Sembilan Belas : After You

452 74 153
                                    

Udah minggu depan, ya?

Udah minggu depan, ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Katanya, patah hati terberat adalah ketika orang tua yang kita jaga tak lagi bisa direngkuh sekuat tenaga. Ketika senyum yang selalu membangkitkan daya mendadak hilang tanpa memberi aba-aba, lalu meninggalkan duka di dalam dada.

Katanya pula, patah hati terberat ketika menyadari jika orang tua kita, Ibu dan Ayah, sudah semakin menua sedangkan kita belum mampu memberikan apa-apa kepada mereka—kebanggaan, ketenangan, serta kemapanan diri kita yang mereka damba.

Vio, harusnya, pernah merasakan itu. Saat ayah yang dia sayangi tak lagi bisa bercengkrama dengan dunia, ketika udara di semesta tak lagi bisa ia hidup aromanya. Harusnya, Vio sudah merasakan patah hati terberat itu ketika usianya bahkan belum menginjak angka apa pun di semesta ini.

Sayangnya, ketika perpisahan yang menyakitkan itu menyapa relung dada Ibunya, dia belum menjadi apa-apa. Belum memiliki rasa pun emosi dengan berbagai warnanya, hingga yang ia bisa hanya menerka-nerka apa yang Anin alami di hari pertama mendapatkan kabar bahwa Putra telah tiada. Menanyakan ke sang Mama bagaimana perasaannya kala itu, serta apa-apa saja yang Anin pikirkan ketika tahu raga pria yang senantiasa mendekap serta menyediakan jiwa untuk berbagi segalanya telah tiada dan terlelap dalam dekapan tanah merah yang selalu dijaga kerapiannya oleh orang-orang terdekatnya.

End Up With You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang