****
Alvaro baru saja sampai di sekolah dan memakirkan kendaraanya di parkiran khusus untuk motor. Mengingat ini adalah hari senin, jadi Alvaro datang lebih awal untuk mengikuti upacara bendera.
Senyumnya mengembang ketika melihat mobil milik sang pujaan hati baru saja memasuki parkiran sekolah, lantas ia langsung menghampiri mobil tersebut yang sudah terparkir rapi di parkiran khusus mobil.
"Morning, Car," Alvaro menyapa ketika Princeza sudah keluar dari mobilnya.
Ceza Mendengus kasar ketika melihat Alvaro sudah berdiri di depannya, kenapa ia harus bertemu Alvaro sekarang? Padahal doanya pagi ini adalah semoga dia tidak bertemu dengan Alvaro, walaupun sepertinya itu adalah hal yang mustahil mengingat Alvaro akan selalu berusaha bertemu dengannya.
"Morning," Jawab Ceza lalu melangkah pergi dengan Alvaro yang mengikutinya dari belakang.
"Kenapa?" Ceza melihat ke arah Alvaro untuk memastikan apakah pria ini sedang berbicara padanya atau tidak.
'Lo kenapa?" Alvaro bertanya lagi dan membuat Ceza yakin bahwa Alvaro sedang berbicara padanya. "Gue? Gue gak kenapa-kenapa, kok." Ceza menjawab sambil menatap bingung pada Alvaro.
"Gue liat lo di rumah sakit kemarin," ucapan Alvaro barusan berhasil membuat Ceza menghentikan langkahnya, jantungnya berdegup kencang. Ceza menelan ludahnya dengan susah payah, namun buru-buru Ceza mengubah sikapnya menjadi normal kembali.
"Hah, oh itu gue... gue...," Alvaro memicingkan matanya, merasa bingung dengan Ceza yang menjadi gugup seperti ini. "Gue abis cek kesehatan, kemarin jadwal gue check up,"
Alvaro merasa janggal dengan jawaban Ceza, dia masih setia berdiri memandangi punggung Ceza yang sudah berlalu dari hadapannya.
Alvaro tahu ada yang di senyumbunyikan oleh Ceza, namun ia memilih diam. Karena bertanya pada Ceza pun tak akan mendapatkan jawaban sama sekali, jadi biarkan Alvaro mencari tau jawabannya.
***
Upacara sedang berlangsung dan sekarang seluruh murid SMA Pohon Beringin sedang mendengarkan amanat dari bapak kepala sekolah tersayang.
Dari tempatnya Alvaro terus memperhatikan Princeza yang berbaris di barisan depan, gadis itu terlihat terus menerus meringis. Ini bukan pertama kalinya Princeza seperti itu. Setiap upacara Ceza selalu seperti itu, tak jarang pula Ceza harus pergi ke UKS ketika upacara masih berlangsung.
Yang Alvaro tahu Ceza tidak sanggup berdiri terlalu lama, Ceza akan kesulitan bernafas jika berdiri terlalu lama. Namun sepertinya masih ada lagi yang terjadi pada Ceza namun tak diberitahukan padanya.
Memangnya Alvaro siapa? Sehingga Ceza harus memberitahu segalanya pada Alvaro, untuk informasi yang tadi pun Alvaro harus terus menerus membujuk Ceza agar memberitahunya.
Baiklah PR Alvaro bertambah satu tentang Ceza, mungkin ini ada hubungannya dengan kejadian ketika Alvaro melihat Ceza di Rumah Sakit.
****
Lihatlah! Ceza saat ini sangat membutuhkan kasur, tapi seseorang memaksanya menjauh dari kasur. Dan sekarang ia terhempas di salah satu pusat pembelanjaan yang ada di ibu kota.
Coba tebak Ceza pergi dengan siapa?
Jawabannya adalah Ceza pergi dengan Sebastian Alvaro Wayangkara.
Karena itulah dari tadi Ceza menekuk wajahnya, dan tak ada sedikitpun senyum terlihat di bibirnya.
Princeza benar-benar kesal sekarang!
Gimana gak kesal, Ceza yang tadi sedang asik-asiknya santai di rumah tiba-tiba diganggu oleh kedatangan Alvaro dan memaksanya untuk ikut ke mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARALYZED
Teen Fiction[PSC#1] "Ceza, lo suka cowok yang kayak gimana sih?" Alvaro bertanya untuk menghilangkan suasana canggung di antara mereka berdua. "Yang kayak lo," Ceza menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari arah depan. Sedangkan Alvaro sudah senyum mesem men...