue. Tunggu sampai hubungan lo sama anak itu ada di titik ini, baru lo boleh berkomentar soal gue sama Chika" Vio menusuk-nusuk bahu Azizi sebanyak tiga kali dengan telunjuknya, sebelum berbalik pergi meninggalkan Zee yang mengepalkan tangannya di balik saku celana kain yang ia kenakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/249544287-288-k47545.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
End Up With You [COMPLETED]
FanfictionMemperkenalkan, Vio Rasendriya dan Yessica Tamara; Vio suka menyusup ke dalam gereja. Duduk di barisan paling belakang, mengangkat tangan hingga telinga sebelum akhirnya bersidekap di depan dada. Memejamkan mata, merapalkan doa-doa dan berpasrah kep...